Tazbir Abdullah: Tokoh Pariwisata Jogja dengan Segudang Aktifitas, Begini Kiprahnya dalam Bidang Sastra

Tazbir Abdullah, tokoh pariwisata dan UMKM Jogja. (Foto: Dok. DPD IWOI Sleman)

bernasnews — Bagi wartawan atau jurnalis kawakan tentu kenal dengan seorang tokoh lejennya Jogja ini, ia adalah Tazbir Abdullah, seorang penulis puisi, mantan wartawan, berlatar belakang  hukum tata negara, setelah menyelesaikan tugas kedinasan baik sebagai Kepala Dinas Pariwisata DIY, dan berlanjut di Kementerian Pariwisata Republik Indonesia.

Kini Tazbir Abdullah atau sapaan akrabnya Pak Tazbir kembali ke Jogja, dan masih sama dengan segudang aktifitasnya baik dalam bidang sosial kemasyarakatan, komunitas, dan budaya. Salah satu aktifitas atau kegiatannya yang ditekuni adalah bidang kesastraan, utamanya puisi sebagai media refleksi sosial.

Salah satu karya puisi epiknya ditampilkan dalam acara Buka puasa Bersama perwakilan pengurus DPD Ikatan Wartawan Online Indonesia Kabupaten Sleman , bertempat di Narasa Restoran, Jalan Arimbi, Plumbon, Kapanewon Banguntapan, Kabupaten Bantul, DIY, Rabu sore (19/3/2025).

Dalam kesempatan itu, Tazbir Abdullah sharing pengalaman baik tentang kedinasan maupun Ide-Ide kreatifnya. Termasuk menulis sejumlah puisi yang menyoroti berbagai issu, diantaranya issu demokrasi, hak asasi manusia, dan pemerintahan yang bersih, bebas dari korupsi.

Tentang aktifitas baru nya sebagai Penulis Puisi, Tazbir mengungkapkan, bahwa pertama kali menulis puisi berjudul “Aku Terlanjur”, yang kemudian diikuti oleh beberapa karya lainnya.

“Beberapa puisinya bahkan mendapat perhatian dari para akademisi, termasuk seorang profesor yang memintanya untuk dipublikasikan di situs web tertentu,” terang Tazbir Abdullah, yang juga Anggota Dewan Pengawas IWO Indonesia Sleman.

“Saat pandemi lalu, seorang teman yang juga penyair meminta membacakan puisinya untuk dipromosikan, dari situ, saya mulai lebih aktif menulis sendiri dan membacakannya di berbagai momen,” imbuh tokoh humble itu.

Kini, puisi Pak Tazbir telah menjadi bagian dari berbagai kegiatan seremoni dan parade budaya, termasuk pembukaan pameran seni dan bunga. Salah satu puisi karya terbarunya, dengan judul “Negara dan Puasa”.

Menurutnya, puisi mengangkat tema korupsi dalam konteks bulan suci Ramadhan lantaran korupsi berakar pada ketidakmampuan menahan diri. “Hal ini bertolak belakang dengan nilai-nilai puasa yang mengajarkan pengendalian diri dan ketakwaan,” tegas Tazbir Abdullah.

Tazbir Abdullah (duduk kanan) foto bersama dengan perwakilan pengurus DPD Ikatan Wartawan Online Indonesia Kabupaten Sleman. (Foto: Dok. DPD IWOI Sleman)

Berikut cuplikan puisi dengan judul “Negara dan Puasa”, karya Tazbir Abdullah,”Indonesia negara besar, besar pula masalahnya,  rakyat sedang gusar, korupsi dimana-mana,

Kini Ramadhan pun tiba, Bulan kita berpuasa, semua berlomba-lomba memenuhi Perintah Yang Maha Kuasa.

Mohon selamatkan negeri ini dari aib besar bernama korupsi. Semoga melewati bulan suci, aib ini mampu kami kurangi. Ramadhan adalah jembatan yang akan melahirkan pribadi-pribadi yang fitri.

Dalam beberapa waktu terakhir, Tazbir juga aktif tampil di berbagai forum, Ia baru saja membacakan puisinya dalam event pameran anggrek dan akan kembali tampil kembali dalam sebuah pameran di Jalan Wonosari pada bulan April 2025 mendatang.

“Puisi bukan sekadar karya sastra, tetapi juga panggilan moral untuk membangun kesadaran kolektif. Juga bulan puasa adalah waktu yang tepat untuk introspeksi dan memperkuat komitmen melawan korupsi,” ujar pelaku pariwisata ini.

Dengan karya-karyan puisinya, Tazbir Abdullah pun berharap dapat menginspirasi lebih banyak orang untuk berani bersuara dan berkontribusi bagi perubahan yang lebih baik. (Nuning Harginingsih)