BERNASNEWS.COM – SUASANA Selasa Wage pada malam hari di Malioboro memang berbeda dari hari-hari biasa, seperti pernah ditulis sebelumnya. Pada Selasa Wage (10/12/19) kali ini mulai pagi hari sekitar jam tujuh pagi sampai malam hari, semua kendaraan bermotor dilarang lewat, kecuali bus Trans Jogja.
Jalan di utara hotel Inna Malioboro ditutup dan dijaga petugas yang membukakan pembatas saat Trans Jogja melewati Malioboro yaitu jalur 1A,J alur 2A , Jalur 3A dan Jalur 8, yang diperbolehkan masuk ke area jalan tersebut.
Selasa Wage pagi tidak hentinya warga Yogyakarta tumpah ruah di sepanjang Jalan Utama Malioboro pada saat diberlakukannya hari bebas kendaraan, Selasa (10/12/19). Lagu terdengar dari speaker di beberapa tempat yang berasal dari permainan beberapa sekelompok musik yang memakai kaos seragam.
Pada hari bebas kendaraan ini juga para pedagang kaki lima yang selama ini berniaga di sepanjang lorong pertokoan Malioboro dengan serentak menutup lapaknya. Mereka menyetujui peraturan baru ini. Dengan adanya car free day ini pun mereka dapat membersihkan Malioboro sebagai lahan mencari rezeki.
Sayap-sayap Jalan Malioboro,seperti Jalan Suryatmajan, Pabringan, Perwakilan juga ditutup dan dijaga petugas yang melarang kendaraan bermotor masuk ke area Malioboro. Beberapa padagang kaki lima terlihat menyapu ,yang lainnya menyemprot trotoar dengan air dari tanki air hingga seluruhnya basah dan trotoar mengkilap serta bau seperti kencing kuda dan sampah dan genangan air, jelas sudah tidak ada lagi. Sementara itu pertokoan akan buka pada jam sepuluh pagi.
Tidak dapat dipungkiri, reresik Malioboro setiap Selasa Wage menjadi embrio gerakan serupa di berbagai tempat. Di antaranya tumbuhnya gerakan reresik pasar tradisional setiap Kamis Pon serta reresik lingkungan setiap Minggu Legi. Nampak warga begitu guyup rukun mulai selatan rel kereta api Stasiun Tugu hingga pertigaan Ngejaman.
Namun Selasa Wage kali ini dirasa cukup berbeda, karena pada sore harinya kawasan Malioboro diguyur air hujan beberapa saat, seningga menambah fresh atmosfir Selasa Wage pada malam hari. Akan tetapi hal tersebut tidak menyurutkan sedikit pun semangat penikmat euphoria Selasa Wage di Malioboro, justru rintik hujan Selasa Wage malam menambah romantisme penikmat music Accoustic di depan Kantor DPRD, sehingga susasana syahdu semakin malam semakin terasa, seperti lagu Yogyakarta karya Kla Project yang dibawakan sebagai penutup sajian band acoustic Selasa Wage malam.
Hari bebas kendaraan yang berlaku hanya pada hari Selasa Wage setiap bulan ini menarik animo masyarakat baik dari dalam maupun luar Kota Yogyakarta untuk melakukan aktifitas apapun di sepanjang Malioboro. Dari pantauan penulis, beragam kegiatan yang dapat dilakukan oleh masyarakat pada saat memeriahkan Selasa Wage seperti mengendarai sepeda, berfoto, berolah raga, berkesenian hingga demo menari bersama atau flashmob.
Ada juga sejumlah komunitas yang mengadakan kopi darat di area bebas kendaraan Malioboro kemarin, diantaranya Komunitas Paguyuban Onthel Djogdjakarta (Podjok), Wanita Berkebaya Indonesia, Komunitas Skateboard Yogyakarta, Kroncong Plesiran dan sejumlah hiburan rakyat seperti Gelar Budaya hingga Komunitas Campusari Yogyakarta.
Tidak ada tempat lengang yang tidak dinikmati oleh seluruh warga Yogyakarta yang hadir pada satu harian penuh bebas asap bermotor ini. Menjelang sore hingga malam hari pengunjung Car Free Day-nya Malioboro ini terlihat semakin padat, tidak putusnya warga berdatangan dengan segala macam kegiatan yang akan mereka lakukan.
Hari bebas kendaraan setiap Selasa Wage ini merupakan konsep dari Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang bekerja sama dengan Dinas Perhubungan DIY untuk memberikan atmosfir baru atau rehat dari hiruk pikuknya aktivitas tourist bagi Jalan Malioboro yang selalu padat setiap harinya.
Pemerintah DIY sendiri telah membuat aturan bahwa tidak semua kendaraan dilarang melintas akan tetapi sebagaian saja diantaranyaTrans Jogja, kendaraan pemerintahan, serta kendaraan dalam keadaan darurat seperti pemadam kebakaran dan ambulans.
Selain menikmati Malioboro yang bebas kendaraan ternyata kita juga dapat melihat Tugu Pal Putih Yogyakarta dengan jelas. Karena secara struktur posisi Tugu Pal Putih dan Malioboro merupakan satu jalur garis lurus yang hanya terputus oleh rel kereta Stasiun Tugu Yogya. Kegiatan rutin Selasa Wage ini diharapkan jika menjadi magnet tersendiri bagi wisatawan. Aktivitas seni budaya tersebut juga diharapkan mampu menjadi pelopor bagi daerah-daerah lain di area Yogyakarta dan sekitarnya untuk kembali menghidupkan karya-karya seni atau warisan budaya yang selama ini hampir tenggelam karena mulai terlupakan oleh generasi milenial saat ini. (Febriana Lindiawati, Mahasiswa Prodi Public Relations ASMI Santa Maria)