Pengurus OSIS MTsN 6 Kulon Progo Tak Boleh Otoriter

BERNASNEWS.COM — Menjadi pengurus OSIS merupakan amanah yang mesti diemban dan dipertanggungjawakkan. Namun sebagai pengurus tak boleh berlaku otoriter. Karena pengurus yang juga sebagai pemimpin adalah kemampuan dalam diri seseorang untuk mempengaruhi orang lain dalam bekerja untuk mencapai tujuan yang ditentukan. Sikap yang diperlukan oleh seorang pemimpin adalah kedekatan dengan anak buah, anggota, memberi semangat/motivasi, memberi kepercayaan dan tanggungjawab.

Hal itu disampaikan Kepala MTsN 6 Kulon Progo Imam Syamroni S.Pd saat memberi materi Kepemimpinan bagi 37 calon pengurus OSIS Periode 2019/2020 di ruang kelas 7A, Jumat (27/9/2019).

Menurut Imam Syamroni, fungsi kepemimpinan adalah Instruktif (memberi perintah), Konsultatif (adanya komunikasi dua arah antara pemimpin dan yang dipimpin, Partisipatif (melibatkan anggota dalam pengambilan keputusan), Delegasi (melimpahkan wewenang pada orang lain) dan Pengendalian (bimbingan, pengarahan, koordinasi, pengawasan terhadap anggota).

Ada beberapa tipe kepemimpinan yakni Demokratis dimana semua pendapat bawahan berjasama sangat diperlukan dan Paternalistik bawahan adalah “anak kecil” harus dibimbing, diarahkan dan dikontrol. Selain itu, Militeristik yakni mengedepankan kedisiplinan (formal dan kaku), Kharismatik yakni mengandalkan khrisma seorang pemimpin. Daya ikat pemimpin kuat, sehingga bawahan rela mengerjakan perintah dengan senang.

Pelatihan Baris berbaris oleh Koramil Galur, Sabtu (27-28/9). Foto : Sutanto

Dan Otoriter mengandalkan kekuasaaan dan kekuatan, sehingga bawahan mau melakukan perintah. “Jangan sampai kita menjadi pemimpin yang otoriter, karena akan membuat suasana organisasi tidak sehat,” kata Imam.

Wakil Kepala Madrasah Urusan Kesiswaan Drs Sutanto dalam rilis yang dikirim ke Bernasnews.com menjelaskan bahwa Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK) dimaksudkan sebagai sarana pelatihan keorganisasian kepada calon pengurus OSIS. LDK berlangsung dua hari yakni Jumat dan Sabtu (27-28/9). Materi yang disampaikan meliputi Kepemimpinan (Imam Syamroni), Dinamika Kelompok (Marwati), Tupoksi Pengurus OSIS (Sutanto), Baris Berbaris (Koramil Galur), Motivasi (Pitoyo Atmojo), Pembinaan Mental dan Akhlak (Isnandar), Administrasi dan Program Kerja (Zuni Astuti), Proposal dan Program Kerja (Sutanto).

Dua personil Koramil Galur yang hadir melatih adalah Serda Agus Aryanto dan Serda Saiful Ahmad. Inti latihan baris adalah sikap dan penampilan, hentakan kaki, patah – patah, rata –rata air, irama langkah, kewajaran tenaga dan konsentrasi. Dari berlatih baris akan tumbuh rasa disiplin, mempertebal rasa semangat kebersamaan . Nantinya akan tumbuh sikap tegap dan tangkas, rasa persatuan, disiplin.

“Baris berbaris adalah wujud latihan fisik guna menanamkan disiplin, patriotisme, tanggung jawab serta membentuk sikap lahir dan bathin yang diarahkan pada terbentuknya suatu perwatakan tertentu. Sehingga sangat kegiatan ini dilaksanakan,” terang Agus.

Ada tiga macam aba yang mesti diketahui yakni aba-aba petunjuk, aba-aba peringatan dan aba-aba pelaksanaan, yang biasa digunakan dalam aba-aba pelaksanaan yaitu gerak dan jalan dan mulai. Latihan diawali sikap siap sempurna, posisi istirahat ditempat. Beberapa gerakan yang dilatih adalah Lencang kanan / kiri setengah lencang kanan / kiri lencang depan, berhitung. Yang tak kalah pentingnya ada perubahan arah (hadap kanan/kiri, hadap serong kanan/kiri,balik kanan, bubar jalan). Kedua pelatih berkolaborasi saling mengisi, bila yang satu memberikan komando, yang satu menjadi model pemberi contoh gerakan.

“Anak-anak yang kami latih tak mengalami kesulitan dalam melakukan gerakan baris yang benar.Kami yakin bila mereka berlatih secara rutin, maka baris menjadi sebuah kebiasaan yang bagus,” imbuh Saiful. (lip)