BERNASNEWS.COM — Berbagai program pemberian bantuan dan pengamanan sosial yang dilakukan pemerintah sudah dilakukan dalam penanganan Covid-19. Namun demikian bantuan tersebut dirasa masih belum cukup. Setiap warga masyarakat harus dapat hidup mandiri tanpa menggantungkan bantuan dari pemerintah atau pun orang lain. Harus menjadi pertimbangan setiap orang agar lebih bijak dalam mengambil keputusan dalam pengelolaan perekonomian keluarga di masa merebaknya virus Corona ini.
Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Widya Mataram (UWM), Nany Noor Kurniyati, SE, MM, M Sc mengungkapkan, ada hal yang dapat menyelamatkan masyarakat untuk tetap bertahan di tengah pandemi yakni dengan menerapkan ekonomi tolong-menolong.
“Hal ini diperoleh berdasarkan observasi langsung di beberapa wilayah DIY, baik di kawasan perkotaan maupun kawasan perdesaan. Dinamakan ekonomi tolong-menolong karena dalam interaksi ekonomi yang dilakukan tidak sekadar untuk memenuhi kebutuhan, tetapi juga didasarkan atas keinginan menjalin silaturahmi dan saling membantu kepada sesama yang membutuhkan,” papar Nany, Jumat (5/6/2020).
Menurut Nany, konsep ekonomi tolong-menolong berbeda dengan prinsip ekonomi yang pada saat permintaan terhadap suatu produk sedang tinggi, maka penjual dapat mencari keuntungan yang maksimal. Ekonomi tolong-menolong dibangun dari budaya tolong-menolong sebagai kearifan lokal.
“Pada masa-masa sulit selama pandemi Covid-19 ini setidaknya menyadarkan kita untuk menghidupkan kembali budaya tolong-menolong sesama tetangga, teman maupun orang lain yang tidak kita kenal sekalipun,” kata Nany.
Fakta lain juga dapat dilihat dari pengalaman masa-masa sebelumnya terkait dengan penurunan ekonomi yang disebabkan terjadinya bencana alam atau krisis ekonomi. Aspek sosial ekonomi masyarakat segera kembali bangkit dengan adanya kekuatan tolong-menolong, bahu-membahu menggalang dana bantuan dari berbagai pihak.
Nany berharap supaya Usaha Mikro Kecil Dan Menengah (UMKM) dapat bangkit di tengah pandemi Covid-19. Selaras dengan ekonomi tolong-menolong, maka langkah yang harus dilakukan dari sisi konsumen adalah dengan membudayakan belanja ke tetangga atau teman dekat yang berjualan.
Masyarakat juga harus mendorong program mencintai produk dalam negeri terutama bagi brand-brand lokal. “Sementara dari sisi pelaku usaha, harus memanfaatkan lingkungan sosial sebagai channel utama pemasaran. Pelaku usaha juga harus memperhatikan perputaran modal atau cashflow terjaga dengan sehat,” pungkasnya. (nun/ ted)