bernasnews — Gulali adalah suatu makanan camilan yang terbuat dari gula, yang dimasak dan diberi pewarna makanan. Ada beberapa jenis gulali yang merupakan makanan jaman dulu (jadul). Menurut sebuah sumber, gulali ini telah ada pada abad ke-15, bahkan ada yang menyebutkan jauh lebih lama lagi berasal dari China.
Gulali yang lebih tepatnya cara makannya seperti halnya permen ini, yang dijual di Jogja secara ada dua jenis yaitu, gulali lembek atau disebut juga gulali colek dan gulali keras yang bisa dibentuk atau dicetak. Bentuk gulali keras ini bermacam-macam diantaranya, seperti bunga mawar, lolipop,ayam, hati dan masih banyak lagi.
Walaupun sudah ada sejak lama, sekarang ini gulali jadul masih banyak peminatnya, tidak sebatas anak-anak generasi kekinian namu juga orang-orang tua yang ingin bernostalgia. Hanya saja gulali jadul ini susah untuk ditemukan hanya terdapat di tempat dan daerah tertentu saja.
Salah satu pedagang gulali jadul yang masih mudah dijumpai berada di Pasar Beringharjo, Kota Yogyakarta. Mang Jejen namanya, sosok bapak asli dari Garut, Jawa Barat ini telah menekuni pekerjaannya lebih dari 10 tahun. Saat ini dia tinggal di daerah Sayidan, Yogyakarta.
Mang Jejen setiap hari menjual gulali jadul di sekitar Pasar Beringharjo, pada pukul 08:00 sampai pukul 16:00 WIB. Lapaknya berupa pikulan, yang terdapat adonan gulali dan sudah siap untuk dibentuk di tusuk bambu (seperti tusuk sate).
“Ada dua warna gulali yaitu warna coklat dan warna merah muda. Kalau warna coklat ini asli dari gula, sedangkan warna merah mudanya itu dari pewarna makanan,” terang Mang Jejen, saat ditemui oleh penulis beberapa waktu lalu, di tempat mangkalnya.
Gulali jadul bikinan Mang Jejen ini bisa dikatakan murah, tidak perlu merogoh kocek terlalu dalam cukup hanya Rp 5.000 per itemnya. Pingin? Beli. (zbd/ Rizki Rahmadita, Mahasiswa ASMI Santa Maria Yogyakarta Prodi Public Relations)