BEJO TALK: Upaya Pemulihan Ekonomi DIY

BERNASNEWS.COM — Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) DIY Kantor Perwakilan Bank Indonesia DIY, OJK DIY dan KADIN DIY selenggarakan diskusi terbatas Berbagi Isu Ekonomi Jogja TALK (BEJO TALK), Selasa (7/7/2020), di Hotel Novotel Suites, Yogyakarta.

Diskusi terbatas dihadiri oleh 10 peserta dengan narasumber Hilman Tisnawan, Kepala BI DIY dan Jimmy Parjiman, Kepala OJK DIY. Sebagai penanggap Y. Sri Susilo dan Rudy Badrudin dari ISEI DIY, Ahmad Ma’ruf selaku Tenaga Ahli Parampara Praja DIY, Wawan Harmawan, Gonang Juliastono dari KADIN DIY, Robby Kusumaharta dan Moris Hutapea selaku Pengusaha, serta Amirullah Setya Hardi dan Tim Apriyanto dari JERCovid-19.

Amirullah Setya Hardi, Wakil Ketua ISEI DIY/ JERCovid-19. (Foto: Dok. Humas ISEI DIY)

Kepala Kantor Perwakilan BI DIY, Hilman Tisnawan mengawali diskusi mengatakan, bahwa kontribusi kegiatan pariwisata dan pendidikan maupun sub-sektor pendukungnya berkontribusi 64,6% dari PDRB pada tahun 2019. Kegiatan  pariwisata DIY memiliki efek pengganda (multiplier effect) yang signifikan terhadap akvitas perekonomian.

“Penerapan protokol kesehatan berdampak pada naiknya biaya operasional dengan kisaran mayoritas sebesar 11-20%. Sementara itu, untuk menekan biaya operasional, mayoritas pelaku usaha melakukan efisiensi tenaga kerja, dengan tingkat pengurangan sebagian besar pada level < 30%,” ungkap Hilman Tisnawan.

Dalam upaya pemulihan ekonomi, Pemda DIY harus mendukung implementasi stimulus fiskal dan non fiskal, pelonggaran moneter, dan perbankan yang diberikan kepada pelaku ekonomi di DIY dengan optimal. Di samping itu, tegas Hilman Tisnawan, Pemda DIY harus dapat mengoptimalkan dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).

Seperti diketahui, pemerintah mengalokasikan dana PEN sebesar Rp 397,6 triliun untuk kepentingan kesehatan, perlindungan sosial, sektoral, kementerian/lembaga dan pemda (public goods). “Untuk UMKM, Korporasi, Non-UMKM, non-public goods lainnya sebesar Rp 505,6 triliun,” jelas Hilman.

Sementara itu, Ketua OJK DIY Jimmy Parjiman mengatakan, untuk mempercepat pemulihan ekonomi DIY diperlukan bauran kebijakan stimulus untuk mendorong pertumbuhan sektor usaha prioritas melalui sektor keuangan. “Industri jasa keuangan akan didorong untuk menyalurkan pembiayaan ke sektor produktif yang memiliki efek pengganda yang tinggi dan padat karya,” terang Jimmy Parjiman.

Menurut Jimmy, sektor-sektor yang diperkirakan tidak terlalu terpengaruh oleh pandemi diperkirakan masih membutuhkan pendanaan dengan level risiko yang manageable. “Selain itu, perhatian juga diberikan kepada sektor yang menyerap banyak tenaga kerja yang memiliki efek pengganda yang tinggi,” ungkapnya.

Robby Kusumaharta, Pengusaha dan Penasehat KADIN DIY. (Foto: Humas ISEI DIY)

Secara umum para penanggap setuju atau sependapat dengan narasumber Hilman Tisnawan dan Jimmy Parjiman, namun ada beberapa catatan yang perlu mendapat perhatian. Pertama, implementasi kebijakan stimulus dan PEN harus dipastikan dapat dinikmati secara nyata oleh pelaku ekonomi di DIY.

Kedua, Pemda DIY berserta BI dan OJK didukung oleh pemangku kepentingan, antara lain, perguruan tinggi, asosiasi pengusaha/ industri, dan profesi, pelaku usaha dan media massa harus memastikan implementasi kebijakan stimulus dan PEN dengan baik.

Ketiga, diperlukan “terobosan yang luar biasa” agar kebijakan stimulus dan kebijakan lain dari pemda dapat mempercepat upaya pemulihan ekonomi di DIY. Keempat, fungsi media massa harus dipotimalkan untuk mengawal dan menginformasikan implementasi kebijakan pemulihaan ekonomi.

Forum diskusi “BEJO TALK” diagendakan secara rutin setidaknya sebulan sekali. “Hasil dari BEJO TALK akan direkomendasikan kepada Pemda DIY dan pihak terkait, dengan harapan upaya pemulihan ekonomi di DIY dapat bergerak dengan cepat,” demikian harapan Y. Sri Susilo, Sekretaris ISEI Jogja / Tenaga Ahli Parampara Praja DIY, melalui rilis yang dikirim, Kamis (9/7/2020). (ted)