News  

Dialog Bisnis RAPIMDA KADIN DIY 2024: Sinergi dan Akselerasi Event MICE di DIY

Para narasumber dan moderator Dialog Bisnis, bagian dari acara RAPIMDA KADIN DIY 2024. (Foto: Kiriman Y. Sri Susilo, Humas Rapimda KADIN DIY 2024)

bernasnews — Acara RAPIMDA KADIN DIY 2024 bertema “Sinergi dan Akselerasi: Mendorong Pencapaian Ketahanan Pangan, Penciptaan Lapangan Kerja, Pariwisata, dan Perumahan” diselenggarakan dengan sukses dan seremoni pembukaannya meriah, bertempat di Ruang Arjuna Lt2, Gedung Jogja Expo Center (JEC), Yogyakarta, Minggu (9/2/2025).

Pembukaan resmi acara tersebut dilakukan oleh Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X, di diampingi oleh Ketua Umum KADIN Indonesia Anindya Novyan Bakrie, dengan pemukulan gong bersama-sama keduanya.

Hadir dalam rapimda diantaranya Ketua Umum KADIN DIY, GKR Mangkubumi, serta jajaran pejabat Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) DIY, Penjabat Walikota dan Bupati se-DIY, Organisasi Perangkat Daerah (OPD) DIY.

Juga perwakilan KADIN daerah lain serta KADIN Kabupaten/Kota se-DIY, asosiasi dan himpunan usaha se-DIY, Dewan Penasehat dan Dewan Pertimbangan KADIN DIY, serta para sponsor yang mendukung acara ini.

Dalam acara Rapimda tersebut juga diselenggarakan “Dialog Bisnis” dengan menghadirkan narasumber Dr. Bisma Jatmika Tisnasasmita, ST, MM, Direktur Industri Pariwisata dan Kelembagaan Kepariwisataan, Badan Pelaksana Otorita Borobudur, Kementerian Pariwisata RI; Ni Made Dwipanti Indrayanti, S.T., M.T, Kepala BAPPEDA DIY; Prof. Dr. M. Suyanto, MM, Rektor AMIKOM, dan Usodo Sahid Nugrohoaditomo, Pemimpin Proyek Jasamarga Jogja Bawen.

“Narasumber yang lain adalah Dr. Bogat Agus Riyono, SE, Ak., MSA, Dosen FEB Unbraw Malang dan Dirut PT. Saraswanti Indoland Development, Tbk. Bertindak selaku moderator George Iwan Marantika, MBA, Wakil Ketua Umum Investasi dan Hubungan Luar Negeri KADIN DIY, dan Dr. Ronny Sugiantoro, MM., CH, Wartawan Senior/ Humas ISEI Cabang Yogyakarta,” jelas Humas Rapimda KADIN DIY 2024 Y. Sri Susilo, dalam keterangannya.

Suasana seremoni pemukulan gong oleh Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X bersama Ketua Umum KADIN Indonesia Anindya Novyan Bakrie. (Tedy Kartyadi/ bernasnews)

Sebagai pemapar pertama dalam diskusi, Bogat Agus Riyono mengemukakan bahwa banyak kebijakan yang telah dibuat, namun tidak sedikit yang kehilangan efektivitasnya di lapangan. Menurut Bogat, ibarat mantera tanpa tuah, kebijakan yang tidak dijalankan dengan strategi yang tepat hanya akan menjadi dokumen tanpa dampak nyata.

Selanjutnya Bogat berharap, kita perlu memastikan bahwa setiap kebijakan, terutama yang berkaitan dengan investasi dan pembangunan ekonomi, benar-benar memberikan manfaat jangka panjang dan berkelanjutan. “Peran Gubernur DIY sebagai dirijen pembangunan daerah sangat krusial,” tegas dia.

Menurut Bogat, dengan kepemimpinan yang visioner, beliau dapat mengorkestrasi berbagai pemangku kepentingan untuk mewujudkan DIY sebagai destinasi MICE kelas dunia. Namun hal tersebut tidak bisa hanya mengandalkan pendekatan supply side, yang sering kali masih menjadi pola perencanaan pemerintah.

“Kita harus beralih ke pendekatan demand-driven, yakni kebijakan yang benar-benar berbasis kebutuhan dan dinamika pasar,” harap Bogat AR, yang juga Wakil Ketua ISEI Cabang Yogyakarta.

“Saat ini, Perpres 88 Tahun 2024 tentang Rencana Induk Pariwisata Nasional telah ditetapkan, membuka peluang besar bagi DIY untuk memperkuat posisinya sebagai destinasi pariwisata unggulan, khususnya dalam sektor Meetings, Incentives, Conferences, and Exhibitions (MICE),” ungkap Bisma Jatmika Tisnasasmita.

Menurut Bisma, dengan adanya Master Plan Pariwisata senilai 500 juta USD dari World Bank, DIY memiliki momentum strategis untuk membangun ekosistem pariwisata yang lebih solid dan berdaya saing global. Namun, tanpa koordinasi yang kuat, investasi ini berisiko terbuang sia-sia.

Sementara itu, GKR Mangkubumi selaku Ketua Umum KADIN DIY juga menyampaikan harapannya agar pembangunan DIY memiliki master plan berbasis kawasan, yang lebih spesifik dan terintegrasi. Salah satu elemen penting dalam mewujudkan itu adalah dengan menjadikan kereta api sebagai moda transportasi utama di DIY.

“Dengan sistem transportasi yang tertata, kita dapat menciptakan rute wisata yang lebih efisien, membangun simpul-simpul pertumbuhan ekonomi, serta memperkuat posisi DIY sebagai Kota Warisan Dunia dengan makna yang lebih mendalam,” harap putri sulung Sultan HB X.

“Semua narasumber sepakat bahwa DIY membutuhkan helicopter view, pandangan dari ketinggian untuk memastikan perencanaan yang lebih komprehensif, integratif, dan berorientasi jangka Panjang,” jelas Tim Apriyanto selaku Koordinator Perangkum Dialog Bisnis.

“Dengan visi yang lebih luas, kita dapat memastikan bahwa setiap kebijakan tidak hanya sekadar mantera, tetapi memiliki tuah yang nyata bagi kemajuan DIY dan kesejahteraan masyarakatnya,” pungkasnya. (*/ ted)