bernasnews — Persoalan sampah anorganik menjadi issue yang menarik dewasa ini, seiring dengan kebijakan Pemda DIY yang akan menutup TPS Piyungan serta mengembalikan pengolalaan sampah ditangani sendiri oleh Kota/ Kabupaten di DIY.
Sehingga munculah pendirian bank sampah-bank sampah disetiap wilayah karena sampah anorganik semacam plasti, kertas, dan logam apabila warga bersedia memilahnya masih ada nilai ekonomisnya untuk dijual. Selain itu, juga tumbuh upaya-upaya kreatif terkait kegiatan 3 R (Reduce, Reuse, Recycle) sampah.
Salah satunya adalah membuat Eco Brick, yang dapat dimanfaatkan untuk dijadikan sebuah karya seni yang indah seperti yang dilakukan oleh Kelompok Bermain dan Taman Kanak-kanak Marsudirini Santa Theresia Boro, Kalibawang, Kabupaten Kulon Progo, pada tanggal 2 November 2023 lalu.
“Kegiatan ini ini merupakan implementasi penerapan kurikulum merdeka pada P5 (Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila) dengan Topik ‘Menjaga Bumi’ dan Sub Topik ‘Memanfaatkan sampah menjadi Berkah’,” terang Maria Putri Novitasari, Penanggung Jawab Kegiatan P5 di KB-TK Marsudirini Santa Theresia Boro melalui whatsapp, Sabtu (25/11/2023).
Lanjut Putri menjelaskan, bahwa dengan berbahan Eco Brick tersebut anak didik membuat hiasan taman sekolah, bertuliskan KB TK dan bentuk jantung hati. Menurutnya, dengan semangat yang luar biasa dari siswa-siswi dalam mencari sampah di sekitar sekolah juga mengumpulkan sampah plastik di sekitar rumah.
“Tak luput juga dukungan dari para orang tua murid sehingga kegiatan ini mampu memanfaatkan sampah plastik di sekitar sekolah dan di lingkungan rumah siswa siswi sebanyak 15 kilogram dan 240 botol air mineral,” lanjut Putri.
Dikatakan, kegiatan itu dimulai pada hari Selasa 24 Oktober 2023.Pada hari pertama anak-anak diajak untuk berjalan-jalan di sekitar sekolah untuk mencari sampah Plastik dan Botol air mineral 600ml. Setelah dirasa cukup anak-anak kembali ke sekolah dan melanjutkan proses memilah sampah. Sampah-sampah plastik yang kotor dicuci kemudiann dijemur.
“Hari berikutnya anak-anak diberikan tugas menggunting-gunting sampah plastik dengan ukuran tertentu yang sudah disepakati bersama sebelumnya. Setelah dirasa cukup sampah plastik yang digunting, anak- anak melanjutkan memasukan sampah plastik tersebut kedalam botol air mineral 600 mililiter. Dalam memasukan ke dalam botol harus sampai padat, yang jika ditimbang dalam 1 botol kurang lebih berat 200 gram,” papar Putri.
“Setelah botol-botol terisi penuh, anak anak melanjutkan kegiatan berupa mengecat bagian bawah botol, dengan berbagi warna sesuai keinginan dan kreativitas mereka,” imbuhnya.
Beberapa guru membantu menata botol yang telah dicat ke dalam tempat yang sudah dipersiapkan yang telah dibentuk menjadi huruf K B T K dan bentuk jantung hati, dengan proses hampir 2 pekan dilalui. Kini menjadi suatu karya hiasan taman yang sangat Indah yang dibuat dengan penuh cinta oleh anak-anak KB-TK Marsudirini Santa Theresia Boro.
“Harapannya, dari kegiatan P5 yaitu berupa membuat Eco Brick dapat menumbuhkan kesadaran bagi siswa dan para orang tua untuk lebih peduli ikut serta mengurangi sampah plastik dan dapat memanfaatkan menjadi sesuatu yang berguna,” ungkap Maria Putri. (zbd/ ted)