Astragraphia Dorong Aktor Pertumbuhan Industri Kreatif Lokal

BERNASNEWS.COM – PT Astra Graphia Tbk bersama Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif serta Asosiasi Profesional Desain Komunikasi Visual Indonesia (AIDIA) menggelar diskusi bersama media tentang peran Desain Grafis untuk Industri Lokal di Kedai Kolega, Yogyatourium Dagadu Djokdja, Jumat (29/11/2019).

Dalam diskusi itu terungkap data Badan Ekonomi Kreatif menyebutkan bahwa kontribusi terbesar subsektor ekraf terhadap PDB adalah sektor kuliner sebesar 41,40 persen, fashion sebesar 18,01 persen dan kriya (labelling, packaging) sebesar 15,40 persen. Sementara subsektor DKV, Film/ Animasi/ Video, Seni Pertunjukan dan TV/ Radio merupakan empat subsektor potensial yang mengalami pertumbuhan tertinggi tahun 2016.

Yuana Rochma Astuti, Direktur Pengembangan Pasar Dalam Negeri, Deputi Pemasaran Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Baparekraf) dalam rilis yang dikirim ke Redaksi Bernasnews.com, Jumat (29/11/2019) mengatakan, keberadaan industri kreatif Indonesia telah menjadi motor penggerak perekonomian nasional. DKV merupakan satu dari empat subsektor ekraf yang mengalami pertumbuhan pesat di mana DKV bertumbuh 8,98 persen tahun 2016.

Hal ini menunjukkan bahwa DKV memiliki peran penting dan mampu memberikan dampak besar terhadap subsektor ekraf seperti kuliner, fesyen dan kriya.

PT Astra Graphia Tbk bersama Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif serta Asosiasi Profesional Desain Komunikasi Visual Indonesia (AIDIA) menggelar diskusi bersama media tentang peran Desain Grafis untuk Industri Lokal di Kedai Kolega, Yogyatourium Dagadu Djokdja, Jumat (29/11/2019. Foto : Istimewa

Mengutip data dari portal Pemerintah Provinsi DIY, pertumbuhan industri kreatif di DIY berkembang pesat dalam satu dekade terakhir. Ada lebih dari 172 ribu pelaku ekonomi kreatif, dimana lima subsektor terbesar bergerak di usaha kuliner, kriya, fesyen, penerbitan dan fotografi. Subsektor kuliner sekitar 106 ribu usaha, kriya 36 ribu usaha, fesyen 23 ribu usaha, penerbitan 3 ribu usaha dan fotografi sekitar seribu usaha, ditambah banyaknya industri kreatif digital.

“Yogyakarta merupakan satu dari lima provinsi di Indonesia penyumbang PDB Ekraf terbesar pada 2016, di mana tiga subsektor terbesar bergerak di bidang kuliner, kriya, dan fesyen. Ketiga subsektor tersebut membutuhkan keberadaan desain grafis untuk mendukung industri kreatif dalam menciptakan tampilan produk yang menarik seperti packaging, labelling atau katalog,” kata Yuana Rochma Astuti.

Dikatakan, Yogyakarta juga merupakan salah satu provinsi dengan persebaran pelaku kreatif DKV terbesar selain Bandung dan DKI Jakarta. Meningkatnya kebutuhan akan Desain Komunikasi Visual memberi dampak terhadap sektor ekonomi kreatif lain. Dengan tampilan yang unik, modern dan colorful akan melipatgandakan nilai sebuah produk kreatif sehingga dapat berkompetisi di pasaran. (lip)