Kemampuan Komunikasi menjadi Kekuatan dalam Pendidikan Jarak Jauh

BERNASNEWS.COM — Pada era Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) dibutuhkan kemampuan berkomunikasi atau communication skills bagi para pengajar maupun pendidik seperti guru atau dosen sehingga dapat melaksanakan tugas pembelajaran dengan baik. Proses transfer knowledge juga akan berjalan optimal dan para mahasiswa dapat menerima materi perkuliahan.

Prof. Dr. Edy Suandi Hamid, M Ec, Rektor Universitas Widya Mataram (UWM) memberikan sambutan membuka acara Peningkatan Kapasitas Pendidik, Rabu (17/6/2020), di Auditorium Fakultas Ekonomi UWM, Yogyakarta. (Foto: Dok. Humas UWM)

Hal itu disampaikan oleh Prof. Dr. Edy Suandi Hamid, M Ec, Rektor Universitas Widya Mataram (UWM) dalam sambutan membuka acara Peningkatan Kapasitas Pendidik, Rabu (17/6/2020), di Auditorium Fakultas Ekonomi UWM, Yogyakarta.

Acara yang diikuti para dosen UWM tersebut digelar dengan mengangkat tema Pembinaan dan Konsultansi Dosen UWM. Dalam pelaksanaannya, UWM menghadirkan narasumber Risma Kusumanendra LDP, S IP, Pelatih Profesional dari Cristal Manajemen Indonesia.

Suasana acara Peningkatan Kapasitas Pendidik, di Auditorium Fakultas Ekonomi UWM, Yogyakarta. (Foto: Dok. Humas UWM)

“Pelaksanaan pembelajaran online saat ini belum optimal sebagaimana standar PJJ, mengingat belum adanya kesiapan dan sarana pendukung yang memadai. Perlu pembekalan dari ahlinya tentang communication skills dan teknis dalam proses pembelajaran yang dipadukan dengan penggunaan teknologi informasi,” terang Prof. Edy.

Sementara itu, menurut Risma, segala jenis media online yang digunakan dalam pembelajaran sangat ditentukan cara penyampaian materinya. Penyampaian materi tersebut harus menyenangkan sehingga mahasiswa bisa memahami dengan optimal.

Salah satu peserta Peningkatan Kapasitas Pendidi sedang mempraktekan kemampuan dalam mengajar sistem PJJ. (Foto: Humas UWM)

“Kuliah rekam tunda juga dapat dimanfaatkan ketika mahasiswa mengalami kendala jaringan dan paket data,” tutur Risma dihadapan para peserta. Lanjut Risma menjelaskan, kekuatan pembelajaran online tidak hanya terletak pada materi, namun pada kemampuan pendidik dalam membawakan materi dengan suasanan yang menyenangkan. Kebijakan akademik juga harus mengarah pada aspek tersebut.

Kondisi di tengah pandemi, tambah Risma, para pendidik seringkali mengalami kelelahan fisik dan pikiran, sehingga dapat memicu pesimisme dalam proses PJJ. “Mengatasi hal itu, maka proses pembelajaran setidaknya dibawakan dengan suasanan menyenangkan dan cara penyampaian yang komunikatif kepada mahasiswa,” imbuhnya.

Risma juga mengajak para peserta acara untuk melakukan simulasi selama perkuliahan online berlangsung dengan dukungan teknologi infomasi penunjang pembelajaran. (nun/ ted)