PERPROMI: Literasi Musik Tradisi ‘Jejak Literasi Musik Sumatera Utara Dulu, Kini, dan Nanti’

BERNASNEWS.COM — Perkumpulan Profesi Musik Indonesia (PERPROMI) menggelar acara selebrasi XploretniX Bincang Literasi Musik Tradisi ‘Jejak Literasi Musik Sumatera Utara Dulu, Kini, dan Nanti’, secara daring, Rabu (28/7/2021). Acar tersebut diikuti oleh ratusan peserta antara lain akademisi musik, praktisi musik, dan adik-adik mahasiswa yang tersebar di seluruh pelosok negeri.

Ketua Umum PERPROMI Dr. Hengky Tompo, MSi saat memberikan sambutan. (Foto: Tangkapan Layar)

Panggung Literasi Musik Tradisi itu diluncurkan PERPROMI kerja sama dengan Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek), yang bertujuan untuk menjaga, merawat, melestarikan, sekaligus memperkenalkan kekayaan musik tradisi, khususnya yang tumbuh di wilayah Sumatera Utara kepada generasi muda.

Ketua Umum PERPROMI Dr. Hengky Tompo, MSi mengatakan, bahwa pihaknya tidak ingin menjadi menara gading saat membahas erosi musik tradisi. “Oleh sebab itu, kami bersama Divisi Produksi PERPROMI akan terus menggenjot acara-acara macam ini guna menepis pudarnya musik tradisi,” ujar Hengky.

Foto Narasumber. (Istimewa)

Sementara dalam sambutannya, Edi Irawan selaku Pejabat Kemendikbudristek mengungkapkan kebanggaanya dapat menjalin kerjasama dengan PERPROMI. “Meski organisasi tersebut masih seumur jagung, namun sudah banyak melakukan banyak hal positif untuk kemajuan ekosistem musik tanah air, salah satunya berupa kegiatan Xploretnix ini,” tuturnya.

XploretniX Bincang Literasi Musik Tradisi Sumatera Utara menghadirkan dua narasumber yang berkompeten dalam bidangnya yakni, Irwansyah Harahap dan Rhitaony Hutajulu. Keduanya di habitat etnomusikologi juga dikenal sebagai sosok yang kharismatik.

Irwansyah Harahap memainkan salah satu alat musik tradisional Sumatera Utara. (Foto: Tangkapan Layar)

Irwansyah Harahap menjelaskan, bahwa musik Sumatera Utara kaya akan renik pendidikan, bila dimasukkan ke dalam pendidikan formal dapat dijadikan alat penguatan karakter generasi muda. “Sebab itu, saya dorong pemerintah untuk memasukkannya dalam kurikulum pendidikan formal,” ujarnya.

Sementara itu dalam ceramahnya, Rhitaonya Hutajulu menyatakan, jejak literasi musik Sumatera Utara hari-hari ini semakin langka. Padahal dulu banyak etnomusikolog yang meneliti dan mengabadikannya dalam bentuk manuskrip. “Dalam forum akademis ini, saya mengajak seluruh audiens untuk mengikuti jejak entomusikolog terdahulu, supaya kedepan literasi musik Sumatera Utara tidak semakin punah,” tegasnya. (nun/ ted)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *