bernasnews – PT Kereta Api Indonesia (KAI) DAOP 6 menggelar perlombaan unik di Depo Lokomotif Yogyakarta, Rabu (26/9/2023) dalam rangka menyambut HUT Ke-78.
Kepala Daop 6 Jogja, Bambang Respationo bukan tarik tambang biasa yang diperlombakan tetapi tarik tambang ‘melawan’ lokomotif dimana bobot berat lokomotif yang ditarik itu mencapai 80 ton.
“Ini merupakan rangkaian dari kegiatan perayaan HUT ke-78 KAI. Khusus hari ini kita menggandeng teman-teman dari Dishub, Dispar, kemudian kepolisian dan teman media untuk berpartisipasi,” kata Kepala Daop 6 Jogja, Bambang Respationo, Rabu (26/9/2023).
Bambang menuturkan ada dua lokomotif kereta api yang ditarik untuk dilombakan yaitu jenis CC 204 buatan General Electric (GE) Amerika Serikat.
Masing-masing lokomotif ditarik menggunakan tambang oleh satu kelompok yang terdiri dari 10 orang. Dalam keadaan mesin lokomotif hidup, para peserta harus beradu cepat menarik dari titik start sampai finish sejauh 15 meter.
“Jadi ini cepat-cepatan, paling dulu sampai itu yang menang, jaraknya 15 meter. Ini masing-masing lokomotif beratnya 80 ton yang ditarik 10 orang dalam satu tim,” ucap dia.
Peserta yang ikut lomba tarik lokomotif terdiri dari internal PT Kereta Api Indonesia dan dari eksternal. Ada dari kepolisian, Dinas Perhubungan hingga dari kalangan jurnalis.
Suasana sangat seru ditambah para peserta saat menarik lokomotif terdengar riang. Setiap peserta harus menggunakan helm dan tali berbentuk rompi demi keamanan.
Bambang menyebut perlombaan ini bukan untuk sekedar mencari pemenang atau yang kalah yang tetapi sebagai semangat kebersamaan yang diutamakan.
“Lomba ini sebagai upaya menjaga sinergi yang ada antara PT KAI Daop 6 dengan berbagai instansi terkait. Intinya adalah untuk kebersamaan. Selain itu untuk mengenalkan lingkungan kerja kita Depo Lokomotif Yogyakarta, sebagai tempat perawatan kereta api,” ucapnya.
Perlombaan ini dimenangkan oleh tim dari Dinas Perhubungan Yogyakarta. Salah satu perwakilan tim Dishub, Darwantoro mengaku baru kali ini mengikuti lomba tarik lokomotif.
Menurutnya, momen paling berat dalam perlombaan ini adalah saat awal-awal menarik lokomotif.
“Belum pernah ikut sama sekali, ini pertama. Ya yang sulit itu ketika mau narik pertama itu sulit, ketika lokomotif berjalan tinggal narik aja. Kalau awal berat sekali, tangan dan tumpuan kaki berat sekali,” imbuh dia. (lan)