Ir Slamet Wibowo MM MT, dari Karyawan Perusahaan Pengolahan Kayu hingga Menjadi Kepala Balmon

BERNASNEWS.COM – Perjalanan karir seseorang sangat ditentukan oleh prestasi, tekad, kerja keras dan semangat dari dalam diri orang itu sendiri. Ingin menekuni pekerjaan apa pun dengan cara apa, juga sangat tergantung prestasi dan keahlian yang dimiliki. Dengan demikian
meski merintis karir dari awal di bidang yang berbeda, namun bukan menjadi halangan atau hambatan untuk berprestasi di bidang yang berbeda setelah beralih profesi.

Itu pula yang dialami Ir Slamet Wibowo MM MT, mantan Kepala Balai Monotoring (Balmon) Spektrum Frekwensi Radio Provinsi Bali (2004-2010), Kepala Balmon Provinsi Jawa Tengah (2010-2015) dan Kepala Balmon DIY tahun 2015 hingga pensiun tahun 2018.

Meski setelah lulus sarjana tahun 1989 ia bekerja di perusahaan pengolahan kayu milik Bob Hassan di Wonosobo, Jawa Tengah (ia memilih Wonosobo dari beberapa tempat yang ditawarkan seperti Jambi dan Suroloyo), namun ia tidak puas dan hanya berhenti sampai di situ.

Ketika pada tahun 1991 ada penerimaan PNS di Departemen Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi (Parpostel), ia pun mendaftar dan diterima/ diangkat menjadi PNS lalu ditempatkan di Jakarta. Setelah Departemen Parpostel dibubarkan tahun 2005, ia dipindahkan ke Kementerian Komunikasi Informatika (Kominfo). Di kementerian inilah perjalanan karir putra pertama dari dua bersaudara pasangan Supangadi (alm), pegawai PJKA, dan Supariyem (alm), pedagang di Pasar Beringharjo, menanjak.

Ir Slamet Wibowo MM MT

Dan sesuai keahliannya, suami dari Rini Rohadi dan ayah tiga anak ini pun ditempatkan di Balai Monitoring (Balmon) Spektrum Frekwensi Radio-Unit Pelaksana Teknik (UPT) Kementerian Kominfo yang ada di semua provinsi di Indonesia. Dan sejak tahun 2004, ia diangkat menjadi Kepala Balmon Spektrum Frekwensi Radio Provinsi Bali hingga 2010. Kemudian, pada 2010-2015 Slamet Wibowo dipindah menjadi Kepala Balmon Provinsi Jawa Tengah dan tahun 2015 hingga pensiun tahun 2018 ia menjadi Kepala Balmon DIY.

Sesuai tugas pokok dan fungsinya (tupoksi), Balmon Spektrum Frekwensi Radio bertugas melakukan pengawasan dan pengendalian terhadap penggunaan frekwensi serta pengukuran frekwensi. Dalam menjalankan tupoksi itu, menurut Slamet Wibowo, ada suka maupun dukanya, namun lebih
banyak sukanya.

“Dalam melakukan pengawasan tentu ditemukan adanya pelanggaran, baik yang tidak sesuai dengan peruntukkannya maupun frekwensi yang digunakan tidak sesuai dengan izin yang diberikan. Dan bila ini terjadi maka pasti dilakukan penertiban atau penegakkan hukum (law enforcement) yang diikuti dengan pembinaan. Dalam upaya penegakkan hukum pasti ada pihak yang merasa terganggu,” kata Slamet Wibowo.

Namun, dengan pendekatan persuasif dan edukatif maka upaya penegakkan hukum tidak sampai menimbulkan masalah berarti. Sedangkan sukanya, menurut Slamet Wibowo, karena apa yang dikerjakan merupakan amanah dari pemerintah maka bisa dijalankan atau dikerjakan dengan senang hati tanpa beban apa pun dengan penuh tanggungjawab.

Ir Slamet Wibowo MM MT

“Karena kami mengemban amanat pemerintah tentu sangat menyukai pekerjaan itu karena sesuai tugas pokok Balmon yang harus ditertibkan agar penggunaa frekwensi tertib,” kata Slamet Wibowo, yang lahir di Jogja 15 Maret 1960.

Balmon Spektrum Frekwensi Radio sendiri merupakan kepanjangan tangan dari KemenKominfo di bawah Direktorat Jenderal Sumber Daya Perangkat Pos dan Informatika yang ada di tiap provinsi di Indonesia. Kewenangan Balmon antara lain melakukan laporan langsung kepada Dirjen SDPPI.

Selama menjadi mahasiswa, Slamet Wibowo aktif sebagai anggota Resimen Mahasiswa (Menwa) dan hingga saat ini menjadi Dewan Pakar DPP Ikatan Alumni Resimen Mahasiswa (IARMI) Provinsi DIY dan Ketua Ikatan Resimen Mahasiswa Mahakarta Batalyon 5 IST AKPRIND Yogyakarta. Ia juga masih aktif di Yayasan Penelitian dan Pengembangan Telekomunikasi dan Informatika (YPPTI) yang bergerak di bidang telekomunikasi dan informatika, yang ada di Kemenkominfo hingga sekarang.

Ir Slamet Wibowo MM MT (kanan), saat menjadi Kepala Balmon Spektrum Frekwensi Radi DIY tahun 2017.

Ia pun berharap agar generasi muda saat ini harus tahu dan mampu mengikuti teknologi informasi. “Anak muda harus tahu perkembangan teknologi. Jangan sampai gagap teknologi/gaptek atau terbelakang dalam penggunaan atau penguasaan teknologi. Apalagi sekarang merupakan era digital, era komputer, tak ada lagi yang manual,” kata Slamet Wibowo.

Ia juga meminta para generasi muda agar dalam menghadapi globalisasi dan keterbukaan, harus belajar kemandirian, tahu perkembangan, tidak duduk pangku tangan atau malas-malasan. “Yang punya jiwa entrepreneur/ kewirausahaan harus dikembangkan, jangan hanya mengandalkan lapangan pekerjaan dari pemerintah. Harus jadi wiraswasta yang handal,” harap Slamet Wibowo. (philipus jehamun)