BERNASNEWS.COM — UII menjadi perguruan tinggi pertama di Indonesia yang membuka Program Studi (Prodi) Rekayasa Tekstil dengan jenjang Strata Satu (S1). Hal ini ditandai dengan penyerahan SK Menristekdik (kini Mendikbud) Nomor B/ 2892/ a4.1/ HK.01.01/ 2019 oleh Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah V DIY Prof Dr Didik Achjari SE M.Com Ak CA kepada Rektor UII Fathul Wahid ST MSc PhD di Kampus Terpadu UII, Jumat (25/10/2019).
“Ini merupakan Prodi Rekayasa Tekstil pertama di Indonesia. Dan selamat untuk UII,” kata Prof Dr Didik Achjari SE M.Com Ak CA dalam acara penyerahan SK tersebut, Jumat (25/10/2019).
UII sendiri menilai SK tentang pembukaan Prodi Rekayasa Tekstil itu membuktikan bahwa UII mendapat kepercayaan dari pemerintah. “Dengan penyerahan SK ini membuktikan bahwa UII sebagai perguruan tinggi swasta tertua di Indonesia, sekali lagi, mendapat kepercayaan dari pemerintah untuk berkontribusi dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang memiliki daya saing di masa depan,” kata Fahtul Wahid.
Menurut Prof Didik Achjari, dengan diterimanya SK pembukaan Prodi Rekayasa Tekstil maka UII perlu memberikan kontribusi yang besar dalam bidang rekayasa tekstil agar produk tekstil Indonesia semakin berkibar di level dunia. Selain itu, UII bisa menghasilkan sumber daya manusia yang ahli di bidang rekayasa tekstil yang mampu menghasilkan produk tekstil yang berkualitas, baik dari segi motif/corak yang menarik dan beragam hingga kualitas bahan tekstil yang dihasilkan.
Ketua Tim Pembukaan Prodi Rekayasa Tekstil UII Dr Suharno Rusdi mengatakan, kurikulim Prodi Tekstil UII dirancang dengan mengacu pada Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) dan Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SNPT) serta sesuai dengan standar kurikulum ABET (Accreditation Board of Engineering and Technology-Amerika) dengan format pemikiran modern untuk menjawab tuntutan pasar kerja di era revolusi industri 4.0.
Menurut Suharno Rusdi, Prodi Rekayasa Tekstil UII akan berkomitmen dan berusaha sebaik mungkin untuk mempersiapkan proses belajar mengajar agar dapat menciptakan sarjana yang mampu bersaing dalam era persaingan global. Untuk itu, mahasiswa Prodi Rekayasa Tekstil akan diajak untuk menjalani hidul lifelong leaner, yakni individu mahasiswa yang memiliki motivasi kuat untuk terus belajar.
“Mahasiswa juga tidak hanya belajar dalam lingkup kelas atau laboratorium saja, tetapi juga akan diajak untuk belajar di luar kampus, baik dalam bentuk fieldtrip, pertukaran pelajar ke luar negeri maupun dalam bentuk internship di sektor industri terkait,” kata Suharno Rusdi.
Selain itum menurut Suharno Rusdi, kurikulum Prodi Rekayasa Tekstil UII juga dirancang dengan postur fleksibel mengikuti model sandwich program yakni masa tempuh studi empat hingga 7 tahun yang memungkinkan mahasiswa mengambil cuti kuliah untuk bekerja di akhir tahun kedua maupun ketiga, kemudian melanjutkan lagi hingga masa studi maksimal 7 tahun sesuai dengan SK Menristekdikti Nomor 44 tahun 2015.
Dan untuk mendukung model kurikulum ini, menurut Suharno Rusdi, Prodi Rekayasa Tekstil akan melakukan kerja sama dengan para pemangku kepentingan yakni para pengusaha tekstil yang tergabung dalam Asosiasi Produsen Serat Sintentik Indonesia (APSIFY) dan Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API).
“Dengan format kurikulum seperti ini, diyakini bahwa setelah menyelesaikan studi, sarjana Prodi Rekayasa Tesktil UII akan dapat berkiprah di berbagai arena kehidupan dan memberikan kontribusi terbaik bagi kemajuan dirinya dan bangsa Indonesia,” kata Suharno Rusdi. (lip)