News  

Prevalensi Stunting Capai 18 Persen, BKKBN DIY Gencarkan 5 Program Prioritas di Gunungkidul

(Batik orange) Kepala BKKBN Perwakilan DIY, M Iqbal Apriansyah dan Wabup Gunungkidul, Joko Parwoto/Foto: Linangkung
(Batik orange) Kepala BKKBN Perwakilan DIY, M Iqbal Apriansyah dan Wabup Gunungkidul, Joko Parwoto/Foto: Linangkung

BERNASNEWS – Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) terus menggencarkan lima program prioritas di tahun 2025.

Tujuannya adalah mempercepat penurunan angka stunting dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM).

5 Program Prioritas di Gunungkidul

Kepala Perwakilan BKKBN DIY, Mohamad Iqbal Apriansyah, menyampaikan bahwa lima program prioritas BKKBN di antaranya adalah sebagai berikut.

  1. Pelayanan keluarga berencana yang berkualitas
  2. Penguatan perkembangan anak sejak dini
  3. Pencapaian generasi emas
  4. Dukungan terhadap Asta Cita Presiden dalam peningkatan SDM
  5. Pengurangan kemiskinan berbasis pendekatan keluarga

“Kunci keberhasilan pembangunan manusia dimulai dari keluarga. Karena itu, sinergi antara pemerintah pusat dan daerah sangat penting,” ujar Iqbal.

Fokus Utama

Ia menekankan bahwa salah satu fokus utama adalah percepatan penurunan angka stunting. Berdasarkan data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023, prevalensi stunting di DIY masih berada pada angka 18 persen.

Menurutnya, penurunan stunting harus menjadi gerakan bersama. Mereka menggagas berbagai pendekatan seperti Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (Genting).

Selain itu, mereka juga melakukan pendekatan pentahelix yang melibatkan berbagai unsur: pemerintah, dunia usaha, perguruan tinggi, masyarakat, dan media.

Iqbal juga memaparkan peran penyuluh KB dan program pendamping keluarga yang saat ini telah berjalan di seluruh kalurahan di Gunungkidul.

Terdapat 41 penyuluh KB yang aktif mendampingi masyarakat. Di sisi lain, BKKBN juga mendorong keterlibatan ayah dalam tumbuh kembang anak melalui Gerakan Teladan Ayah Indonesia.

“Kita ingin hadirkan komunitas keluarga yang saling mendukung dalam pengasuhan yang positif,” tegasnya.

Selain fokus pada anak dan keluarga muda, BKKBN juga menaruh perhatian pada kelompok lansia. DIY saat ini memiliki persentase lansia tertinggi di Indonesia, mencapai 16,6 persen dari total 3,8 juta jiwa penduduk.

“Sekitar 600 ribu jiwa adalah lansia. Saat ini sudah ada 21 sekolah lansia di DIY, dan kami ingin program ini diperluas hingga ke Gunungkidul,” ungkapnya.

Menanggapi paparan tersebut, Wakil Bupati Gunungkidul Joko Purnomo menyatakan kesiapan daerahnya untuk bersinergi. Ia menyebut stunting dan kemiskinan sebagai persoalan krusial di wilayahnya.

“Kami menyambut baik program BKKBN. Namun kami juga berharap ada ketelitian dalam pelaksanaan survei, karena sering kali data tidak sesuai dengan kondisi di lapangan. Saya siap turun langsung ke lapangan untuk memastikan validitas data dan efektivitas program,”ujar Joko.

Dalam kesempatan tersebut juga dilakukan penyerahan simbolis Dana Alokasi Khusus Bantuan Operasional Keluarga Berencana (DAK-BOKB) Tahun Anggaran 2025 dari Kepala Perwakilan BKKBN DIY kepada Wakil Bupati Gunungkidul.*** (Erl)