BERNASNEWS.COM – Gerakan konservasi lingkungan di wilayah Kabupaten Sleman terus dilakukan, khususnya di daerah aliran sungai (DAS) yang berpotensi menyimpan mata air. Penanaman pohon jenis konservasi menjadi pilihan agar ekosistem kian terjaga. Kemitraan antara komunitas masyarakat peduli sungai, pemerintah daerah serta dunia usaha dalam menjaga kelestarian alam terus dilakukan.
Hal itu disampaikan Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Sleman Ir Dwi Anta Sudibya MT dalam rapat koordinasi (rakor) penanaman pohon konservasi di lima bantaran sungai di wilayah Kabupaten Sleman, di ruang Adipura DLH Sleman, Rabu (8/7/2020) siang. Rakor dihadiri anggota Forum Komunitas Sungai Sleman (FKSS), pimpinan dan staf DLH Sleman serta pimpinan dan staf BPD DIY Sleman.
Dalam arahan singkatnya, Dwi Anta Sudibya menegaskan perlunya gerakan konservasi yang juga mampu memberikan hasil kepada masyarakat. “Kita perlu terus melakukan konservasi yang juga menghasilkan sesuatu bagi masyarakat. Jadi konservasi lingkungan terpenuhi sekaligus hasil bagi masyarakat sekitar lahan konservasi juga terpenuhi. Gerakan konservasi tanpa memberi hasil pada masyarakat akan sulit dilakukan,” terang dia.
Sudibya menambahkan, tanaman yang dipilih ada dua jenis, yakni tanaman konservasi berfungsi melindungi mata air dan tanaman buah yang kelak hasilnya bisa dinikmati warga sekitar.
Pada kesempatan yang sama, Pimpinan Cabang BPD DIY Sleman Efendi Sutopo Yuwono menyatakan pihaknya sangat mendukung gerakan konservasi di bantaran sungai. “Kami di BPD DIY Sleman memiliki dana Corporate Social Respinsibility (CSR) dalam bentuk bibit pohon konservasi dan pohon buah yang bisa disalurkan kepada masyarakat. Ini merupakan sebentuk sumbangsih kami dalam mendukung gerakan penyelamatan lingkungan,” kata Efendi.
Saat ini telah tersedia sebanyak 2.500 bibit pohon konsevasi dan pohon buah, terdiri dari bibit pohon gayam, beringin, alpokat, durian dan manggis yang akan diberikan kepada masyarakat untuk ditanam. “Harapan kami CSR berupa bibit pohon ini bermanfaat bagi lingkungan dan masyarakat,” kata Efendi.
Program konservasi kali ini mengambil lima lokasi bantaran sungai yang ada di Sleman, yakni bantaran Sungai Krasak Tempel, bantaran Sungai Adem Girikerto Turi, bantaran Sungai Bedog Dowangan Gamping, bantaran Sungai Boyong Wonorejo Pakem dan bantaran Sungai Tepus Wukirsari Cangkringan. Bibit pohon yang tersedia akan dibagi sama rata dan ditanam di kelima wilayah tersebut.
Kondisi sejumlah bantaran sungai di Sleman memang dalam kondisi kritis. Sejumlah mata air mulai hilang. Maka penanaman pohon-pohon konservasi menjadi sesuatu yang mendesak untuk dilakukan. Salah satu anggota FKSS yang juga pelestari Sungai Krasak Eko Ari menyambut baik program konservasi dan pemberian bibit pohon konservasi dan pohon buah tersebut. Pihaknya akan segera berkoordinasi dengan masyarakat dan perangkat desa setempat perihal teknis penanamannya.
Hal senada disampaikan pelestari Sungai Adem Girikerto Turi, Ivan. Ia mengapresiasi gerakan konservasi yang didukung CSR BPD DIY Sleman. “Giat konservasi secara mandiri sesungguhnya sudah dilakukan sejumlah warga lereng Merapi. Apalagi sejumlah mata air yang ada perlu dipertahankan dengan memperbanyak menanam pohon yang mampu menyimpan air,” kata dia.
Kepala Pedukuhan Wonorejo, Hargobinangun, Pakem Monica Esti juga menyambut baik rencana konservasi bantaran sungai, khususnya di Sungai Boyong. “Kami ucapkan terimakasih sudah diundang dan dilibatkan dalam program penanaman pohon kali ini. Kami akan mengajak warga agar kian bersemangat dalam giat penanaman pohon di bantaran sungai,” katanya. (AG Irawan, Ketua FKSS)