bernasnews — Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo terjun langsung mengunjungi Depo Sampah Purawisata, yang berlokasi di Jalan Brigjend Katamso, Yogyakarta, usai dibersihkan atau dikosongkan, Kamis (6/3/2025). Sebagai bentuk keseriusan Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta mempercepat penyelesaian permasalahan sampah di kota.
Langkah ini menjadi prioritas hingga libur Lebaran mendatang, terutama untuk menjaga kebersihan lingkungan di sekitar kawasan wisata. Saat ini, Depo Sampah Purawisata telah dibersihkan, dan harapannya tetap terjaga dengan baik.
“Depo yang ada di Jalan Brigjen Katamso ini, alhamdulilah sudah bersih ya. Nanti kalau dipakai untuk menaruh (sampah) lagi harapan saya tidak lagi sampai numpuk. Misalnya hanya satu, dua, atau tiga truk di sini (depo) segera dibawa keluar. Seperti itu kan bagus, jadi tidak menimbulkan dampak ke lingkungan,” kata Hasto Wardoyo, dikutip dari Portal Berita Pemerintah Kota Yogyakarta.
Wali Kota Yogyakarta menegaskan bahwa depo sampah tidak boleh menjadi tempat penumpukan yang berlarut-larut. Pihaknya berharap sampah yang masuk ke depo dapat segera diangkut ke tempat pembuangan akhir (TPA) atau dikelola dengan sistem yang lebih ramah lingkungan.
Hasto Wardoyo juga mengingatkan para petugas penjaga depo untuk selalu memastikan agar sampah tidak menumpuk dalam jumlah besar, sehingga kebersihan dan kenyamanan lingkungan tetap terjaga.
Kepala Bidang Pengelolaan Persampahan DLH Kota Yogyakarta Ahmad Haryoko mengemukakan bahwa pengosongan depo sampah dilakukan secara bertahap sesuai kuota yang diberikan oleh Balai DLHK.
“Kemarin kami telah mengosongkan Depo Kotabaru di dekat RRI, kemudian Depo Purawisata. Saat ini, sudah mulai berproses pengosongan di Depo Taman Sari. Selanjutnya Depo Ngasem, dan lokasi-lokasi lain yang berdekatan dengan tempat wisata akan dijadwalkan berikutnya,” beber Haryoko, dalam sebuah wawancara.
Lanjut Haryoko menjelaskan bahwa total sampah yang dialokasikan untuk dipindahkan ke TPST Piyungan mencapai 4.000 ton yang merupakan sampah tidur atau sampah yang telah lama mengendap di depo. Jumlah ini belum termasuk sampah harian yang terus bertambah setiap hari.
“Untuk sampah harian, kami lakukan di tempat pengolahan sampah milik Pemkot Yogyakarta yang terus beroperasi,” imbuhnya.
Pemkot Yogyakarta saat ini mengoperasikan empat Tempat Pengolahan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS 3R) di Nitikan, Kranon, Karangmiri, dan Siti Mulyo. Setiap TPS dilengkapi dengan mesin Gibrik dan RDF (Refuse Derived Fuel) untuk mengelola sampah secara lebih efektif.
Mesin RDF berperan dalam mengolah sampah menjadi bahan bakar alternatif, yang kemudian dimanfaatkan dalam industri semen. Proses ini merupakan hasil kerja sama antara Pemkot Yogyakarta dengan PT Solusi Bangun Indonesia (SBI) Cilacap.
“Sedangkan untuk penambahan incinerator masih berproses. Kami rasa saat ini, semua program pengelolaan sampah telah berjalan on the track (sesuai rencana), dan diharapkan dapat segera diselesaikan guna mendukung sistem pengelolaan sampah yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan,” pungkasnya. (ted)