bernasnews – Paguyuban Bimbingan Masyarakat (Bimas) Katolik Wilayah Kementrian Agama Daerah Istimewa Yogyakarta menyelenggarakan Perayaan Paskah Bersama bertema ‘Dalam Kristus: Hadirkan Damai bagi Sesama dan Alam Ciptaan’, bertempat di Wisma Syantikara, Jalan Kolombo, Yogyakarta, Rabu (12/4/2023).
Gelaran ini dihadiri oleh 404 peserta, yang terdiri dari guru, pegawai, penyuluh dalam lingkup Paguyuban Bimas Katolik Kanwil Kementrian Agama DIY. Juga didihadiri Pembimas Katolik Kantor Wilayah DIY, Penyelenggara Katolik Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman, dan Kulon Progo.
Ketua Panitia Ag. Nuranisah Safriatun, S. Ag mengemukakan, melalui paskah bersama ini menjadi perjumpaan dalam keluarga besar sehingga kita semua dapat menyadari kembali akan arti anugerah keselamatan yang telah kita terima dan saling berbagi berkat. “Peringatan Paskah bersama ini bertujuan untuk memperteguh iman anggota paguyuban agar semakin setia dan berdedikasi tinggi dalam melaksanakan tugas,” terang dia.
“Mempererat solidaritas dan kerja sama serta semangat berbagi antar guru, pegawai, karyawan, peyuluh agama Katolik dalam lingkup Bimas Katolik Kanwil Kementrian Agama Daerah Istimewa Yogyakarta,” lanjut Nora, sapaan Nuranisah Safriatun, yang juga merupakan Guru Agama Katolik.
Dalam renungan Perayaan Paskah Bersma ini, Rm. Simon Gausu Oscar, Pr menuturkan, apakah dalam kehidupan kita senantiasa menyampaikan tanda kebenaran berupa tanda salib, di mana salib yang semula sebagai tanda hukuman namun kemudian menjadi sebuah tanda kebenaran. “Apakah hal ini telah menjadi kebiasaan umat Katolik, atau belum? Hari ini kita berkumpul untuk mengungkapkan rasa syukur kepada Allah yang maha baik lantaran misteri Paskah,” kata Rm. Simon.
Menurut Romo, Paskah merupakan inti iman, seandainya tidak ada peringatan Paskah dan seandainya tidak ada peristiwa kebangkitan Yesus pasti kita semua tidak akan bertemu berkumpul bersama di tempat ini. “Karena Kristus bangkit kita bisa kumpul bersama berjumpa kita yang menjadi perjumpaan persaudaraan,” terang Rektor Seminari Tinggi Anging Mammiri Yogyakarta.
“Salib menjadi tanda kemenangan bagi orang-orang yang percaya kepada Kristus. Selama Pra Paskah kita telah menyiapkan diri dengan baik berupa puasa dan pantang berbela rasa sesama termasuk dengan alam semesta. Kita berharap kedamaian, bisa kembali menjadi orang-orang yang terselamatkan,” tandas Rm. Simon.
Sementara dalam sambutannya, Pembimas Katolik Kantor Wilayah DIY Kristoforus Sinselius, SS menyampaikan apresiasinya atas terselenggaranya Perayaan Paskah Bersama. Menurutnya, kegiatan yang sungguh luar biasa setelah mengalami off (libur) selama tiga tahun dikarenakan pandemi Covid-19.
“Paskah merupakan inti iman Katolik sehingga menjadi tradisi untuk memperingatinya. Harapannya sebagai tradisi yang baik bisa menjadi media untuk bertemu sekaligus sebagai kesempatan silaturahmi antara yang satu dengan yang lain,” ujar Kristoforus.
Pihaknya juga berharap gelaran Peringatan Paskah Bersama kedepannya dapat diselenggarakan kembali. Tema peringatan hari ini menarik sekali, ‘Dalam Kristus: Hadirkan Damai bagi Sesama dan Alam Ciptaan’. “Gereja Katolik sangat konsens sekali terhadap kelestarian bumi ini, bahwa bumi menjadi rumah bersama untuk sepanjang yang kita harapkan atas kehendak Tuhan sendiri,” pnungkasnya.
Gelaran ini dikemas dengan cukup sederhana, meskipun demikian tampak meriah dan menjadi semacam ajang reuni pasalnya setelah tiga tahun kegiatan semacam ditiadakan disebabkan diberlakukannya PPKM oleh pemerintah. Acara dimeriahkan dengan penampilan koor dewasa campuran, tari klasik Jawa, dan penampilan musik biola oleh anak-anak, dan ditutup dengan ramah tamah. (ted)