bernasnews – Museum Sandi Kotabaru menjadi salah satu museum sejarah yang bisa jadi referensi kunjungan wisata saat berada di Yogyakarta.
Museum yang berlokasi di Jalan Faridan M. Noto nomor 21 Kotabaru, Kecamatan Gondokusuman Kota Yogyakarta itu berjarak satu kilometer saja di sisi tenggara monumen Tugu Jogja atau persis di tengah Kotabaru yang kental atmosfer indis-nya.
“Untuk yang ingin berkunjung ke Museum Sandi, ini wisatawan tidak dipungut biaya, kata Kepala Museum Sandi Setyo Budi Prabowo, dalam keterangan yang diterima, Senin (29/5/2023).
Setyo Budi Prabowo mengatakan museum Sandi menghadirkan Codephoria atau layanan museum buka hingga malam hari. Namun layanan museum buka malam hari tersebut dikhususkan pada hari Jumat.
Hal ini dihadirkan untuk mengembalikan suasana Indische pada malam hari hingga garden city. Selain itu, juga untuk memberikan wadah bagi komunitas-komunitas yang ada di Yogyakarta.
“Codephoria, berasal dari kata code atau kode dan phoria yang berarti senang, ditambah lagi Museum Sandi ini juga dengan Kali Code. Jadi bersenang-senang dengan kode di dekat kali Code,” ujarnya.
“Tadi dibuka dengan afternoon tea, kemudian ada beberapa komunitas yang meramaikan soft launching Codephoria, Museum Sandi buka malam hari. Ada komunitas cat air yang akan menampilkan lukisan Kotabaru, ada Perempuan Berkebaya, juga komunitas rajut dan ecoprint, dan lain-lain,” sambungnya.
Setidaknya ada sekitar 136 koleksi tersimpan di museum yang terletak di Jalan Faridan Muridan Noto 21 Kotabaru, Yogyakarta.
Menurutnya kehadiran Codephoria mampu menghadirkan perbedaan bagi pengunjung, khususnya atmosfer museum. Ia berharap Codephoria juga bisa mendongkrak jumlah kunjungan ke Museum Sandi, pasalnya jumlah kunjungan merosot sejak pandemi COVID-19.
“Tentu kalau malam hari atmosfernya akan berbeda dengan siang hari. Sebagai garden city, tentu pengunjung bisa menikmati taman dengan nyaman, yang mungkin tidak bisa dirasakan saat berkunjung siang hari karena panas,” paparnya.
Sementara Ir. Aman Yuriadijaya, M.M. selaku Sekretaris Daerah kota Yogyakarta mengatakan Codephoria suatu acara yg didesain untuk kepentingan malam hari di Museum Sandi khususnya pada Jumat malam.
“Yang dilakukan oleh museum sandi ini saya kira menjadi bagian yang sangat kontekstual dengan kepentingan Kota Baru Heritage yang salah satu Ideologinya adalah aktivitas pada malam hari. Mudah mudahan apa yang dilakukan oleh Museum Sandi dapat dijadikan manfaat bagi kepentingan Museum maupun kepentingan Kota Baru Heritage, maka saya mengajak semua pada datang ke acara ini dan ini adalah bagian yang tidak terpisahkan dari Kota Baru Heritage”, pungkasnya. (lan/Ricardo Marino, Mahasiswa Sosiologi UAJY)