bernasnews – Perkembangan teknologi sekarang ini semakin pesat sehingga generasi muda pun benar-benar harus siap dalam tantangan masa depan, termasuk dalam bidang pendidikan. Oleh karena itu, guna memperluas informasi dalam Kurikulum Merdeka Belajar ini maka diselenggarakan kegiatan Capacity Building Pembelajaran Diferensiasi antara SMK St. Fransiskus dan SMA Sedes Sapientiae.
Acara yang dikemas dalam bentuk kegiatan Pelatihan Pembelajaran Berdiferensiasi & Pembuatan Aksi Nyata, yang dilaksanakan di Aula Kompleks Marsudirini Bangkong, Semarang, Kamis 13 Juli 2023. Menghadirkan rarasumber Dr. Muhamad Syaiful Hayat, M.Pd.
“Pembelajaran Berdiferensiasi merupakan manifestasi pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan belajar murid dan bagaimana guru bisa merespon kebutuhan belajar tersebut,” kata Syaiful, dalam keterangan yang dikirim pada redaksi bernasnews.
Menurutnya, pelatihan Pembelajaran Berdiferensiasi merupakan solusi bagi permasalahan terkait pembelajaran di kelas yang berpihak pada kepentingan murid. “Maka penting apabila guru harus memetakan kesiapan belajar, minat belajar dan profil belajar yang berbeda-beda,” ungkap Syaiful.
Sementara itu, Sr. M. Susanna, OSF selaku Kepala Perwakilan Yayasan Kompleks Bangkong menambahkan, bahwa pelatihan ini bertujuan untuk lebih memperdalam pemahaman tentang metode pembelajaran dan mengaplikasikannya.
“Karena para pemangku pendidikan juga harus belajar bagaiamana kita mendampingi dan mengajar anak-anak supaya skill dan bakat anak tergali,” tandas Sr. M. Susanna, OSF.
Para peserta pelatihan terlibat aktif dan kritis dalam berdinamika kelompok untuk mencoba memberikan evaluasi dan memberikan checklist dari rancangan pembelajaran berdasarkan konsep Kurikulum Merdeka.
Harapan dari kegiatan pelatihan, guru-guru SMK St. Fransiskus dan SMA Sedes Sapientiae dapat menciptakan pengalaman belajar yang disesuaikan dengan kebutuhan unik setiap siswa. Dengan menerapkan metode ini juga akan memberikan dampak positif bagi para siswa, membangun kreatifitas serta meningkatkan hasil belajar.
“Sehingga sekolah bisa berkomitmen untuk terus menjadi pusat pendidikan yang mampu berorientasi dalam pemenuhan kebutuhan siswa di era digital,” pungkasnya. (zbd/ Mrs. Natalia, SMK St. Fransiskus Semarang)