bernasnews – Konferensi tahunan ke 46 Federasi Asosiasi Ekonom ASEAN (FAEA) resmi dibuka di The Alana Yogyakarta Hotel & Conventions Center, Jumat (17/11/2023).
Mengusung tajuk Empowering Collaboration to Shape ASEAN Economic Sustainability, Ketua pelaksanaan FAEA ke-46, Muhammad Edhie Purnawan mengatakan kegiatan ini diisi organisasi profesional beranggotakan asosiasi ekonom dari 7 negara Asean, yaitu Indonesia, Malaysia, Thailand, Singapura, Vietnam, Filipina, dan Kamboja.
Setidaknya 200 peserta ekonom yang memiliki latar belakang akademisi, pengusaha, hingga pemerintah sebagai pembuat kebijakan, itu membahas terkait isu ekonomi terkini di kawasan ASEAN.
“Pertemuan ini di bahas beberapa hal, terutama pengaruh geopolitik, karena adanya perang dan juga kelompok-kelompok yang berseberangan. Kemudian juga kondisi geoekonomi, dimana harga komoditas tidak stabil,” ujar Ketua pelaksanaan FAEA ke-46, Muhammad Edhie Purnawan, Jumat (17/11/2023).
Selain membahas isu ekonomi, konferensi tersebut juga membahas isu non ekonomi yang berdampak pada ekonomi, salah satunya perubahan iklim yang belakangan terjadi cukup ekstrem. Edhie menyebut FAEA mengeluarkan deklarasi yang berisi 10 poin.
Yang pertama mendorong peningkatan konektivitas ASEAN melalui pengembangan infrastruktur fisik, digital dan kelembagaan, FAEA juga menyadari pentingnya kolaborasi antar perekonomian ASEAN dan mitra lainnya untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, berketahanan dan inklusif di tengah tantangan global seperti pandemi, perubahan iklim, persaingan geo-ekonomi dan geo-politik.
“FAEA juga mendukung keterlibatan inisiatif sektor swasta, universitas, organisasi penelitian, asosiasi, dan lembaga pemerintah untuk mendorong kemajuan praktik ekonomi berkelanjutan. Yang ketiga FAEA juga mendukung upaya penguatan integrasi ekonomi ASEAN melalui implementasi ASEAN Comprehensive Work Plan (ACWP) 2021-2025 dan inisiatif lainnya, seperti Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP), ASEAN Single Window (ASW), dan ASEAN Cetak Biru Masyarakat Ekonomi 2025,” ucap dia.
Lalu pada poin berikutnya, Edhie mengatakan FAEA juga memandang penting adanya integrasi digital sebagai salah satu faktor penting untuk mendorong perekonomian ASEAN bersaing lebih efektif, mengurangi kesenjangan digital, dan menciptakan kawasan ASEAN yang lebih inklusif,” demikian antara lain Deklarasi FAEA. Selain itu, FAEA mendorong produksi pangan berkualitas dan perdagangan barang yang berkelanjutan di seluruh negara ASEAN yang terkena dampak negatif krisis iklim. Karena itu, FAEA berkomitmen untuk mempromosikan dan mengadvokasi kebijakan terhadap lingkungan dan ketahanan pangan.
Menurut Edhie, dalam deklarasi itu FAEA mendorong para ekonom dan asosiasi ekonomi untuk melakukan kajian kebijakan dan penerapan kebijakan ekonomi yang bijaksana untuk memitigasi gejolak yang berasal dari luar kawasan ASEAN.
“FAEA mendorong eksplorasi ide dan kerja sama dalam kegiatan ekonomi pelengkap yang berdampak pada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), rantai pasokan global, transformasi digital, dan penggunaan sumber energi terbarukan secara lebih luas. Selain itu, FAEA juga mendorong pendalaman hubungan antar manusia di seluruh ASEAN untuk membangun pemahaman yang lebih kuat menuju terciptanya kolaborasi berbasis kepercayaan,” jelasnya.
Sejalan dengan hal tersebut, Ketua Umum PP ISEI sekaligus Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan harapan bahwa dengan FAEA Conference ini FAEA perlu berkontribusi untuk ikut memitigasi dampak global spillover.
“FAEA perlu menjadi pelaku penting di dalam mendorong sinergi dan kolaborasi Asean,” kata Perry.
Sementara Wakil Ketua Pelaksana FAEA Conference ke-46, Irma Shantia Dewi menambahkan konferensi FAEA itu merupakan bentuk konkret dalam lingkup kecil di ASEAN. Ditunjuk nya Indonesia tepatnya di Yogyakarta sebagai tuan rumah, karena banyak pertemuan ASEAN yang digelar di Indonesia sepanjang 2023.
“Sehingga konferensi FAEA ini menjadi bagian dari seluruh grand event ASEAN. Karena tahun 2023 ini, Indonesia menjadi tuan rumah, mulai dari G20, KTT ASEAN. Konferensi ini menjadi hal yang tidak terpisahkan, dan selama ini kolaborasi ASEAN sudah berjalan sangat baik,” pungkasnya. (lan)