bernasnews — Peristiwa krisis ekonomi pernah dialami oleh Indonesia, menurut data terjadi pada tahun 1998, 2008, 2013, dan tahun 2020. Sementara data Usaha, Kecil, Mikro dan Menengah (UMKM) berdasar data dari Kementerian Koperasi dan UMKM, di Indonesia terdapat 65,4 juta UMKM, pada tahun 2019.
Apa hubungannya peristiwa krisis ekonomi dengan keberadaan UMKM? Di sini penulis ingin mencoba memaparkan dimana para ahli dan pakar ekonomi mengatakan, bahwa krisis ekonomi di Indonesia tidak begitu terasa gejolaknya karena ditopang oleh bisnis yang dilakukan oleh UMKM. Terkecuali oleh usaha-usaha/ bisnis bersekala besar yang terdampak.
Sehingga menurut hemat penulis, dapat disimpulkan bahwa peran UMKM dalam perekonomian sungguh sexy dan mempunyai nilai strategis.Hal ini dikarenakan usaha UMKM berkutat lebih pada produk dalam negeri (PDN). Oleh karena itu, pemerintah yang berwenang dituntut lebih untuk meningkatkan jumlah UMKM, serta meratakan keberadaannya dan pemberdayaan di seluruh penjuru daerah di Indonesia.
Menurut Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan pada sebuah acara festival di Kalimantan Utara mengungkapkan, bahwa sejak peluncuran Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia pada tahun 2020, jumlah UMKM yang oboarding ke ekosistem digital mencapai 22,68 juta UMKM per Juni 2023.
Melihat dari perkembangan UMKM yang telah go digital ini, penulis sangat meyakini bahwa di sini ada peran juga dari PT. Bank Rakyat Indonesia, Tbk (BRI). Pertama, BRI telah lama dikenal dengan sebutannya banknya UMKM lantaran adanya beberapa program pendanaan (kredit) yang cukup murah dengan pokok bunga rendah. Juga mempunyai program Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk mefasilitasi pembiayaan Ultra Mikro.
Kedua, menyoal digitalisasi tentu tak lepas dari adanya sinyal internet. Kepemilikian sistem satelit sendiri oleh BRI, yang diluncurkan pada tanggal 18 Juni 2016 ini. Secara signifikan ada pengaruhnya dalam perkembangan UMKM di Indonesia. Apalagi tumbuh kembangnya UMKM berada banyak di wilayah pelosok dan perdesaan, meskipun hal ini hanya berdasar asumsi penulis dan perlu ada penilitian oleh pihak BRI.
Sebagaimana dengan tema ‘Memberi Makna Indonesia’, dalam menyambut Hari Ulang Tahun Ke-128 BRI, tepat pada tanggal 16 Desember 2023 mendatang. Ada sebuah tanggung jawab besar untuk mengembangkan UMKM dengan prinsip-prinsip manajemen moderen tanpa meninggalkan ciri kearifan lokal UMKM itu sendiri. Pasalnya dalam kurun waktu 2019, UMKM jumlah unit usahanya sampai 65,4 juta mampu menyerap tenaga kerja sekitar 123,3 ribu tenaga kerja.
Meningkatkan UMKM menjadi bankable, BRI dengan kemampuan yang dimiliki bisa melakukan dengan mencoba konsep pentahelix, yang telah dipergunakan dalam dunia kepariwisataan. Dimana unsur pemerintah (pemda), akademisi atau kampus setempat, badan dan atau pelaku usaha (UMKM), masyarakat atau komunitas serta media massa. Selamat Ulang Tahun Ke-128 BRI, bank rakyatnya Indonesia. (tedy kartyadi)