bernasnews – Panasonic melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 10 ribu karyawan secara global. Simak penyebab utama, strategi restrukturisasi, dan fokus bisnis baru perusahaan elektronik raksasa asal Jepang ini.
PHK 10 Ribu Karyawan Panasonic
Panasonic menghadapi tekanan berat dari pasar global yang semakin kompetitif, terutama dalam industri elektronik dan energi.
Permintaan konsumen melemah di berbagai negara, termasuk Jepang dan Tiongkok, serta adanya pergeseran tren ke produk yang lebih hemat energi memaksa perusahaan untuk melakukan penyesuaian besar-besaran.
Skala dan Lokasi PHK
Panasonic mengumumkan akan memangkas sekitar 10.000 karyawan dari total 228.000 tenaga kerjanya di seluruh dunia.
Sekitar setengah dari PHK ini akan terjadi di Jepang, sementara sisanya tersebar di unit-unit bisnis luar negeri.
Keputusan ini diambil sebagai langkah strategis untuk menyederhanakan operasional dan memangkas biaya.
Penyebab Utama PHK Massal
Beberapa faktor kunci yang menyebabkan Panasonic melakukan PHK besar-besaran antara lain:
- Overstaffing di Beberapa Unit Bisnis
Divisi seperti Lifestyle (produk rumah tangga dan pendingin udara) dinilai kelebihan tenaga kerja di tengah permintaan yang menurun. - Tekanan untuk Efisiensi Operasional
Perusahaan menargetkan untuk memangkas biaya tetap dan meningkatkan margin keuntungan melalui konsolidasi dan otomatisasi. - Fokus Baru pada Energi dan Baterai EV
Panasonic tengah beralih fokus ke divisi energi yang lebih menguntungkan, khususnya produksi baterai untuk kendaraan listrik. - Kondisi Pasar yang Menantang
Ekonomi Tiongkok yang lesu serta inflasi global turut memengaruhi penjualan produk elektronik konsumen.
Dana dan Strategi Restrukturisasi
Untuk mendukung proses ini, Panasonic mengalokasikan dana sebesar 130 miliar yen (sekitar Rp13 triliun) untuk pembiayaan pensiun dini, relokasi tenaga kerja, dan pengembangan sistem efisiensi baru.
Hampir separuh dana ini difokuskan untuk divisi Lifestyle, yang menjadi salah satu penyumbang beban biaya tetap terbesar perusahaan.
Fokus Baru Panasonic: Energi dan Teknologi Hijau
Meski melakukan PHK, Panasonic justru memperkuat investasinya di sektor energi. Perusahaan menargetkan pertumbuhan laba sebesar 39% di segmen baterai EV dan sistem penyimpanan energi.
Produk mereka banyak digunakan oleh Tesla dan pabrikan otomotif besar lainnya.
Panasonic juga menjajaki kemitraan lebih luas dengan Mazda dan Subaru untuk memperkuat posisinya dalam rantai pasok kendaraan listrik global.
Dampak Jangka Pendek dan Panjang
Dalam jangka pendek, Panasonic memperkirakan laba operasi akan menurun sebesar 13% karena beban restrukturisasi.
Namun, untuk jangka panjang, perusahaan menargetkan peningkatan laba hingga 600 miliar yen pada 2027 dan Return on Equity (ROE) sebesar 10% pada 2029.
Komentar Pimpinan Perusahaan
CEO Panasonic, Yuki Kusumi, menyebut langkah ini sebagai keputusan sulit namun krusial untuk menjamin kelangsungan bisnis.
Ia menekankan pentingnya menjaga kesejahteraan karyawan terdampak serta mengutamakan inovasi dalam menghadapi tantangan industri.
Kesimpulan
PHK 10 ribu karyawan oleh Panasonic bukanlah semata-mata langkah pemangkasan, melainkan bagian dari transformasi besar perusahaan.
Ketika tekanan pasar dan perubahan arah industri menuntut efisiensi, Panasonic merespons dengan strategi yang mengarah pada bisnis berkelanjutan dan teknologi masa depan.
***