News  

Bank Indonesia Optimis Pertumbuhan Ekonomi 2024 Terus Positif Meski Ada Ketidakpastian Ekonomi Global

Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) 2023 di Royal Ambarukmo Yogyakarta. (Foto : Wulan/ bernasnews)

bernasnews – Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) 2023 kembali digelar dan diikuti serentak oleh berbagai Kantor Perwakilan BI, termasuk BI DIY.

Dalam kesempatan tersebut, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan londisi dunia yang sedang tidak baik-baik saja. Ada banyak isu domestik di berbagai negara yang berdampak pada global, seperti inflasi di Amerika Serikat (AS) yang diikuti suku bunga yang tinggi, kemudian di China terjadi perlambatan ekonomi dan krisis properti. Sehingga harus menjadi perhatian agar tak berdampak pada perekonomian Indonesia yang signifikan.

Selain itu perubahan iklim yang dampaknya semakin dirasakan lantaran adanya penurunan pada produksi pangan dan 22 negara yang membatasi ekspor pangan. 

“Sekarang 22 negara menghentikan ekspor dan membatasi ekspor pangan. Tapi alhamdulillah dan patut disyukuri, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih tetap tumbuh dan stabil yakni di kisaran lima persen,” kata Presiden Joko Widodo dalam siaran langsung acara PTBI 2023 di Jakarta.

Usai mendengarkan arahan, Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) mengungkap bahwa perekonomian di Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2024 akan terus melanjutkan pertumbuhan positif dengan laju inflasi yang melandai.

Plh Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia DIY Heru Saptaji menyakini permintaan domestik masih terjaga ditambah momentum pemilu serentak, serta berlanjutnya pembangunan Proyek Strategis Nasional (PSN) menjadi faktor pertumbuhan ekonomi hingga saat ini.

Heru meyakini perekonomian DIY pada 2024 bakal tumbuh positif pada kisaran 4,8-5,6 persen (year on year/yoy). Kondisi itu melanjutkan pertumbuhan positif ekonomi DIY yang pada akhir 2023 diproyeksikan tetap resilien pada rentang 4,6-5,4 persen (yoy), didukung permintaan domestik yang masih terjaga.

“Sementara dari sisi inflasi, hingga akhir tahun 2023 diperkirakan masih berada dalam sasaran target inflasi Bank Indonesia pada kisaran 2,00-4,00 persen (yoy),” ujar Plh Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia DIY Heru Saptaji.

Meski begitu, Heru menuturkan ada tantangan yang perlu diwaspadai di 2024 salah satu nya mengarah pada ketidakpastian ekonomi global yang berpotensi berdampak terhadap kinerja ekspor termasuk ekspor jasa, khususnya jasa pariwisata.

Selain itu, juga potensi tekanan inflasi domestik dari sisi suplai terutama dari komoditas energi dan pangan.

“Dari sisi permintaan, dorongan kenaikan harga juga perlu diantisipasi sejalan dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi yang masih cukup kuat,” jelasnya.

Heru pun menyampaikan tiga rekomendasi untuk memperkuat ketahanan dan pertumbuhan ekonomi DIY kedepannya, di antaranya perlu penguatan lapangan usaha utama untuk menjaga resiliensi ekonomi DIY. 

Pariwisata sebagai urat nadi perekonomian DIY perlu dioptimalkan seiring dengan pembangunan jalan tol untuk menciptakan quality tourism. Lalu memperkuat sinergi dan kolaborasi dalam merumuskan langkah antisipatif pengendalian inflasi serta penguatan iklim investasi untuk mendorong peningkatan multiplier effect pada perekonomian daerah. 

“Kami berharap penguatan iklim investasi dapat didorong melalui rumusan regulasi daerah dan pemetaan potensi daerah,” pungkasnya. (lan)