bernasnews – Pemerintah Kabupaten Sleman bakal melakukan monitoring dan inspeksi mendadak (sidak) ke sejumlah wilayah menjelang bulan Ramadan tiba.
Wakil Bupati Sleman, Danang Maharsa mengatakan inspeksi ini dilakukan tak lepas karena masih sulitnya masyarakat dalam mendapatkan pasokan gas LPG 3 kilogram.
Rencananya monitoring dan sidak itu akan dilakukan besok dengan lokasi di beberapa SPBE dan restoran.
“Ini untuk memantau dan mengetahui akhir-akhir ini kelangkaan dan kesulitan distribusi gas 3 kilogram ini kepada masyarakat,” katanya dalam konferensi pers di Pendopo Parasamya Kompleks Kantor Bupati Sleman.
Danang tak menepis bahwa saat ini banyak stok gas di sejumlah warung pengecer kosong. Berkurangnya pasokan gas melon yang terjadi di bulan Februari ini merupakan dampak dari sejumlah faktor.
Awal kelangkaan gas LPG di Kabupaten Sleman ini juga dipengaruhi dari statement dari pemerintah beberapa waktu lalu tentang aturan pembelian gas 3 kilogram. Sebab biasanya masyarakat di Kabupaten Sleman ini membeli gas 3 kilogram di eceran.
“Waktu itu distop nggak boleh, jadi distribusinya sempat terhambat. Kalaupun eceran ini mau menjual, juga takut sanksi karena itu sudah disampaikan oleh pusat. Tapi ini sudah sedikiti membaik daripada awal itu yang membuat antrian masyarakat mengular. Jadi kita bisa simpulkan bahwa gas ini juga kebutuhan pokok masyarakat selain bahan-bahan pokok lainnya,” ungkap Danang.
Dia mengaku bahwa sudah melakukan koordinasi dengan jajarannya terkait pengggunaan gas 3 kilogram di restoran. Jika dalam sidak itu ditemukan restoran yang sekiranya mampu menggunakan gas bukan subsidi, maka pihaknya akan melakukan tindakan.
Melalui langkah itu, ungkap Danang, penggunaan gas 3 kilogram ini bisa lebih efektif dan tepat sasaran untuk masyarakat. Ia menilai, restoran yang menggunakan gas 3 kilogram apalagi restoran itu besar, hal itu tidak wajar.
“Nanti kita akan melakukan sidak kepada restoran yang kiranya itu dirasa mampu menggunakan gas besar dengan kilogram yang lebih besar, yang saat ini masih menggunakan gas 3 kilo, ini akan kami beri peringatan. Kemudian kita minta ganti gasnya,” ujar Danang.
Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Kabupaten Sleman, Haris Murtapa menambhakan jumlah alokasi kuota gas di Kabupaten Sleman tahun 2025 telah ditetapkan sebesar 47.675 metric ton atau sekira 15,8 juta tabung.
Jumlah kuota yang naik 14 persen dibanding tahun lalu itu dinilai lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di Sleman. Namun terhambatnya pasokan distribusi dari pusat ke daerah akibat cuaca buruk, menyebabkan stok gas di pasaran menipis.
Bahkan stok menipis ini tak hanya ukuran 3 kilogram saja melainkan untuk ukuran 5,5 kg maupun 12 kilogram.
“Kurang lebih sekitar seminggu ke depan ini InsyaAllah semuanya sudah kembali normal. Sekarang dalam tahap untuk stok di masing-masing pangkalan itu untuk dipenuhi semua. Jadi ini memang ada beberapa kemarin yang terlambat,” jelasnya.
Haris juga sudah meminta kepada masing-masing agen untuk pangkalan nakal agar diberikan sanksi. Bahkan sudah ada beberapa pangkalan yang diberikan sanksi.
“Namun demikian dari pangkalan juga ada beberapa alibi yang mengatakan bahwa ini kami lebih karena jatahnya untuk pengecer sehingga kelebihan ini akan diberikan kepada pengecernya. Jadi di pangkalan itu ada beberapa yang didistribusikan, pertama adalah untuk langsung kepada masyarakat, kedua untuk UMKM kecil itu langsung ambil ke pangkalan seperti penjual bakso, kemudian yang ketiga untuk pengecer tadi yang rata-rata dapat jatah sepuluh,” tandasnya. (lan)