News  

Dua Episode Serial TIRA Tayang Perdana di JAFF, Jadi Film Superhero Terbaru di Indonesia

Penayangan dua episode Tira bersama produser Joko Anwar, sutradara Zahir Omar serta aktor Bhisma Mulia di Jogja-NETPAC Asian Film Festival. (Foto : Wulan/ bernasnews)

bernasnews –  Serial Tira menggelar penayangan perdana di Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF) 2023. Penayangan ini mengawali perilisan serial live action superhero terbaru dari Jagat Sinema Bumilangit, sebelum tayang secara luas di Disney+ Hotstar pada Desember mendatang.

Produser film Joko Anwar mengatakan sengaja tidak menyutradarai serial Tira kali ini. Dalam projek ini, ia menggandeng sutradara asal Malaysia, Zahir Omar untuk menggarap delapan episode serial Tira yang diadaptasi dari komik berjudul ‘Dracula’ karya Nono GM yang terbit pada 1975 tersebut.

“Zahir sudah lama bekerja di Indonesia sebagai TV Commercial Director, tapi dia juga sudah membuat film yang sangat luar biasa judulnya Fly by Night dan tayang juga di JAFF. Ketika lihat film ini, kami melihat talenta yang luar biasa, craftsmanship yang sangat tinggi dan itu kriteria yang kami cari untuk sutradara dari Jagat Sinema Bumilangit termasuk Tira, sangat puas di luar ekspektasi kami,” kata Produser film Joko Anwar usai penanyangan perdana di JAFF, Rabu (29/11/2023), malam.

Serial Tira ini akan memperkenalkan karakter baru dalam alam semesta Bumilangit, yakni Tira yang diperankan oleh Chelsea Islan. Rupanya untuk mempersiapkan serial Tira ini membutuhkan waktu yang cukup lama. Joko Anwar mengungkap mereka butuh waktu tiga tahun untuk bisa memproduksi 8 episode serial superhero.

Berbagai faktor menjadi alasan utamanya, salah satunya adalah karena pandemik dan resources yang sedikit.

“Ini proyek dari tahun 2020 ya. Cukup lama ya, tiga tahun untuk pembuatan series superhero delapan episode,” ungkap Joko.

Kedepan, Joko meyakini bahwa petualangan Tira dan kisah BCU akan terus berkembang. Ia tak segan menyebut bahwa karakter Tira telah diplot untuk menjadi bagian dari film BCU mendatang, yakni Godam dan Tira dan diharapkan akan mendapatkan respon hangat dari penonton nantinya.

“Jika responnya (penonton) hangat, tentu kita akan melanjutkannya. Kita membuat sesuatu harus melihat seberapa besar minatnya. Jika minatnya tinggi, kita bisa mengumpulkan sumber daya dan membuatnya semakin bersemangat,” ucapnya.

Selaku sutradara, Zahir Omar dalam kesempatan tersebut membeberkan alasannya mengapa memilih aktris Chelsea Islan untuk memerankan tokoh Suci yang jadi seorang stuntwoman dalam serial tersebut.

Menurut dia, Chelsea Islan memiliki karakter yang sama dan kuat dengan sosok Suci. Sehingga pihaknya bersyukur bisa menemukan pemeran yang tepat untuk menjadi superhero terbaru dari Jagat Bumilangit itu.

“Chelsea Islan dan Suci memiliki karakteristik yang mirip banget. Baik dari segi insecurities-nya, dari word addict-nya, itu semua ciri-ciri yang ada di Suci. Dan yang jelas, sangat beruntung mendapatkan Chelsea untuk berperan sebagai Suci,” terang Zahir.

Sementara Penulis serial Tira, Aline Djayasukmana menyebut bahwa naga yang ditampilkan dalam serial Tira ersebut terinspirasi dari naga Jawa. Hal itu dipertimbangkan karena ingin menonjolkan unsur lokal yang kuat.

“Jadi kita eksplorasi naganya ini kita bikin lokal banget. Base-nya itu naga Jawa, jadi bukan naga Tionghoa atau western. Karena kita juga punya naga Jawa, naga kita sendiri,” kata Aline.

Salah satu pemain, Bhisma Mulia juga menyampaikan tantangannya dalam memerankan karakter Ben di serial Tira ini.

“Karakter Ben adalah karakter yang sangat informatif. Ia sangat excited dalam menyampaikan informasi-informasi tersebut. Kesulitannya adalah bagaimana informasi yang diberikan tersebut dapat sampai ke penonton.” pungkasnya. (lan)