BERNASNEWS.COM — Berdasarkan hasil riset Gartner, pada tahun 2025, sebanyak 80 persen perusahaan tak akan lagi menggunakan data center sendiri, namun akan menggunakan Business Intelligence. Sebab, penggunaan Business Intelligence memberikan keuntungan, di antaranya dapat meningkatkan profit, menurunkan biaya, peningkatan pemasaran dan mempermudah pengambilan keputusan.
“Business Intelligence dapat membantu mengambil keputusan yang bersifat strategis. Dengan keputusan yang strategis dan tepat tentunya akan mempengaruhi pendapatan perusahaan yang juga akan berdampak pada keuntungan perusahaan. Selain itu, Business Intelligence pada peruasahaan dapat mengurangi biaya operasional, seperti biaya penelitian untuk mengetahui perilaku pelanggan dalam melakukan pembelian barang/jasa,” tutur Winda Nur Cahyo ST MT PhD, Ketua Program Studi Teknik Industri Program Magister FTI UII kepada wartawan di sela-sela seminar dan workshop ‘Business Intelligence Akselerasi Transformasi Proses Bisnis’ di Gedung Kuliah Umum Prof Dr Sardjito Kampus Terpadu UII, Sabtu (5/10/2019).
Selain Winda Nur Cahyo, tampil sebagai pembicara dalam seminar dan workshop yang dihadiri 200 lebih peserta itu adalah Dr Kepala Pusat Studi Kecerdasan Buatan /Artificial Intelligence Creative Center of Excellence UII Raden Bagus Fajriya Hakim SSi MSi dan Director PT Media Kernels Indonesia/ Drone Emprit Ismail Fahmi PhD dan Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Pembangunan Negeri ‘Veteran’ (UPN) Yogyakarta Dr Subhan Afifi.
Menurut Winda Nur Cahyo, dalam hal peningkatan pemasaran, Business Intelligence dapat membantu memberikan informasi terkait penjualan yang mana informasi mengenai penjualan tersebut dapat diolah dan untuk membantu strategi pemasaran. Selain itu, informasi yang diberikan oleh Business Intelligence tentunya dapat mempermudah pengambilan keputusan karena informasi yang disajikan dalam Business Intelligence lebih efektif dan mudah dipahami.
Sementara Director PT Media Kernels Indonesia/ Drone Emprit Ismail Fahmi PhD mengatakan, Business Intellegence merupakan kunci sukses bagi perusahaan dalam mengembangkan bisnis di era industri 4.0. Sebab melalui big data Business Intellegence dapat diketahui produk apa saja yang sedang laris dan tidak laku. “Industri 4.0 berbasis data. Namun banyak perusahaan Indonesia belum terlalu aware terhadap pentingnya data, sehingga data masih tersebar di mana-mana dan tidak dikumpulkan. Bahkan data penjualan masih ditulis pada kertas,” kata Fahmi.
Padahal, menurut Fahmi, data base sangat menentukan arah kemajuan perusahaan ke depan. Data tersebut dapat memberikan informasi tentang produk apa yang paling bagus, penjualan produk apa yang naik dan sebagainya. “Kalau mereka tahu produk apa saja yang naik, perusahaan akan memperkuat produk-produk tersebut. Kalau ada produk yang lemah, mereka bisa memperbaiki kualitas sehingga bisa naik kembali,” kata Ismail Fahmi.
Menurut Fahmi, perusahaan internasional sudah menggunakan data Business Intellegence. Melalui data, mereka bisa mendapatkan informasi yang sangat penting. “Kalau tidak menggunakan data, kita akan terus kalah,” ujar Fahmi.
Ia memberi contoh, batik motif apa yang laris dari Yogyakarta, perusahaan asing bisa membaca data, batik apa yang paling laris dari waktu ke waktu. “Dengan data tersebut mereka persiapkan batik yang laris dan dijual di Yogyakarta dengan harga yang murah,” kata Fahmi.
Seminar dan workhsop ini dilakukan untuk membuka wawasan keilmuan yang aplikatif dan diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan praktis secara komprehensif yang berimbang tentang Business Intelligence Akselerasi Transfotmasi Proses Bisnis. (lip)