bernasnews – Pencegahan dan penanggulangan terhadap ekstremisme berbasis kekerasan atau terorisme semakin gencar dilakukan oleh Pemerintah salah satunya melalui bidang pendidikan.
Beragam program sudah disusun, mulai dari penyisipan di kurikulum, pelatihan guru, sampai pelibatan masyarakat dan influencer sebagai pemengaruh.
Salah satu di sekolah yakni SMK N2 Yogyakarta ditunjuk oleh Pusat Kurikulum dan Pembelajaran (PUSKURJAR) sebagai pilot project atau pelaksana dari kurikulum “SELARAS”.
Kepala Sekolah Bidang Kurikulum SMKN 2 Yogyakarta, Ibu Suci Wahyuningsih, S.Pd mengatakan penyusunan kurikulum tersebut disusun melalui berbagai tahapan yang sudah dimulai dari 8 November 2022 lalu.
Dan pada hari ini, 5-9 Desember 2022 akan mendapatkan pendampingan tahap III dari PUSKURJAR pusat di SMKN 2 Yogyakarta untuk penyusunan draft kurikulum pencegahan ekstrimisme berbasis kekerasan di sekolah.
“Tahap ini adalah rangkaian tahap akhir dalam penyusunan draft kurikulum ini yang dimulai dari tahap I tanggal 8 – 12 November 2022 sedangkan tahap II tanggal 21 – 25 November 2022, kata Kepala Sekolah Bidang Kurikulum SMKN 2 Yogyakarta, Ibu Suci Wahyuningsih, S.Pd, Selasa (6/12/2022).
“Diharapkan dari kegiatan ini SMKN 2 Yogyakarta tersusun draft kurikulum dan contoh pelaksanaan kurikulum pencegahan ekstrimisme berbasis kekerasan di sekolah,” sambungnya.
Program pencegahan itu dikeluarkan, karena semakin banyaknya ancaman ekstremisme yang mengarah pada terorisme di Indonesia. Kondisi itu akan menimbulkan ancaman rasa aman dan stabilitas keamanan nasional.
Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan olahraga DIY, Bp. Dr. Didik Wardaya, M.Pd menyampaikan bahwa kurikulum ini sinkron dengan berbagai program dari kementrian lainnya terkait dengan pendidikan dan dianggap mampu menghadirkan berkebhinekaan berdasarkan Pancasila.
“DIY selaras dengan pembangunan ekosistem sekolah berbasis budaya dan visi misi Pemda DIY yang mengarah kepada pendidikan memayu hayuning buwana,” ungkap Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan olahraga DIY, Bp. Dr. Didik Wardaya, M.Pd.
Salah satu narasumber dari PUSKURJAR, Feisal Ghozaly, LLM mengatakan kegiatan ini secara nasional dilakukan secara bersamaan dengan daerah lainnya sebagai piloting project yaitu di Aceh, Ambon, Papua dan Yogyakarta,
Feisal kemudian menuturkan kurikulum yang disusun itu sudah mengacu kepada kurikulum merdeka dengan penyusunan KOSP dan alur pembelajaran yang disesuaikan dan berpihak pada siswa.
“Sehingga tercipta pembelajaran yang menyenangkan di kelas yang berorientasi kepada toleransi keberagaman dan kebhinekaan yang menghasilkan jiwa personal yang toleran dan kerukunan dalam berkehidupan berbangsa dan bernegara,” pungkasnya. (lan)