News  

Masjid Masyfa Simpang Lima Karangnongko Wates Peduli Dampak COVID-19

BERNASNEWS.COM — Meski kegiatan ibadah ritual di masjid selama pandemi Covid-19 dikurangi atau bahkan ditiadakan, namun masjid sebagai pusat ibadah sosial tetap beraktivitas dan berpartisipasi dalam upaya penanggulangan pandemi COVID-19.

Kelompok Remaja Masjid Masyfa Simpang Lima Karangnongko Wates, Kulon Progo siap melaksanakan penyaluran bantuan paket sembako kepada warga sekitar masjid yang tedapak COVID-19. (Foto: Kiriman Isnu Hrdoyo)

Masjid Masyfa Simpang Lima Karangnongko Wates, Kulon Progo melaksanakan program bantuan sosial kemanusiaan atau berbagi guna mendukung upaya pencegahan dan penanganan dampak pandemi COVID-19, Sabtu (16/5/2020), jam 15:30 WIB.

Bantuan ini dilaksanakan melalui gerakan kepedulian sosial untuk keluarga sekitar masjid Masyfa yang terdampak pandemik COVID-19 berupa pembagian bantuan paket sembako senilai Rp 200.000, jumlah 80 paket. Demikian disampaikan oleh Dr. R. Wakhid Akhdinirtwanto, M Si selaku Ketua Takmir Masjid Masyfa.

Koordinator Remaja Masjid Masyfa Simpang Lima Karangnongko Wates, Kulon Progo, Wildan melaksanakan amanat menyerahkan bantuan paket sembako kepada warga sekitar masjid. (Foto: Kiriman Isnu Hardoyo)

“Gerakan kepedulian sosial ini digiatkan oleh Kelompok Pengajian Ibu-Ibu Masjid Masyfa dengan koordinator Ibu Giyati, Gerakan Shadaqah Jumat Siang yang dikomandani dr. Moerlani Dahlan, dan dilaksanakan oleh Remaja Masjid Masyfa dengan dimotori sdr Wildan. Wujud bantuan adalah berupa sembako,” papar Wakhid.

Sistem berbagi dilakukan dengan mengunjungi keluarga terdampak dari rumah ke rumah. Menurut Wakhid, ini dilakukan untuk menghindari berkumpulnya massa dalam jumlah banyak dan sesuai dengan protokol kesehatan dari pemerintah dalam menanggulangi pendemi COVID-19.

“Cara berbagi dengan mengunjungi keluarga di rumah-rumah adalah cara yang dituntunkan dalam ajaran Islam. Manfaat dan pembelajaran yang diperoleh adalah antara lain dapat silaturahmi ke tetangga, melihat kondisi keseharian , tilik atau ngaruhke tonggo,” jelas Wakhid.

Menjalin komunikasi kesetaraan, menambah banyak teman dan relasi, dan menumbuhkan jiwa persatuan dan semangat tolong menolong. “Memang cara demikian lebih lama dan membutuhkan tenaga yang lebih, karena itu pelaksanaan diserahkan kepada remaja masjid, agar mendapatkan pembelajaran dan pendidikan. Di samping tentu saja mendapatkan amal ibadah yang akan diganjar oleh Allah SWT,” pungkas Wakhid Akhdinirtwanto. (ted)