News  

Kawal Indonesia Ajak Warga Jogja Perangi Hoaks Dengan Paham Berdigitalisasi

Kawal Indonesia Ajak Warga Jogja untuk Perangi Hoaks Dengan Paham Berdigitalisasi. (Foto : Wulan/ bernasnews)

bernasnews – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) berkomitmen untuk mengawal transformasi digital di Indonesia agar teknologi bisa berperan dengan baik.

Dalam hal ini Kominfo RI untuk Gerakan Nasional Literasi Digital ‘Siber Kreasi’, Makin Cakap Digital dan Kawal Indonesia bekerjasama untuk memerangi penyalahgunaan digitalisasi.

Founder sekaligus Ketua Kawal Indonesia, Ps. Sarlin Mataheru mengatakan seminar bertajuk literasi digital tersebut menyasar masyarakat Yogyakarta atau tepatnya di Kulonprogo itu penting diadakan. Sebab kekhawatiran memasuki tahun politik 2024 melalui informasi digital itu harus bisa disikapi oleh masyarakat agar tidak termakan hoaks atau berita yang tidak benar.

“Masyarakat bakal menghadapi berbagai macam penyalahgunaan media digital seperti penyebaran hoaks, berita palsu, ujaran kebencian, perundungan siber, radikalisme siber dan berbagai bentuk provokasi melalui dunia maya,” kata Founder sekaligus Ketua Kawal Indonesia, Ps. Sarlin Mataheru, Sabtu (8/7/2023).

Di samping itu, Sarlin mengatakan Yogyakarta perlu dibekali dengan paham berdigitalisasi lantaran posisinya yang rawan terdampak hoaks tersebut dan juga untuk mendukung RPJMD Gubernur DIY periode 2022-2027 menuju pembangunan digitalisasi.

“Kita akan giatakan literasi digital, sebab salah satu visi dari RPJMD Gubernur DIY adalah pembangunan digitalisasi,” ucapnya.

Direktur Eksekutif ICT Watch, Indrayanto Banyumurti. (Foto : Wulan/ bernasnews)

Dalam pemaparannya, Direktur Eksekutif ICT Watch, Indrayanto Banyumurti mengatakan ada empat pilar yang harus dipegang dalam dunia digitalisasi terutama bagi mereka yang sangat tergantung pada gawai, antara lain Cakap Bermedia Digital (digital skill), Etika Bermedia Digital (digital ethics), Budaya Bermedia Digital (digital culture), dan Aman Bermedia Digital (digital safety).

Penggunaan teknologi digital dengan intensitas yang tinggi, menurut dia harus seimbang dengan edukasi literasi digital yang mumpuni, agar penggunaan teknologi yang tersedia bisa maksimal dan positif.

“Penggunaan teknologi bisa maksimal dan positif, bila masyarakat memiliki literasi digital baik,” katanya.

Indrayanto mengajak untuk mengintensifkan penetrasi literasi digital di keluarga dan komunitas, memberikan literasi digital di masa transformasi digital yang pesat ini serta mendidik kaum muda tentang privasi dan keamanan.

Jangan sampai kebebasan teknologi itu tidak terkontrol pada manusia yang memanfaatkan teknologi tersebut, bukan pada teknologi. Apalagi teknologi informasi saat ini memiliki kompleksitas yang beragam.

Menurutnya, fenomena digital di masa kini tentunya tidak bisa dilawan oleh masyarakat, melainkan harus dihadapi langsung dengan cara beradaptasi.

“Kegiatan seperti ini akan terus dilaksanakan dan dapat menjangkau seluruh masyarakat Indonesia hingga ke berbagai pelosok negeri. Tidak boleh ada yang ditinggalkan. Sebagai upaya untuk meningkatkan berdigitalisasi,” tandasnya. (lan)