Mencermati dengan Mata Hati Sosok Prof. Mahfud MD Sebagai Cawapres RI

Prof. Mahfud MD (Kiri) dan Prof. Edy Suandi Hamid foto bersama saat bertugas di Moscow, Rusia. (Foto: Istimewa)

bernasnews — Dipilihnya Prof. Mahfud MD sebagai cawapres Ganjar Pranowo di tengah suara pro-kontra penurunan syarat batas minimal usia cawapres/ syarat khusus minimalnya pernah atau sedang menjabat kepala daerah, memberikan banyak keuntungan bagi Ganjar Pranowo menuju kursi Presiden RI. Jalannya menjadi lebih mulus dengan memilih pasangan Prof. Mahfud MD, yang memiliki pengalaman komplet sebagai eksekutif, legislatif, maupun yudikatif.

Demikian disampaikan oleh Prof. Dr. Edy Suandi Hamid, M.Ec, Rektor Universitas Widya Mataram (UWM) Yogyakarta, yang telah bersahabat dengan Prof. Mahfud MD puluhan tahun hingga saat ini dan mengenalnya cukup dalam. Di samping sama-sama sebagai dosen di Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta, juga sama-sama mengurus UWM Yogyakarta.

Menurut Prof. Edy, nilai tambah Prof Mahfud MD bagi Ganjar Pranowo. Ia adalah sosok yang paham dan sekaligus praktisi bidang pendidikan, serta ahli agama dengan pandangan yang moderat yang bisa dterima oleh sebagian besar umat Islam juga penganut agama lainnya. “Ini modal besar yang dibutuhkan bangsa ini, yang pendidikan masih relatif tertinggal serta dapat menjaga harmoni antar berbagai kelompok keagamaan masyarakat,” ungkap Prof. Edy, melalui pesan elektronik kepada bernasnews, Rabu (18/10/2023).

Lebih dari itu, semua orang melihat Prof. Mahfud MD sebagai sosok yang tegas, dan bersih, yang tidak tersandera oleh masalah apapun. Orang susah mencari kartu mati Prof. Mahfud MD sehingga jika nanti bersama Ganjar Pranowo terpilih sebagai Presiden-Wapres RI, maka bisa lebih independen membuat kebijakan.

“Dia tidak bisa ditekan, dan diancam apapun lantaran statusnya sangat bersih, dan juga sangat sederhana untuk pejabat selevel dia. Mudah-mudahan Parpol pengusung juga nanti tidak masuk terlalu jauh atau mengintervensi yang bisa mengganggu pasangan ini kalau terpilih nanti, dalam melaksanakan amanah rakyat,” kata Rektor UWM, yang juga begawan ekonomi.

Lantas bagaimana potensi keterpilihannya? Walau hadangan berat dari dua calon lain, terutama Prabowo, namun peluang untuk unggul sangat besar. Jika Prabowo sampai memilih Gibran sebagai calon, maka ini bisa kontraproduktif bagi Prabowo. Kalangan menengah atas, dan terdidik yang tadinya bersimpati pada Prabowo, bisa beralih ke yang lain.

“Ini karena persepsi publik yang muncul, walau keputusan itu legal perubahan persyaratan Cawapres ini by design untuk mengantarkan putra sulung presiden menjadi Cawapres. Ini bisa menggerogoti suara Prabowo, dan pemilihmya beralih ke Ganjar-Mahfud,” tandas Prof. Edy, yang juga mantan jurnalis. (nun/ ted)