BERNASNEWS.COM — Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) DIY, Pemda DIY, ISEI DIY dan GIPI DIY bekerja sama menyelenggarakan seminar/ webinar nasional bertajuk “Sinergi Reaktivasi Pariwisata DIY di Era New Normal Sebagai Jangkar Perekonomian Daerah”, Rabu (2/12/2020).
Forum webinar nasional tersebut dihadiri oleh 986 peserta yang merupakan perwakilam dari Pemda DIY, Bank Indonesia, Anggota ISEI, Anggota GIPI, Perguruan Tinggi baik negeri maupun swasta dan pelaku pariwisata dari seluruh Indonesia.
Sebagai nara sumber, adalah
Wisnuthama Kusubandio selaku Menteri
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/
Parekraf,
Bupati Banyuwangi Abdullah
Azwar Anaz dan
Putri Indahsari Tanjung dari CX0-CT
Corp. Selaku moderator adalah Ira Koesno,
Praktisi
PR dan Media.
Sementara penanggap dalam forum webinar tersebut adalah Singgih Raharjo selaku Kepala Dinas Pariwisata DIY,Ketua GIPI DIY/ Pelaku Usaha Pariwisata Bobby Ardyanto, Penasehat KADIN DIY/ Pelaku Bisnis Robby Kusumaharto dan Eko Suwardi selaku Ketua ISEI DIY/Akademisi.
Sambutan pengantar disampaikan oleh Kepala Perwakilan BI DIY Hilman Tisnawan, Kemudian sambutan pembuka (opening remark) disampaikan oleh Gubernur DIY Sultan HB X, serta sambutan kunci (keynote speech) oleh Perry Warjiyo selaku Gubernur BI.
Dalam sambutan pengantar, Hilman Tisnawan mengungkapkan, aktivitas pariwisata merupakan salah satu pilar ekonomi DIY. Selanjutnya Hilman menyatakan, bahwa pariwisata dan pendidikan beserta kegiatan turunan yang terkait memberikan kontribusi sekitar 65% dalam pembentukan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) DIY. “Dengan demikian kegiatan industri pariwisata dan jasa pendidikan merupakan lokomotif ekonomi DIY,” papar Hilman.
Sementara menurut Gubernur DIY, kebijakan reaktivasi
pariwisata di
DIY dengan mempertimbangan kepentingan kesehatan dan ekonomi. “Harus ada
keseimbangan antara wareg (kenyang)
dan waras (sehat),” tegas Sultan HB X.
Hal senada juga disampaikan oleh Gubernur BI Perry Warjiyo, yang menjelaskan prospek ekonomi Indonesia pada tahun 2021 diprediksi akan semakin membaik. “BI telah menerapkan kebijakan pelonggaran moneter dan menurunkan suku bunga acuan untuk mendukung pemulihan ekonomi,” beber Perry Warjiyo.
Dikatakan oleh Wisnuthama Kusubandio, Kementerian Parekraf telah menerapkan kebijakan dan strategi pemulihan serta pengembangan pariwisata dari mass tourism ke quality tourism. “Di samping itu, pemerintah memberikan fasilitas Program Sertifikasi CHSE (Cleanliness, Health, Safety & Environment Sustainability) gratis kepada pelaku pariwisata di seluruh tanah air,” ungkap Wisnuthama. Program Sertifikasi CHSE diberikan sebagai salah satu strategi menghadapi masa adaptasi kebiasaan baru di sektor parekraf.
“Kabupaten Banyuwangi berusaha mengoptimalkan potensi budaya dan alam untuk
dikemas dalam event pariwisata yang menarik, misalnya Gandrung Sewu,” jelas Bupati Banyuwangi. Menurut
Abdullah, untuk mengoptimalkan potensi pariwisata maka diperlukan sinergi dari
organisasi perangkat daerah (OPD). Sebagai contoh, terkait program pariwisata
seluruh OPD harus siap menjadi “Dinas Pariwisata”. Dalam menangani ketertiban protokol kesehatan (3M), maka
seluruh OPD dan perangkatnya harus bersedia menjadi “Satpol PP”.
Sementara itu, Putri Tanjung menegaskan bahwa, untuk menjadi pelaku ekonomi atau industri kreatif salah satu hal yang harus dipenuhi adalah menjadi evolving leader. “Maksud evolving leader adalah pemimpin yang mampu mempengaruhi dan mengembangkan lingkungan bisnis/ usaha,” ujarnya. Menurut Putri, jadi pemimpin tidak hanya dituntut mampu mengendalikan dan mengembangkan usaha saja namun juga harus mampu mempengaruhi lingkungan usaha.
Ke-4 penanggap dalam forum webinar itu memberian tanggapan terhadap beberapa hal yang disampaikan oleh Gubernur DIY, Gubernur BI dan ke-3 narasumber, sebagai berikut, 1) Reaktivasi sektor pariwisata di DIY harus memperhatikan keseimbangan ekonomi dan kesehatan (protokol kesehatan 3M), 2) Mendukung strategi kebijakan dari mass tourism menuju quality tourism di DIY.
Brikutnya nomor 3) Diperlukan dukungan infrastruktur, kelembagaaan dan sinergi kebijakan antara pemerintah (pusat, provinsi, dan kabupaten/kota) untuk menuju quality tourism di DIY. Dan yang terakhir atau 4) Edutourism dan Health Tourism mempunyai potensi yang besar untuk dikembangkan di DIY.
“Hasil dari seminar atau webinar nasional ini akan disusun menjadi prosiding agar menjadi dokumen yang dapat dipelajari oleh seluruh pemangku kepentingan industri pariwisata di DIY,” Y. Sri Susilo salah satu panitia pelaksana seminar nasional dalam rilis yang dikirim, Kamis (3/12/2020). (ted)