Kisah Inspiratif Akrom, Mahasiswa UNY Bisnis Anti Mainstream Servis Arloji

Ahmad Akrom Hasani, mahasiswa Program Studi Fisika Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) sedang melakukan servis arloji milik pelanggan. (Foto: Kiriman Humas UNY)

bernasnews — Globalisasi mendorong kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan dan perkembangan teknologi, terutama teknologi informasi yang salah satu dampak positifnya adalah juga menumbuhkan jiwa entrepreneur atau wirausaha dan sangat penting untuk ditumbuhkan di dalam jiwa seseorang.

Seperti sosok wirausaha muda Ahmad Akrom Hasani, mahasiswa Program Studi Fisika Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) ini merintis usaha yang anti mainstream yaitu membuka usaha pelayanan jasa servis atau reparasi jam tangan dan jam dinding.

Pria kelahiran Batang 15 Februari 2002 tersebut menjelaskan, bahwa usaha yang ditekuninya berjalan mulai dari bulan Oktober 2020 saat pandemi Covid-19 mulai merebak di Indonesia, dan tentunya juga termasuk Jogja.

“Waktu itu muncul sebuah ide dimana kita harus menjadi produktif dengan bisa memiliki sumber pendapatan tambahan, apalagi pembelajaran dilakukan secara online. Hal ini membuat kita makin leluasa untuk bisa mengembangkan diri di bidang usaha,” kata Akrom, sapaan akrabnya.

Dari berbagai gagasan yang muncul akhirnya dipilihlah jasa servis jam tangan online. Dalam merintis usaha ini, selama libur semester Akrom berguru tentang bagaimana memperbaiki arloji pada pakdenya di Batang, Jawa Tengah. “Selain belajar tentang arloji saya juga belajar tentang bagaimana melayani pelanggan,” ujarnya.

Lanjut Akrom menjelaskan, bahwa membututhkan waktu selama dua bulan untuk mempelajari bagaimana cara membongkar dan menservis jam. Juga merakit kembali arlojin, serta cara memotong rantai jam tangan dan memasangnya kembali.

Sekembalinya ke Yogyakarta Akrom mulai menawarkan jasa servis jam pada teman-temannya. Melihat respon yang positif, warga Sendangagung Minggir Sleman tersebut memberanikan diri mempromosikan usahanya melalui pamflet, media sosial dan berkembang ke marketplace FB dimana Akrom banyak bertemu dengan orang baru yang tentunya dengan sikap dan perilakunya masing-masing.

“Bengkel arloji yang dulunya hanya melayani teman saja melalui informasi whatsapp berkembang, tidak bisa dipungkiri bahwa keluarga sangat berperan dalam perkembangan usaha saya ini” kata Akrom.

Mahasiswa penerima beasiswa bidikmisi tersebut juga mulai mengatur waktunya antara kuliah, bekerja dan melakukan kegiatan lain seiring berkembangnya usaha. Kegiatan bengkel arlojinya ini berbanding lurus dengan hobinya di bidang elektronika lantaran jam tangan juga mengandung unsur elektronika, utamanya jam digital.

Anak pasangan Mashadi, seorang penjual es dawet camcau dan Nurul Nikmah seorang ibu rumah tangga tersebut berencana mengembangkan usaha ini ke tahap jual beli arloji, dan dalam waktu dekat di tahun 2023 akan segera launching cabang usaha baru secara online di marketplace dengan nama Al Hasan Arloji.

Usaha ini akan bergerak pada bidang jual beli jam tangan dengan harapan bisa menemukan inovasi baru, sedangkan servis arloji menjadi salah satu lini bisnisnya. Akrom berkeinginan untuk merekrut mahasiswa, diberi pelatihan sehingga selain punya bekal ilmu, diberi alat, juga dapat bekerjasama dengan sharing profit. Sehingga setelah itu mahasiswa dapat memiliki usaha sendiri dan mandiri.

Mahasiswa UNY peraih IPK 3,65 itu berharap dari usaha yang sederhana ini walaupun memang belum sepenuhnya menjamin mendapat profit yang tinggi, namun ilmu dan pengalaman dalam menumbuhkan jiwa seorang wirausaha itulah yang akan menjadi bayaran yang setimpal untuk setiap langkah dalam melakukan usaha.

“Tentu mimpi dan harapan tidaklah sebatas itu, namun nantinya usaha ini akan dikembangkan dalam bentuk bisnis yang terorganisir dengan baik sehingga dapat membuka peluang usaha yang besar bagi banyak orang dan membantu menyejahterakan lingkungan sekitar,” pungkas Akrom. (*/ ted)