BERNASNEWS.COM — Potensi wakaf di Indonesia sangat besar. Sayangnya ini belum diaktualkan. Mengutip data yang disampaikan Presiden Jokowi angkanya bisa mencapai Rp 2.000 triliun per tahun. Ini hampir setara dengan APBN RI. Namun realisasinya masih jauh dari potensi itu. Oleh karena itu, peran Masyarakat Ekonomi Syari’ah (MES) menjadi sangat strategis untuk menggerakkan dan merielkan Wakaf tersebut.
Hal itu disampaikan oleh Ketua Dewan Pakar MES DIY, yang juga Rektor Universitas Widya Mataram (UWM) Prof Edy Suandi Hamid, MEc dalam acara tindak lanjut Gerakan Wakaf Uang MES DIY, Minggu (31/10/2021), di Omah Ledok Jalan Kebun Raya, Yogyakarta.
Peluncuran dilakukan Ketua MES DIY yang juga Wakil Walikota Yogya Heroe Poerwadi, yang didahului dengan acara nggowes (bersepeda) yang diikuti lebih dari 40 orang pengurus MES DIY, termasuk Ketua Dewan Pembina Hery Zudianto. “Untuk wakaf uang, kita mulai dengan pola Arisan MES yang dimulai bulan depan, yang dananya dikelola lembaga keuangan syari’ah pengelola wakaf uang,” ungkap Heroe Poerwadi.
Sementara itu, menurut Prof Edy, kegiatan wakaf sebetulnya sudah melembaga lama dalam masyarakat Islam. Namun perlu dikelola secara profesional dan perlu juga dilakukan melalui wakaf uang lebih fleksibel. “Ini sebagai bentuk ibadah sosial dan kepedulian terhadap masyarakat yang mebutuhkan bantuan. Misalnya membantu masyarakat miskin yang jumlahnya ratusan ribu di DIY ini,” ujar Rektor UWM.
Dikatakan, bahwa MES yang anggotanya banyak para profesional, pengusaha, dan juga birokrat akan lebih mudah bukan saja memobilisasi dana wakaf, namun juga mengedukasi masayarakat untuk berwakaf. “Ini akan bisa lebih masif jika berupa gerakan dari bawah betul,” kata mantan Rektor UII Yogyakarta itu. (nun/ ted)