BERNASNEWS.COM – Sekelompok masyarakat yang tergabung dalan Front Marhaenis meramaikan lokasi di Titik Nol Kilometer pada Senin (29/6/2020). Mereka menyuarakan dukungan atas Pancasila dengan berorasi.
Dalam aksi tersebut mereka terlihat membawa bendera organisasi, spanduk, serta sebuah hiasan berbentuk keranda. Hal tersebut dibawa anggota ormas sebagai bentuk protes mereka atas tuduhan mengenai Presiden RI Pertama sebagai anggota PKI hingga mengecam tindakan yang bisa memporak-porandakan ideologi bangsa yakni Pancasila.
Yustanto Budiman salah satu simpatisan Front Marhaenis yang swmpat menyuarakan orasi menyayangkan kegiatan-kegiatan masyarakat terkait aksi yang tak memenuhi aturan COVID-19 hingga terkait isu yang bisa merongrong Pancasila.
“Tapi kalau di benak kita menyamakan Pancasila dengan yang lain ini akan menjadi rumit. Itulah akibatnya hari ini. Karena orang tidak sadar bahwa Pancasila sekali lagi dasar negara kita, yang menjadi fundamen,” tuturnya saat ditemui di Titik Nol, Senin (28/6/2020).
Ia menyampaikan juga bahwa ada beberapa sikap yang disampaikan oleh para simpatisan aksi yang tergabung dalam ormas tersebut. Hal tersebut sebagai respons atas isu yang sebelumnya mengemuka tentang Pancasila sekaligus tuduhan mengenai Soekarno hingga keberadaan NKRI.
“Bukan tuntutan sebenarnya lebih pada pernyataan sikap saja. Salah satu bahwa Bung Karno sudah jelas sekali lagi beliau adalah proklamator, beliau adalah presiden bukan PKI. Jangan kemudian dibelok-belokkan karena sekeloampok orang sudah berusaha membelok-belokan,” tegasnya.
Terkait pernuataan sikap yang dimaksud Yustanto atau yang akrab disapa Adi Lobo diantaranya menyatakan 5 poin yakni bersumpah setia pada Pancasila, UUD 45 menjaga keutuhan NKRI, menegaskan bahwa proklamator Indonesia yakni Soekarno bukanlah PKI, menegaskan Trisila dan Ekasila merupakan satu kesatuan dalam proses kelahiran Pancasila, menentang paham yang menyuarakan anti Pancasila hingga meminta aparat kepolisian mengambil langkah tegas akan penegakan hukum pada oknum yang melakukan pelanggaran hukum.
“(Pancasila) Itu sudah clear dan itu sudah menjadi kesepakatan final bangsa dan rakyat Indonesia,” kata Sekertaris Umum Gerakan Marhaenis DIY.
Oleh karenanya sebagai sekretaris umum Nasional Marhaenis, pihaknya mengatakan bahwa saat ini misi yang terpenting ialah mencegah ideologi yang berseberangan untuk mengganti Pancasila yang sudah disahkan sebagai dasar negara sejak dahulu. menghadapi setiap paham setiap ideologi yang salah satunya adalah khilafah.
Ketika ditanyai apakah kegiatan ini berkaitan dengan resposns terhadap pembakaran bendera, pihaknya menyatakan dengan tegas bahwa hal ini sama sekali tidak berkaitan dengan isu pembakaran bendera milik salah satu partai di Indonesia.
“Oh tidak (terkait) tentu tidak tentu menjadi urusannya PDI perjuangan dan kami di sini lebih concern kepada harkat martabat Bung Karno sebagai founding father,” pungkasnya