bernasnews.com – BPPTKG (Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi) menyebutkan adanya perubahan morfologi pada kubah lava barat daya Gunung Merapi berupa bekas guguran, namun tidak teramati perubahan ketinggian.
Sementara untuk kubah tengah Gunung Merapi teramati adanya pengurangan volume sebesar 646.000 m3 yang runtuh menjadi awanpanas guguran yang terjadi pada tanggal 9 dan 10 Maret 2022. Berdasarkan analisis foto volume kubah lava barat daya terhitung sebesar 1.578.000 m3 dan kubah tengah sebesar 2.582.000 m3.
Dengan adanya perubahan morfologi pada kubah lava barat daya tersebut, maka aktivitas Gunung Merapi pada 4-10 Maret 2022 teramati 1 kali awanpanas guguran ke arah barat daya (Sungai Bebeng) dengan jarak luncur 2.000 meteratau 2 kilometer, sementara 18 kali ke arah tenggara (Sungai Gendol) dengan jarak luncur maksimal 5.000 meter atau 5 kilometer.
Menurut BPPTKG yang dikutip bernasnews.com dari akun instagramnya, dalam satu minggu terakhir ini terjadi hujan abu di beberapa wilayah, yaitu di Kecamatan Kemalang, Sawangan, Dukun dan Selo. Guguran lava teramati sebanyak 101 kali ke arah barat daya dominan ke Sungai Bebeng dengan jarak luncur maksimal 2.000 meter dan 17 kali ke arah tenggara (hulu Sungai Gendol) dengan jarak luncur maksimal 1.500 meter.
Dengan data-data tersebut, BPPTKG menyebutkan bahwa adanya perubahan morfologi pada kubah lava barat daya berupa bekas guguran, namun tidak teramati perubahan ketinggian. Sementara untuk kubah tengah teramati adanya pengurangan volume sebesar 646.000 m3 yang runtuh menjadi awanpanas guguran yang terjadi pada 9 dan 10 Maret 2022.
Berdasarkan analisis foto volume kubah lava barat daya terhitung sebesar 1.578.000 m3 dan kubah tengah sebesar 2.582.000 m3. Intensitas kegempaan pada minggu ini lebih tinggi dibandingkan minggu lalu. Deformasi Gunung Merapi yang dipantau dengan menggunakan EDM pada minggu ini menunjukkan laju pemendekan jarak sebesar 0,4 cm/hari. Tidak dilaporkan terjadi lahar maupun penambahan aliran di sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi.
https://www.instagram.com/bpptkg/
Dari hasil analisis tersebut BPPTKG menyimpulkan bahwa aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih cukup tinggi berupa aktivitas erupsi efusif. Meski demikian, status aktivitas ditetapkan dalam tingkat SIAGA sejak 5 November 2020.
Sementara potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awanpanas pada sektor selatan–barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km. Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
“Masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya, mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi serta mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi,” tulis BPPTKG. (lip)