bernasnews.com — Perpustakaan Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional (STPN) Yogyakarta, Kamis (15/9/2022) malam kedatangan seorang pengunjung yang sangat istimewa. Istimewanya karena dia seorang penulis dan penerjemah lintas negara yang sangat aktif berkarya. Dia adalah Bung Yohanes Manhitu, penyusun buku Kamus Bahasa Portugis – Indonesia, Indonesia – Portugis dan juga penyusun Kamus Bahasa Indonesia – Tetun. Ini terasa sebagai kado istimewa Hari Kunjung Perpustakaan yang dirayakan setiap tanggal 14 September.
Bung Yohanes Manhitu merupakan seorang polyglot yang dengan aktif menggunakan beberapa bahasa dunia seperti Bahasa Inggris, Bahasa Spanyol, Bahasa Perancis, Bahasa Portugis, Bahasa Italia, Bahasa Belanda, dan Bahasa Esperanto. Dia juga aktif menggunakan bahasa daerah yaitu Bahasa Tetun, Bahasa Dawan yang merupakan dua bahasa terbesar penggunanya di Pulau Timor yaitu Timor Barat Indonesia dan Timor Leste, serta aktif juga menggunakan Bahasa Jawa.
Dia juga merupakan seorang pegiat sastra yang terus konsisten dan berkontribusi untuk terus berkarya terutama dalam pengembangan budaya Bangsa Indonesia dan budaya daerah ke seluruh penjuru negeri. Ia aktif menerjemahkan puisi-puisi sastrawan terkenal dunia ke dalam Bahasa Indonesia, Bahasa Tetun, Bahasa Dawan, dan Bahasa Melayu Kupang. Salah satu terjemahannya adalah puisi karya sastrawan Rabindranath Tagore dari India yang juga merupakan peraih Nobel di bidang Sastra pertama dunia dari Asia.
Dalam kunjungannya itu, Yohanes Manhitu mengapresiasi Pustakawan STPN yang terus melayani para pengguna perpustakaan dengan setia dan penuh senyuman terhadap setiap pengunjung perpustakaan.
Dia membagikan pengalamannya tentang bagaimana menyusun kamus Bahasa Portugis-Indonesia, Indonesia-Portugis yang dapat dilakukan dengan tekun selama lebih kurang 10 tahun sejak 2005 hingga terbit pada 2015. Sedang penyusunan Kamus Bahasa Tetun Nasional, memakan waktu kurang lebih lima tahun. Buku-buku karyanya diterbitkan di Indonesia, Amerika, Belgia, dan Spanyol.
Para Pustakawan STPN yang hadir pada Kamis malam tersebut adalah Antonio Tilman, S.Si.T., S.H., M.Hum, Tri Endah Mulyani Budi Lestari, S.Pd., Sujilah, S.H., dan Martinho Magno, S.S.T.
Dalam obrolan ringan nan berbobot itu, Kepala UPA Perpustakaan STPN Yogyakarta Yoseph Nai Helly, S.Si.T., M.A. mengatakan, pertemuan ini merupakan pertemuan langka. Sebab dikunjungi oleh seorang penulis dan penerjemah yang karya-karya tulisnya sudah tersimpan di perpustakaan-perpustakan terkenal dunia seperti Perpustakaan Kongres Amerika Serikat, dan beberapa perpustakaan di Eropa.
Manhitu merupakan seorang penulis yang senang memotivasi orang lain terutama para sahabat dan kenalannya untuk menulis dan terus berkarya guna memperkenalkan kepada dunia bahwa kita pun pernah ada dan menjadi penghuni bumi ini.
Pustakawan STPN Martinho Magno mencoba untuk berbahasa Portugis, sehingga Yohanes Manhitu menimpali dengan Bahasa Portugis yang dikuasainya serta Bahasa Inggris, Bahasa Perancis, dan Bahasa Latin secara fasih. Para pekerja perpustakaan STPN sangat senang dapat bertemu dengan penyusun kamus yang telah dimiliki serta tersimpan di Perpustakaan STPN.
Disamping itu, dia juga didaulat untuk menandatangani kamusnya yang dimiliki oleh Perpustakaan STPN serta menuliskan pesan dan harapannya untuk Perpustakaan STPN Yogyakarta. Dalam kesan dan harapan pengunjung perpustakaan tersebut Yohanes Manhitu mengemukakan, Saya merasa gembira dapat mengunjungi “Gudang Ilmu” ini. Tempat ini bukan hanya sumber referensi, melainkan juga pusat gerakan literasi. Harap peranan ganda ini bisa lestari. Selamat atas prestasi yang telah dicapai para Pustakawan di “Gudang Ilmu” yang rapi dan nyaman ini!
Saya mengatakan bahwa masih ada tantangan yang perlu diubah menjadi peluang yaitu para Pustakawan STPN harus menulis dan terus menulis sebagai lokomotif gerakan literasi yang akan terus bergerak tanpa batas waktu dan ruang. (Yoseph Nai Helly, S.Si.T, M.A., Kepala UPA Perpustakaan STPN Yogyakarta)