BERNASNEWS.COM – Pemuda memiliki potensi yang besar untuk mengembangkan banyak hal. Bahkan dengan jiwa muda, banyak terobosan yang dilakukan kaum muda untuk memecahkan berbagai masalah sosial yang terjadi di Indonesia.
Salah satu bentuk penyelesaian masalah sosial tersebut adlah dengan mengembangkan wira usaha di bidang sosial. Dan wirausaha di bidang sosial ini mendapat apresiasi dari berbagai pihak, antara lain melalui penyelenggaraan kegiatan Soprema yang oleh Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisipol) UGM. Kegiatan ini merupakan kompetisi dan inkubasi sociopreneur muda Indonesia.
Acara yang sudah memasuki tahun keempat ini bahkan melibatkan 436 tim sociopreneur dari 31 provinsi di Indonesia. Dari jumlah itu, 12 sociopreneur yang telah berkembang diberi kesempatan untuk menampilkan hasil usaha mereka di booth yang disediakan. “Saya kira perjalanan panjang Soprema yang sudah 4 tahun ini sudah mampu mengembangkan generasi muda di wirausaha sosial,” kata Ketua Soprema Hempri Suyatna di Gedung Fisipol UGM, Selasa (12/11/2019).
Salah satu alasan anak-anak muda menjadi pelaku utama dalam wirausaha adalah karena ide-ide yang tak pernah habis dan selalu baru. Wakil Dekan Fakultas Fisipol UGM Wawan Mas’udi mengatakan bahwa ide kreatif begitu banyak untuk bisa menyelesaikan problem sosial.
“Ini bagian penting juga bagi anak muda untuk mengembangkan penelitian dan wirausaha sosial. Saya kira ini bagian penting untuk memajukan Indonesia dengan penyelesaian isu-isu sosial dengan wirausaha sosial,” kata Wawan.
Menurut Wawan, sociopreneur juga dapat menjadi salah satu langkah tepat untuk memajukan dan mengembangkan potensi kaum muda yang ada di Indonesia. Bahkan tak tanggung-tanggung, kegiatan ini juga sudah mendapat dukungan penuh dari Kementerian Pemuda dan Olahraga.
Imam Gunawan dari Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) yang hadir, mengatakan hal ini seharusnya dikembangkan tak hanya di UGM tapi juga di tempat lain agar ada pemerataan terkait penyelesaian isu. Terlebih lagi setiap daerah diyakini pasti memiliki kaum muda yang potensial. Karena itu, Kemenpora mewadahi banyak ide kreatif yang ditampung di kampus tempat mahasiswa berada.
Ia tak menampik bahwa persentase terkait pengembangan ide memang jauh lebih banyak di lingkungan kampus. Meski demikian, Kemenpora tidak hanya mendukung ide kreatif kaum muda di kampus, tapi juga menyasar ke lingkungan lainnya.
“Bahkan hal ini pula sudah menjadi salah satu agenda penting Kemenpora, termasuk sociopreneur. Tak hanya dikembangkan di lingkungan kampus tapi juga di lingkungan sosial maupun institusi pendidikan non-formal,” kata Imam.
Ia berharap di dunia yang semakin berkembang cepat seperti sekarang, ide-ide baru akan terus tumbuh. Dan diharapkan kaum muda yang menjadi penggerak bagi bangsa dalam menyelesaikan masalah sosial di sekitar mereka. (van)