BERNASNEWS.COM — Surat Kabar Harian (SKH) Harian Bernas sebagai koran media cetak boleh dikatakan berhenti cetak atau sudah tidak terbit lagi sejak tanggal 1 Maret 2018 lalu, namun semangat dan spirit Bernas bagi para mantan karyawan yang berkarya sejak koran tersebut berkantor di Jalan Jendral Sudirman 52, Yogyakarta tidak akan pernah padam. Tampak jelas meskipun sudah tidak ada koran cetaknya namun sejak itu bertumbuhlah beberapa media online dari pohon yang sama yang didirikan dan dikelola oleh mantan karyawan tersebut, salah satunya adalah Bernasnews.com.
Hal itu, disampaikan oleh Pemimpin Redaksi Bernasnews.com Philipus Jehamun, Jumat (15/11/2019), saat menerima kunjungan silaturahmi tamu dari manajemen Platinum Adisucipto Hotel and Conference Center dan manajemen The Atrium Hotel and Resort, di Kantor Redaksi Bernasnews.com dan Media Komunitas Nagari, Jalan Pembela Tanah Air (PETA) No. 7, Tegalrejo, Yogyakarta. Ikut hadir menerima tamu tersebut, Direktur PT. Citra Komunika Nusantara, Galih Wijaya, Divisi Bisnis Tedy Kartyadi, dan Manajer Iklan Nuning Harginingsih.
Sementara, yang berkesempatan berkunjung dari Platinum Adisucipto Hotel and Conference Center, diantaranya VP GM Corporate Platinum Indonesia Claudia Devie, Director of Sales Retno Nendyo, Marketing Communication Mariam Y. Rahman, dan Junior Account Manager Lupita Wulansari. Dan dari The Atrium Hotel and Resort adalah, Marketing Communication Restu Ema Nurani dan Sales Executive Adi Dewanto.
“Apabila dirunut dalam sejarah SKH Harian Bernas dahulunya bernama Harian Umum Nasional yang diterbitkan oleh Mr. Soemanang, tanggal 15 November 1946. Dalam perjalanannya dampak dari kondisi politik negara, Harian Umum Nasional beberapa kali berganti, dari nama Suluh Indonesia (Sulindo) edisi Yogyakarta, Suluh Marhaen edisi Yogyakarta. Lantas pada tahun 1969 hingga tahun 1990 berganti nama menjadi Harian Umum Berita Nasional, kemudian pada saat kerja sama dengan Kelompok Kompas Gramedia (KKG), tepatnya tanggal 10 November 1991 berganti nama menjadi Harian Bernas,” jelas Philipus.
Pria asal Manggarai, Flores, NTT yang telah puluh tahun sebagai wartawan ini, menambahkan, semenjak kerja sama dengan KKG berakhir dan bergulirnya masa reformasi di mana kebebasan pers dan regulasi penerbitan media cetak lebih dipermudah oleh pemerintah, maka persaingan bisnis koran atau media cetak semenjak itu semakin tajam. Sehingga manajemen terpaksan melakukan langkah re-inventing dan mengganti nama menjadi Harian Bernas Jogja.
“Pasang surut bisnis koran tetap saja terjadi pada Bernas Jogja, pada tahun 2015 terjadi perubahan take over manajemen dan nama koran pun juga diganti kembali menjadi Harian Bernas hingga berhenti terbit atau tidak cetak lagi. Dan munculah beberapa media online salah satunya yang kami kelola sekarang ini Bernasnews.com,” pungkasnya. (ted)