BERNASNEWS.COM – JALUR terbaik ada dua: sudah jadi dan menjadi. Sudah jadi artinya berada di lingkungan tertentu otomatis jadi terbaik. Menjadi artinya mengusahakan yang terbaik untuk lingkungannya.
Saya mau cerita tentang Naura, putri sulung dari sahabat dan teman bermain dari kecil saya Ari Rheno Prakosa. Remaja kelahiran Sleman, Agustus 2005, ini bertumbuh dalam lingkungan keluarga terbaik. Kakek-neneknya guru. Guru misi malahan. Eyang Prang sangat dikenal di kampung kami.
Mamanya, Maria Domal, merantau dari Manggarai, Flores, untuk kuliah di Jawa demi meraih pendidikan terbaik di Akper (kini STIKES) Panti Rapih Yogyakarta. Di kampus itu ia ketemu dengan papanya Naura. Mamanya kemudian menjadi perawat di RS Panti Nugroho hingga mengundurkan diri demi mengasuh dia dan adik-adiknya. Sedang papanya sedari awal memilih bekerja di media massa. Di Radar Jogja, grup Jawa Pos.
Naura dipilihkan sekolah-sekolah terbaik oleh orangtuanya. TK dan SD Model Sleman jadi lingkungan awal yang mengenalkannya konsep pendidikan utuh: akademik terasah nonakademik terlatih. Saat TK, ia mewakili kontingen DIY dan menyabet juara 3 nasional senam irama. Saat SD, ia mewakili Kabupaten Sleman dua periode dalam lomba solo vokal di tingkat Provinsi DIY, juara 1 macapat se-DIY, juara 1 geguritan, juara 1 bercerita dan dongeng dan juara 1 dolanan anak. Ia pun beberapa kali memenangi kompetisi vokal siswa-siswi Purwa Caraka.
Cukup? Belum
Diajeng Cilik Berbakat Kabupaten Sleman ini pernah mewakili DIY dalam lomba bercerita tingkat nasional. Bersama penyanyi nasional Putri Ayu, ia terpilih menyanyikan lima lagu Elfa Secoria untuk konser Gajah Mada Camber Orcestra volume 5 dalam tema “Kidung Masa Kecil”. Masih seabrek lagi prestasinya. Anda bisa temukan jejaknya di Google.
Orangtua Naura sangat mendukung kiprahnya. Kenapa? Karena Naura sangat bertanggung jawab akan pilihannya. Studinya tetap yang terutama. Ia saat ini kelas 3 SMPN 4 Pakem, sekolah di desa yang mencuri perhatian karena beberapa kali mengungguli SMPN 5 Kota Yogyakarta, sekolah yang berdekade lamanya jadi yang terbaik di Kota Pendidikan.
Di SMPN 4 Pakem ini ia mempersembahkan piala sebagai solo vocal di FLSSN. Ia juga merilis singel lagu anak “Alam Desa” dan dikontrak salah satu anak perusahaan PT Intan Pariwara. Dan, ini yang penting, ia adalah penyanyi pembuka konser Didi Kempot di Sleman City Hall.
Kenapa saya sebut penting? Karena Naura secara khusus meminati tembang-macapat dan lagu Jawa. “Lagu Jawa itu enak untuk bersenandung,” tukas pemilik nama lengkap Dominique Naura Ilari Namorin ini.
Pak Sudarji, guru SD-nya yang seniman profesional, ia sebut besar perannya meletakkan kecintaannya nguri-uri budaya Jawa. Setelahnya, ia juga ingin belajar lagu-lagu Manggarai, Nusa Tenggara Timur, lagu-lagu leluhurnya juga. “Karena Mama orang Manggarai dan lagunya juga bagus-bagus,” kata Naura.L
Lagu-lagu yang bisa Anda tonton di Youtube ini ia produksi saat #dirumahaja, mengisi waktu untuk persiapan tes masuk SMAN 3 Padmanaba, sekolah terbaik di Jogja, impiannya. Ia mau menempuh jalur prestasi karena rumahnya di luar zona.
Tentang rekaman lagu ini, sang papa sempat berujar dalam bahasa Jawa : Naura ki cah angil. Nek lagune seneng lagi gelem.”
Itulah Naura. Di balik “keluhan” papanya ada kebanggaan betapa Naura hanya mau melakukan yang terbaik dari pilihan-pilihan terbaiknya. Mau mendukung Naura jadi semakin baik? Lakukan yang terbaik untuknya hanya dengan like, comment, dan subscribe Youtube channel “Naura Dominique”, sekarang.
Terima kasih atas kebaikan Anda. Semoga yang terbaik pun berlimpah untuk Anda. (AA Kunto A)