Apapun Pilihan Jurusan Kuliah Bisa Berdampak Pada Karier

BERNASNEWS.COM –Tak selamanya ilmu yang diajarkan di perkuliahan tidak memberikan manfaat bagi karier seseorang. Anggapan bahwa ilmu yang didapat di bangku kuliah tidak penting bisa dikatakan keliru. Dalam dunia perkuliahan tak melulu mengajarkan materi saja, melainkan juga diajarkan soft skill.

Inilah yang diyakini oleh seorang sarjana lulusan ilmu komunikasi salah satu universitas swasta di Jogja bernama Andre. Sejak tahun 2014, dia membangun bisnisnya sendiri yakni home made bass. Sekilas orang akan berpikir ‘wah pasti orang ini banting setir’. Pria dengan nama lengkap Andreas Kristantya Cahya Nugraha menampik anggapan bahwa dirinya selama ini banting setir dalam hal kariernya yang sudah dianggap seperti hobi. Menurutnya tidak ada hal yang dipelajari oleh seseorang selama bersekolah itu tidak berguna.

“Nah kadang kala orang mikirnya kayak gitu (banting setir), kok bisa. Lebih tepatnya aku menghubungkan hobi yang disupport kuliah. Dorongannya begitu. Jadi hobiku main instrument (musik). Gimana caranya instrument ini menghadirkan profit buat aku” ujar Andre saat ditemui di kediamannya di Banguntapan Bantul pada Rabu (21/08/2019).

Dia mengaku selama di bangku kuliah jurusan komunikasi banyak diajarkan bahwa segala sesuatu bisa membawa keuntungan. Tak hanya menguntungkan saja, bahkan bisa juga menjadi sebagai sumber pendapatan. Semuanya bergantung dari bagaimana cara mengkomunikasikan sesuatu tersebut seperti yang diajarkan dalam mata kuliahnya.

“Semuanya bisa menjadi uang. Tinggal bagaimana kamu mengkomunikasikannya dengan orang. Bagaimana kamu bicara dengan orang bahwa aku punya jasa, aku punya produk, aku punya nilai jual yang mungkin tidak semua orang punya. Nah itulah fungsi kuliahku” ujarnya.

Ilmu yang didapat semakin membantu mengangkat bisnisnya dalam soal branding maupun promosi. Mulanya Andre mengaku tdak berpikir bahwa jurusan ini akan membawa manfaat baginya. Malah justru mulanya dia memilih jurusan komunikasi hanya karena ingin waktu yang didapat cukup sela (luang) untuk menggarap bisnis yang sudah dijalankan sejak SMA.

“Waktu masuk ke komunikasi enggak (mikir soal bisnis). Aku malah pingin ngeband, aku pingin bisnis alat musik ini. supaya kuliahnya ringan pilih apa? Saat itu kayak gitu. Nggak tahu komunikasi itu apa” pungkas Andre.

Memutuskan memilih jurusan komunikasi tak membuat dirinya merasa bahwa sia-sia dan ingin menyerah. Ketika ditanya apakah dia membuat rencana, bahwa apakah menyesal dengan keputusan jurusan, dia mengaku tidak menyesal. Dia selalu berpikir positif bahwa setiap keputusan pastinya memiliki sangkut paut terhadap hidupnya.

“Kalu diplanning (memilih jurusan) sebenernya enggak. Aku orangnya positif thinking terus. Nggak pernah negatif thinking terhadap apa yang udah dijalanin. Nggak ada kata sia-sia buat aku. Jadi kalau udah jalan ya itu berarti memang harus dijalani. Ketika udah kecebur di komunikasi, gimana caranya aku berpikir harus digabungkan dong, harus sinkron dengan apa yang ku jalani tadi. Jadi tidak ada kata mubazir di situ” kenang Andre.

Salah satu usaha branding yang dilakukan Andre. Menggaet bassist band menggunakan produknya agar lebih dikenal. (foto: Istimewa)

Dia akhirnya menyadari bahwa pilihan mata kuliah yang diambilnya kemudian berdampak besar bagi kelangsungan usahanya. Dia menganggap itu sebagai daya tambahan yakni ketika bisnisnya yang dianggap seperti hobi ditambahkan dengan kemampuan komunikasi dari perkuliahan.

“Istilahnya ini double machine. Kalau diibaratkan ini kendaraan, pakai double machine” kata pria kelahiran tahun 1994 ini.

Dia mengaku setelah dia akhirnya menyadari bahwa ilmu kuliah tak selamanya mubazir, dia menyeleksi pilihan mata kuliah yang kira-kira akan memberikan pengetahuan baginya. Seleksi itu dia lakukan matang-matang saat membuat Kartu Rencana Studi (KRS). Berbagai pertimbangan dibuat apakan nantinya ilmu yang digunakan akan dipakai. Dari ilmu teori yang didapat dalam pelajaran, langsung dipraktekkan dalam bisnisnya. Salah satunya dalam hal branding dan pemasaran. “Pertama mem-branding diriku. Setelah mem-branding diriku, mem-branding (bisnis) instrumenku. Kuliah ini mensupport hobi” tegasnya lagi.

Inilah yang ingin dia tularkan pada anak muda lain bahwa tak selamanya ilmu kuliah mubazir. Dia justru beranggapan bahwa dari sekian banyak materi pasti tentunya akan ada yag bisa diaplikasikan dalam karier di masa depan. Yang perlu diubah hanya soal pemikiran bahwa pemilihan jurusan akan selalu berdampak pada pekerjaan terlepas dari tidak adanya materi yang secara eksplisit diajarkan. “Nggak ada kata nggak nyambung. Nggak ada kata mubazir. Dibuat gimana biar nyambung. Gimana caranya pasti ada yang berguna dari perkuliahan” ujar dia. (van)