News  

Transaksi Selama FKY 2019 Mencapai Rp 2,349 Miliar Lebih

Ketua Umum FKY 2019 Paksi Raras Alit (ketiga dari kiri) menyerahkan Panji FKY kepada Kepala Bidang Pemeliharaan dan Pengembangan Adat dan Tradisi, Lembaga Budaya dan Seni, Dinas Kebudayaan DIY Dra Yuliana Eni Lestari Rahayu pada acara penutupan FKY 2019 di Kampoeng Mataraman, Panggungharjo, Sewon, Bantul, DIY, Minggu (21/7/2019) malam. Foto : Official Dok FKY2019

BERNASNEWS.COM —Festival Kebudayaan Yogyakarta (FKY) 2019 memberi dampak positif dari sisi ekonomi. Hal ini dapat dilihat dari total transaksi keuangan selama FKY 2019 berlangsung 4-21 Juli 2019 yang mencapai Rp 2.349.747.300.

Jumlah ini berasal dari transaksi yang terjadi di 57 stan Pasar Seni yang mencapai Rp 470.539.800, transaksi di 90 stan Pasar Tiban yang digelar tiap akhir pekan sebesar Rp 61.044.500 dan transaksi di lebih dari 45 stan kuliner yang dikelola oleh Kampoeng Mataraman sebesar Rp 1.753.927.000. Selain itu, dari 4 kantong parkir motor dan 3 kantong parkir mobil di area Kampoeng Mataraman dan Telaga Julantoro menghasilkan Rp 64.236.000 bagi warga sekitar.

Menurut Ketua Umum FKY 2019 Paksi Raras Alit dalam laporan pertanggungjawaban pada penutupan FKY 2019 di Kampoeng Mataraman, Panggungharjo, Sewon, Bantul, Minggu (21/7/2019), FKY 2019 melibatkan lebih dari 4.000 pelaku seni dan berhasil mendatangkan pengunjung ke seluruh agenda FKY 2019 sebanyak 146.581 orang. Ini berarti diperkirakan lebih dari 8.600 pengunjung FKY per hari. “Ini apresiasi yang luar biasa dari masyarakat terhadap festival ‘baru’ ini,” kata Paksi Raras Alit.

Paksi Raras Alit berharap, FKY tetap menjadi acara yang bermanfaat bagi masyarakat Yogyakarta dan mampu memperkenalkan praktek kebudayaan yang terjadi ke seluruh Indonesia hingga luar negeri.

Ketua Umum FKY Paksi Raras Alit menyerahkan suvenir kepada Kepala Seksi Seni, Dinas Kebudayaan DIY Dra Purwiati (kedua dari kanan) pada penutupan FKY 2019, Minggu (21/7/2019). Foto : Official Dok FKY2019

Sebelum FKY 2019 ditutup yang ditandai dengan pidato pertangggungjawaban Ketua Umum FKY 2019 Paksi Raras Alit, FKY yang berlangsung pada 4-21 Juli 2019 dimeriahkan beragam kegiatan di area Kampoeng Mataraman dabn di Telaga Julantoro Panggungharjo, salah satunya workshop dry bag hasil pemanfaatan limbah vinyl bekas info peta lokasi venue FKY 2019 oleh The Trekkers.

Prosesi penutupan FKY 2019 sendiri baru dimulai pukul 19:30 WIB diawali dengan Tari Golek Ayun-ayun dan dipandu oleh duo MC, Gundhisos dan Annisa Hertami. Setelah pembacaan doa yang dipimpin Mas Kaum Junaedi, Lurah Panggungharjo Wahyudi Anggoro Hadi menyampaikan sambutan.

“Festival Kebudayaan Yogyakarta 2019 memberi kesempatan kepada seluruh warga Panggungharjo untuk menggali nilai-nilai lokal selama mungkin nyaris terlupakan, seperti toleransi, rembugan dan gotong-royong, dalam rangka menyelesaikan dan memecahkan permasalahan dan tantangan yang dihadapi selama pelaksanaan festival ini,” paparnya.

Proses penutupan FKY 2019 dilakukan secara resmi ditandai dengan penyerahan Panji FKY dari Ketua Umum FKY Paksi Raras Alit kepada Kepala Bidang Pemeliharaan dan Pengembangan Adat dan Tradisi, Lembaga Budaya dan Seni, Dinas Kebudayaan DIY Dra Yuliana Eni Lestari Rahayu, yang kemudian diserahkan kepada Kepala Seksi Seni, Dinas Kebudayaan DIY Dra Purwiati. Usai prosesi penutupan FKY 2019 secara simbolis tersebut, Dra Yuliana Eni Lestari Rahayu menyampaikan sambutan.

“Kami punya tugas besar dengan bantuan masyarakat Yogyakarta untuk memikirkan FKY ke depan akan dibawa ke mana. Kami berhara FKY menjadi ikon yang selalu dinanti masyarakat Yogyakarta setiap tahun,” ujarnya.

Acara kemudian dilanjutkan dengan penampilan musik yang diiringi canda-canda jenaka dari Srundeng ft Extravagongso di Panggung Gedhong Rembulan dan penampilan Guyon Waton di Panggung Telaga Julantoro. Kemeriahan di ajang penutupan FKY 2019 ini masih berlanjut dan makin menghangat dengan kehadiran Dangduters yang menghibur para penonton yang bertahan di area panggung Gedong Rembulan, Kampoeng Mataraman, Panggungharjo. Dangduters ini adalah sebagian seniman yang pernah melakukan lokakarya Wirasa dengan metode Sariswara di Museum Dewantara Kirti Griya pada 8 – 15 Juli 2019 dan dipresentasikan kepada umum pada 16 Juli 2019 di tempat yang sama. (lip)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *