Mahasiswa FMIPA UNY Teliti Kurma Sebagai Suplemen Peningkat Stamina

BERNASNEWS.COM — Produk suplemen berenergi telah banyak beredar di pasaran Indonesia dengan berbagai jenis berupa kapsul, serbuk ataupun cairan. Tingkat konsumsi minuman berenergi di kalangan masyarakat pun cukup tinggi, terutama bagi mereka yang banyak beraktivitas.

Di balik itu banyak masyarakat yang belum mengetahui, bahwa mengkonsumsi minuman berenergi untuk mencegah kelelahan ini menjadi suatu problem apabila dikonsumsi secara terus menerus dan berlebihan karena efek dari sejumlah kafein dan gula yang dikandungnya.

Ada alternatif minuman berenergi yang relatif lebih aman yang diperlukan manusia yaitu dengan mengkonsumsi bahan dari alam seperti aer nabeez berupa minuman hasil rendaman buah kurma (Phoenix Dactylifera L.). Dan inilah inilah yang menarik perhatian sekelompok mahasiswa Fakultas MIPA Universitas Negeri Yogyakarta (UNY).

Kelompok tersebut adalah Fina Indriyani prodi Pendidikan IPA, Ranum Wanudya Prodi Kimia dan Hendrianis Syafira Prodi Biologi. Ketiga mahasiswa tersebut meneliti potensi buah kurma terutama infusa kurma sebagai suplemen peningkat stamina pada tubuh.

Fina Indriyani kepada Bernasnews.com menjelaskan, bahwa buah kurma memiliki banyak kandungan seperti zat besi yang dapat meningkatkan kadar hemoglobin dalam tubuh. “Selain itu kurma mengandung protein, serat, glukosa, vitamin, biotin, niasin, dan asam folat,” paparnya.

Menurut Fina, dalam buah kurma juga terdapat banyak kandungan kimia, salah satunya adalah senyawa fenolik dan flavonoid. Buah kurma adalah bahan pangan yang kaya akan zat gula, vitamin, mineral, dan serat. “Beberapa varietas, kandungan zat gulanya dapat mencapai 88% dan 12% sisanya terdiri dari kandungan kimia lainnya seperti vitamin, mineral, serat dan lain-lain,” ungkap Fina.

Ranum Wanudya menambahkan, bahwa kandungan nutrisi yang dimiliki buah kurma cukup banyak dibanding dengan makanan sumber energi lainnya. Buah kurma kaya akan asam amino, asam lemak, berbagai mineral, vitamin dan serat makanan. “Buah kurma juga mengandung senyawa fenolik sehingga memiliki sifat antibakteri, antioksidan dan antijamur,” kata Ranum.

Kandungan senyawa fenolik pada kurma, imbuh Ranum, totalnya berkisar antara 10,47 hingga 22,11 miligram/100 gram. Kandungan flavonoid yang terkandung dalam buah kurma antara lain rutin, luteolin, isokuersetin, kuersetin, dan apidenin yang berkisar antara 1,22 – 2,82 miligram/100 gram.

Flavonoid  adalah  keluarga  besar  senyawa  fenolik  atau  polifenol dengan aplikasi terapeutik yang luas. Quercetin adalah salah satu flavonoid alami yang paling banyak tersebar,” ujar Ranum.

Sementara Hendrianis Syafira menjelaskan, bahwa peningkatan stamina dapat terjadi dengan adanya aktivitas efek tonik yang ditimbulkan dari infusa buah kurma. Efek tonik dapat terjadi dengan adanya efek stimulan dari sistem saraf pusat yang ditimbulkan dari golongan psikostimulansia.

“Senyawa kimia yang dapat menjadi psikostimulansia atau menstimulasi sistem saraf adalah alkaloid dan flavonoid,” katanya.

Senyawa flavonoid, lanjut Hendrianis, memiliki efek stimulan karena dapat menghambat fosfodiesterase yakni enzim yang memiliki tugas untuk mengubah adenosine monofosfat siklik menjadi AMP, yang akan mengativasi pembentukan glukosa 6 fosfat yang menjadi sumber energi tambahan bagi tubuh dan dapat membuat tubuh menjadi lebih aktif atau berefek stimulan.

Para mahasiswa itu memakai metode infusa dalam penelitiannya, yaitu merendam buah kurma dalam air. Metode ini dipilih karena mempunyai kelebihan seperti mudah dalam pembuatan dan penggunaannya, pelarutnya yaitu air juga tergolong murah dan merupakan pelarut umum yang memiliki polaritas paling besar.

Berdasarkan penelitian tersebut disimpulkan bahwa infusa buah kurma mengandung senyawa flavonoid, khususnya jenis kuersetin sehingga buah kurma dengan sediaan infusa memiliki  potensi untuk menjadi obat peningkat stamina pengganti kafein dan minuman berenergi lainnya. (*/ ted)