bersama nas

Dies Natalis ke 54 Atma Jogja: Seminar Internasional WCU

BERNASNEWS.COM — Dalam rangka peringatan Dies Natalis ke 54 Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY) atau juga disebut Atma Jogja akan digelar Seminar Internasional, Kamis (26/9/2019), di Auditorium Kampus UAJY III St. Bonaventura, Jalan Babarsari, Yogyakarta. Topik seminar adalah RESEARCH AND INNOVATION : WALKING THROUGH THE DIGITAL ERA  TOWARDS A WORLD CLASS UNIVERSITY.

Dengan menghadirkanpembicara, Primadi H. Serad (Program Director Djarum Foundation), Mohd Fazli bin Mohd Sam (Universiti Teknika Malaysia Melaka), dan Budi Suprapto (FBE UAJY), dengan moderator Pratiwi Budiharta (FBE UAJY).

Y. Sri Susilo selaku Humas Panitia Pelaksana, Senin (23/9/2019), kepada Bernasnews.co, melalui keterangan tertulis, mengatakan peserta seminar internasional ini diperkirakan sebanyak 200 orang yang mewakili perguruan tinggi di DIY dan Jawa Tengah. Gagasan penyelenggaraan seminar dengan topic tersebut adalah hasil buah diskusi bersama Dekan Fakultas Bisnis dan Ekonomika UAJY Budi Suprapto dan Totok Budi Santoso selaku Ketua Panitia Pelaksana.

“Seperti pernyataan Dekan Fakultas Bisnis dan Ekonomika UAJY Budi Suprapto, bahwa entitas pendidikan ditantang untuk untuk menjadi ‘World Class University’ (WCU), dengan memanfaatkan secara optimal semua sumber daya yang ada serta berbasis teknologi informasi yang berkembang sangat pesat,” terang Sri Susilo.

Menurut Budi Suprapto, sudah saatnya untuk tidak lagi berwacana tetapi mulai menerapkan langkah-langkah konkret untuk merealisasikannya. Tentu saja dibutuhkan usaha ekstra dan sungguh-sungguh untuk menjadi WCU yang memiliki serangkaian parameter. Pemeringkatan Quacquarelli Symonds (QS) World University Rankings, misalnya, memiliki serangkaian parameter penilaian yang meliputi riset, inovasi, pengajaran, kemampuan kerja, internasionalisasi, fasilitas, tanggung jawab sosial dan seni budaya.

“Dari serangkaian parameter tersebut, dua parameter yang pertama menjadi parameter yang sifatnya strategic. Yaitu, Pertama adalah riset. Indikator yang dipertimbangkan dalam aspek riset yakni kualitas riset, produktivitas, sitasi maupun penghargaan   yang didapatkan atas riset tersebut. Kedua adalah inovasi. Inovasi merupakan hasil dari apa yang sudah dicapai oleh kampus. Dengan inovasi ini, kampus bisa menciptakan lingkungan ekonomi, sosial bahkan budaya yang akan meningkatkan reputasi kampus,” papar Budi Suprapto.

Sementara, Ketua Panitia Pelaksana A. Totok Budi Santoso, menambahkan, proses untuk meniti perjalanan menjadi WCU semestinya bukan semata lips service yang menjadi pemanis ketika berusaha menggaet calon mahasiswa tetapi konsepsi  matang yang terukur baik dari volume aktivitas maupun durasi waktunya. Diperlukan strategi yang tepat dan dapat dieksekusi. Eksekusinya akan melibatkan perubahan paradigma, anggaran,  kolaborasi, dan komitmen untuk dapat masuk kategori WCU.

Ketika UAJY (Atma Jogja) berencana untuk   menjadi WCU, dibutuhkan    karakter sebagai jati diri. Jati diri inilah yang nanti akan menjadi warna dan sumbang sih nyata serta membedakan dari entitas pendidikan yang lainnya. Jati diri lahir dan dikembangkan dari    potensi sosio-kultural yang hidup dan dikembangkan di dalam entitas UAJY dengan distinguished core value nya dan nilai-nilai luhur yang berkembang dalam masyarakat dimana UAJY berada.

“Dengan nilai-nilai utama yang dipupuk dan dikembangkan UAJY harus  mampu menghasilkan teori dasar di bidang Sains dan Sosial Humaniora dan model-model inovasi terbarukan akan menjadi magnet bagi orang tua mahasiswa, dunia industri, lembaga-lembaga internasional dan pemerintah,” ujar Totok.

Dalam konteks tersebut, seminar akademik berskala internasional ini digelar untuk memantapkan formulasi strategi dan roadmap untuk menjadi WCU. Strategi yang dibangun serta roadmap yang ditetapkan diharapkan dapat menjadi langkah yang mampu mensinergikan semua sumber daya dan potensinya sehingga terbangun kolaborasi yang cantik untuk merealisasikan WCU. (ted)