Berkebun Sebagai Obat Stres dan Penghilang Kegalauan Masa Pensiun

BERNASNEWS.COM — Jelang pensiun atau purna tugas apabila tidak dipersiapkan sejak awal terutama dari segi kejiwaan dan perencanaan kegiatan dalam pengisian waktu luang maka dapat menjadikan kegalauan bahkan post power syndrome, yaitu suatu kondisi kejiwaan yang umumnya dialami oleh orang-orang yang kehilangan kekuasaan atau jabatan yang diikuti dengan menurunnya harga diri.

Ketua KPK/ Ketua RW 08 Suryoputran, Seno Pratomo berserta istri Shinta Utami. (Tedy Kartyadi/ Bernasnews.com)

“Hal itu tidak akan terjadi apabila sebelumnya telah dipersiapkan sejak awal dan mengenali kemampuan yang dimiliki dan pengelolaan waktu, kemampuan itu bisa dari kegemaran atau hobi. Karena pensiun itu adalah kepastian bagi setiap pegawai atau karyawan, sehingga masa pensiun itu dapat diperhitungkan,” terang Drs. Muhammad Susilo Wardono selaku sesepuh kampung dan penasehat Kelompok Petani Kota (KPK) RW 08 Suryoputran, di sela-sela panen sayur hidroponik, Rabu (11/3/2020), di Balai RT 27, Jalan Pesindenan, Suryoputran, Yogyakarta.

Drs. Muh. Susilo Wardono akrab disapa Pak Sus selaku Penasehat KPK RW 08 Suryoputran sedang memperlihatkan kebun yang bermula dari hobi, Rabu (11/3/2020). Foto: Tedy Kartyadi/ Bernasnews.com.

Drs. Muhammad Susilo Wardono atau akrab disapa Pak Sus telah pensiun sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) selama sembilan tahun tepatnya sejak tahun 2011. Ia awal mula berkarir di Dinas Tenaga Kerja DIY kemudian tahun-tahun terakhir pindah di Badan Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat (BPPM) hingga pensiun atau purna tugas.

“Kebetulah saya suka tanaman dan burung oceh-ocehan (berkicau). Sewaktu masih dinas sering bertugas berpergian maka kesukaan saya lebih saya fokuskan pada tanaman. Sebab pelihara burung atau binatang itu terikat dengan pemberian makan setiap harinya,” ujar Pak Sus.

Dari dinas sering tuga ke luar kota atau luar daerah dan menjumpai tanaman yang bermacam-macam itulah, Susilo Wardono lantas memantabkan untuk mulai bercocok tanam berkebun, khususnya tanaman buah dalam pot (tabulapot), tanaman langka, dan tanaman bonsai di halaman rumahnya. Hobinya berkebun juga didukung oleh sang nyonya Nanik Pujiastuti, yang juga seorang aktifis PKK di Kelurahan Panembahan dan RW 08 Suryoputran.

Pak Sus menunjukan pohon kacang Amazon salah satu pohon langka koleksinya. (Tedy Kartyadi/ Bernasnews.com)

“Jadi setahun jelang pensiun, saya sudah tidak binggung mau apa. Berkebun yang awal dari hobi itu saya tekuni. Bersyukur beberapa hasil pembibitan atau pencakokan tanaman ada yang laku dibeli orang. Dalam budi daya tanaman itu saya belajar secara otodidak, saya dapatkan pengetahuan berkebun dari internet tapi keberhasilan lebih banyaknya dari pengalaman,” ungkapnya.

Bapak berputra dua dan bercucu satu ini, menambahkan, bahwa keberadaan KPK di RW 08 Suryoputran, Kelurahan Panembahan, Kecamatan Kraton, Yogyakarta sangat mendukung sekali. Bersama KPK dia bisa belajar bersama tentang tanaman dan berkebun,  serta ada mentor seorang pakar dari SOKA Organik, Samigaluh, Kulon Progo, DIY. Juga misi dari KPK yang bertujuan untuk menghijaukan lingkungan, menjadikan Kampung Suryoputran sebagai ikon Kampung Flora.

Bonsai pohon asem yang telah berumur puluhan tahun yang bentuk bibit didapat kala masih dinas sebagai PNS saat bertugas di wilayah pegunungan selatan. (Tedy Kartyadi/ Bernasnews.com)

“Kala masih berdinas dulu pegangannya berupa pena dan kertas. Kini setiap pagi saya ibaratkan berkantor dengan perlengkapan cetok, gunting tanaman, media tanam dan pupuk. Berkebun itu mengasyikan dan dapat menghilangkan stres. Dengan melihat tanaman  mulai berbuah atau bibit bersemi merupakan keasyikan tersendiri,” pungkas Susilo.

Bernasnews.com berkesempatan diajak untuk melihat halaman rumah yang dijadikan kebun oleh Muhammad Susilo Wardono, di seputaran Jalan Langensuryo, Panembahan, Kraton, Yogyakarta. Selain beberapa tanaman atau pohon yang telah fmilier antara lain, belimbing, jambu, anggur, mangga. Ada juga beberapa pohon langka, seperti duwet/ jamblang, delima, kacang amazon, jeruk nagomi, sawo durian, dan pohon bonsai. (ted)