Prospek Industri Properti DIY 2024

Suasana pembukaan ‘Amazing REI Property Expo 2023’ bertempat di Atrium Utama Plaza Ambarrukmo, Yogyakarta. (Foto: Kiriman Y. Sri Susilo)

bernasnews — Guna mendukung perkembangan industri properti DIY untuk tahun-tahun mendatang, DPD REI DIY bekerja sama dengan Mavindo Pratama menyelenggarakan ‘Amazing REI Property Expo 2023’ bertempat di Atrium Utama Plaza Ambarrukmo, Yogyakarta.  Peserta pameran terdiri dari 29 pegembang properti terpercaya dan terkemuka, serta 6 perbankan nasional, berlangsung tanggal 20 – 25 Desember 2023.

Expo tersebut dibuka oleh Bupati Sleman Hj. Kustini Sri Purnomo, juga hadir dalam a cara pembukaan antara lain Ketua DPR REI DIY Ilham M. Nur, BPOD REI DIY Edy Susanto,  Sekjen DPP REI Ngatijan Suryo serta dari KADIN DIY Y. Sri Susilo. Tampak hadir dari perbankan antara lain Kepala Cabang Bank BRI (sponsor utama), Bank BSI Syariah dan Bank Mandiri.

Bupati Sleman dalam sambutannya mengatakan, industri properti tahun mendatang diharapkan tetap tumbuh sehingga tetap berkontribusi bagi perekonomian daerah. Menurut Kustini, bergeraknya industri properti mempunyai efek pengganda terhadap perekonomian daerah, termasuk penyerapan tenaga kerja. Seperti diketahu, tumbuhnya industri properti juga mampu mendorong terjadinya pusat pertumbuhan ekonomi baru di suatu wilayah.

Rachmad Hidayat, Dirut Mavindo Pratama menambahkan, pameran ini menjadi wadah bagi para pelaku industri properti, pengembang, agen properti dan masyarakat umum untuk menjelajahi beragam proyek properti terbaru, tren inovatif, dan peluang investasi yang menarik di jogja dan sekitarnya.

“Produk properti yang dipamerkan mulai dari apartemen, rumah, tanah, hingga proyek komersial di berbagai lokasi terbaik di DIY. Tentunya dipresentasikan dan dipamerkan dengan konsep-konsep modern dan teknologi terkini,” beber Rachmad.

Sementara dalam sesi diskusi terbatas, Dirut PT. Saraswanti Indoland Development, Tbk., Yogyakarta Bogat AR mengungkapkan, prospek industri properti secara nasional  tahun 2024 sedikit banyak dipengaruhi oleh tahun politik dan suku bunga acuan (BI7DRR). Suku bunga BI bakal memberikan pengaruh negatif terhadap sektor properti. Sebab, masyarakat menjadi berhati-hati dalam mengambil kredit untuk membeli properti. 

Menurut Bogat AR, bahwa sektor properti diproyeksikan akan ikut terdampak memasuki tahun politik 2024. Tahun politik mendatang menjadi tahun yang perlu diantisipasi bagi para pemangku kepentingan, termasuk di sektor properti. Berdasarkan hasil riset tersebut, pada tahun politik, pendapatan dan penjualan sektor properti cenderung mengalami kontraksi.

“Lantas bagaimana dengan prospek industri properti DIY tahun 2024? Karena sifat industri properti yang membutuhkan pendanaan besar serta pertimbangan-pertimbangan  dari banyak aspek, maka Pilpres dan Pemilu Legislatif yang sukses menjadi harapan untuk mendorong pertumbuhan industri properti tahun 2024 di DIY,” ungkap Bogat AR, yang juga merupakan Ketua KAFEGAMA DIY.

Seperti diketahui, PT. Saraswanti Indoland Development, Tbk atau akrab dengan disebut SWID perusahaan yang dipimpin Bogat ini bergerak dalam bidang pengembang apartemen, hotel dan gedung pertemuan.

Sebagian undangan yang hadir dalam pembukaan ‘Amazing REI Property Expo 2023’ bertempat di Atrium Utama Plaza Ambarrukmo, Yogyakarta. (Foto: Kiriman Y. Sri Susilio)

Ketua DPD REI DIY Ilham M. Nur juga memberikan pernyataan terkait prospek industri properti DIY di tahun depan. Menurutnya, prospek industri properti di DIY tahun 2024 akan bertumbuh baik, apabila di tahun anggaran 2024 diterbitkan lagi Permenkeu tentang PPnDTP (PPn Ditanggung Pemerintah) 100% sampai dengan Juni 2024.  

“PPnDTP tersebut akan diterapkan 50persen sampai dengan Desember 2024 dan ini melanjutkan PPnDTP tahun 2023, yang berlaku sejak 1 November 2023 sampai dengan 31 Desember 2023,” harap Ilham.

Ilham menegaskan, sebenarnya pasar properti di DIY relatif stabil. Pasalnya permintaannya tidak hanya dari masyarakat DIY saja tapi hampir dari seluruh kota di Indonesia. Kondisi tersebut mungkin disebabkan oleh kondisi DIY yang relatif aman, ramah dan  kondisi masyarakat yang heterogen.”Di samping itu, juga sangat didukung identitas Kota Jogja sebagai kota tujuan wisata  dan pendidikan,” tandasnya.

Hal senada juga disampaikan oleh Y. Sri Susilo, Pengamat ekonomi properti dan Pengurus KADIN DIY yang mengatakan, meskipun dimungkinkan terdampak tahun politik dan suku bunga tinggi, tahun depan (tahun 2024) industri properti DIY masih menjadi daya tarik pembeli khususnya dari luar DIY. Menurut Susilo, mayoritas pembeli properti DIY adalah dari luar wilayah DIY yang mempunyai ikatan emosional dengan Kota Yogyakarta.

“Sebagai contoh, pensiunan yang ingin menikmati masa pensiun, orang tua yang mempunyai anak kuliah  dan masyarakat yang berminat investasi properti di DIY,” pungkas Susilo, yang juga sebagai penggiat pariwisata di Yogyakarta. (ted)