News  

TBM Bercak Pustaka dan Desa Prima Melati Sambirejo Gunungkidul Olah Limbah Gedebog Pisang Jadi Makanan Lezat

TBM Bercak Pustaka dan Desa Prima Melati Sambirejo Gunungkidul Olah Limbah Gedebog Pisang Jadi Makanan Lezat. (Foto : Istimewa)

bernasnews – Tidak banyak masyarakat yang mengetahui manfaat dari limbah tanaman pisang misalnya gedebog atau batang pisang untuk olahan pangan lokal.

Untuk mengolah potensi tersebut, Desa Prima Melati yang merupakan salah satu kelompok wanita yang telah berhasil melakukan bisnis olahan dengan memproduksi keripik taro berbahan dasar gedebog pisang.

Melihat potensi tanaman pisang di Padukuhan Bulu, Diah Fitria Widhiningsih selaku ketua dan pendiri Taman Bacaan Masyarakat (TBM) yang kerap disebut Bercak Pustaka ini menginisiasi kegiatan kolaborasi dengan Desa Prima Melati.

“Awalnya saya mengenal Desa Prima Melati saat melakukan kegiatan pengabdian masyarakat di Kalurahan Sambirejo, Gunungkidul bersama tim Prodi Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian UGM pada tahun 2018. Mereka sangat kreatif dan inovatif,” Ketua dan pendiri Taman Bacaan Masyarakat (TBM),Diah Fitria Widhiningsih, Minggu (20/8/2023).

Fitria melihat sudah waktunya bagi Desa Prima untuk mengepakkan sayap dalam rangka branding kelompok sebagai narasumber. Ia pun lalu mengajak pengurus Bercak Pustaka untuk mengundang Bu Suratmi dan Bu Sulastri sehingga mereka dapat berbagi ilmu dan pengalaman pada ibu-ibu PKK dan KWT Bulu Makmur.

“Kegiatan ini mendapat respons positif dari peserta pelatihan. Para peserta mengaku bahwa kegiatan ini menambah pengetahuan dan keterampilan mereka dalam memproduksi olahan produk lokal dan menariknya bahan dasarnya sangat mudah dijumpai yaitu gedebog pisang. Hal yang membuat ibu-ibu bersemangat adalah mereka tidak perlu mengeluarkan biaya untuk membeli bahan baku tersebut. Selama ini mereka tidak memanfaatkan limbah tanaman pisang. Sebagian besar hanya menumpuk gedebog pisang di lahan,” ujarnya.

Lebih lanjut, Fitria mengatakan bahwa rangkaian kegiatan di Bercak Pustaka tidak hanya berhenti pada olahan pangan lokal untuk ibu-ibu tetapi juga penyuluhan bagi anggota keluarga lainnya.Harapannya dengan program itu, seluruh lapisan masyarakat dapat memperoleh manfaat untuk peningkatan kesejahteraan dan pelestarian lingkungan.

Di samping itu, terdapat peningkatan jejaring antarkelompok sehingga kegiatan ini juga menghadirkan perwakilan dari KWT lain di Gunungkidul yaitu KWT Ngudi Lestari.

“Kami sudah melakukan kegiatan edukasi bagi anak-anak dan remaja tentang pentingnya mengelola limbah yang ada di rumah. Kemudian, kami melakukan praktik sederhana untuk pemilahan limbah organik dan bermain game untuk misi pengolahan limbah yang dapat mereka lakukan. Berikutnya, kami bersama penyuluh pertanian setempat akan melakukan pelatihan tentang praktik pengolahan limbah organik yang mudah dilakukan oleh petani dan keluarganya,” pungkasnya. (lan)