News  

Ada Apa? Belum Semua Pedagang Pasar Menempati Gedung Pasar Kluwih yang Baru

Suasana saat buka pertama gedung Pasar Kluwih, Jalan Suryoputran, Kelurahan Panembahan, Kemantren Kraton, Yogyakarta. (Tedy Kartyadi/ bernasnews)

bernasnews — Para pedagang Pasar Kluwih Ngadikusuman yang semula membukan lapak dagangannya di pinggiran jalan Suryoputran, mereka telah berjualan di dalam bangunan gedung pasar yang baru mulai hari ini, Rabu pagi (5/2/2025).

Gedung baru Pasar Kluwih, dibangun oleh Pemerintah Kota Yogyakarta dengan pembiyaan dari APBD 2024 sebesar Rp 1,3 Miliar, berlokasi di Jalan Suryoputran, Kelurahan Panembahan, Kemantren Kraton, Kota Yogyakarta.

Revitalisasi pasar tersebut merupakan usulan masyarakat sekitar, yang bertujuan untuk meningkatkan kenyamanan, keamanan, dan memberikan fasilitas bagi para pedagang serta masyarakat sekitar. Juga memperkuat fungsi pasar sebagai pusat perekonomian lokal.  

Berdasar pengamatan bernasnews atas kali pertama gedung pasar difungsikan, dari sejumlah 33 pedagang yang tercatat belum semuanya mengisi tempat lapak seluas 2,4 meter yang disediakan oleh pengelola pasar. Bahkan masih ada pedagang pasar yang membuka lapak dagangannya di pinggiran jalan.

Suasana dalam gedung Pasar Kluwih Ngadikusuman, di Jalan Suryoputran, Rabu (5/2/2025). Foto: Tedy Kartyadi/ bernasnews.

Seorang pedagang pasar yang tidak mau disebut namanya kepada bernasnews mengungkapkan, bahwa ia cukup senang bisa berjualan di dalam gedung pasar sudah tidak perlu untuk memasang tenda lagi, tempatnya bersih, nyaman dan aman. “Namun juga ada susahnya karena tidak tersedia semacam loker atau almari untuk menyimpan dagangan. Jadi tentunya setiap buka harus otong-otong angkut ke mari,” ujar dia.

Sementara itu, dua ibu pelanggan Pasar Kluwih yang merupakan warga setempat Ibu Surya (62 tahun) dan Ibu Mulyani (59 tahun) warga dari luar Kampung Suryoputran mengatakan, bahwa jalan antar lapak untuk yang belanja dirasa kurang lebar sehingga sering terjadi adu bokong (pantat, red).

“Mungkin juga perlu untuk ditambahi beberapa kipas angin besar lantaran di dalam pasar terasa gerah sehingga berbelanja jadi kurang nyaman. Semoga saja hal ini dapat menjadi perhatian bagi pengelola pasar agar konsumen tidak berpindah ke pasar lain atau pedagang kembali berjualan di pinggir jalan,” ungkap Ibu Mulyani.

Hal itu juga dibenarkan oleh tokoh kampung setempat Muhammad Santoso yang ditemui saat membantu menertibkan parkir kendaraan pengunjung pasar. “Di dalam pasar apalagi banyak orang yang belanja memang jadi terasa tambah sumuk karena bangunan gedung pasar bisa dikatakan tertutup baik kanan, kiri dan belakang. Otomatis angin atau hembusan udara hanya dari depan,” bebernya.

Pihaknya juga mengimbau kepada warga yang mengatur parkir kendaraan untuk tidak memungut bea parkir seperti juru parkir pada umumnya. “Saya mengimbau pada warga yang bertugas membantu parkir pengunjung agar menyediakan kotak parkir suka rela sebab kerja membantu dengan didasari keikhlasan hasilnya akan menjadi berkah,” ucap dia.

Beberapa ibu-ibu warga kampung setempat pun menambahkan, bahwa persoalan parkir di sepanjang jalan terkait keberadaan pasar merupakan persoalan yang cukup krusial, mengingat jalan tersebut semakin padat untuk berlalulintas warga maupun wisatawan yang ke Kraton Yogyakarta.

“Juga adanya failitas milik negara yaitu kantor polsek dan asrama polisi. Jadi setelah para pedagang masuk ke dalam gedung pasar lantas jangan sampai pinggiran jalan dijadikan “garasi” mobil. Harus sesuai komitmen saat mengusulkan adanya pasar permanen,” harap mereka.

Penampakan zona basah yang berjualan daging dan ikan, di Gedung Pasar Kluwih. (Tedy Kartyadi/ bernasnews)

Terkait dengan mulai beroperasinya Pasar Kluwih, Lurah Panembahan RM. Murti Buntoro, SH, MIP saat dikonfirmasi mengatakan, bahwa Pemerintah Kota Yogyakarta dalam memberikan fasilitas seperti itu (gedung pasar) tentunya untuk bisa lebih tertata, aman, nyaman serta memudahkan proses transaksional secara cepat.

“Itupun tidak lepas dari peran masyarakat di sekitarnya dalam melakukan penataan secara tertib dan tidak mengganggu fasilitas lainnya,” ujar Lurah Panembahan.

Pasar Kluwih dilengkapi dengan berbagai fasilitas modern, seperti area parkir yang lebih luas, toilet pria dan wanita, kamar mandi ramah difabel, kantor pengelola, ruang dagang yang tertata rapi, serta penerangan yang memadai.

Selain itu, fasilitas lainnya yang telah disediakan meliputi lahan dasaran bagi pedagang, Saluran Air Limbah (SAL), area parkir yang lebih luas, gazebo untuk tempat istirahat pengunjung, toilet yang ramah difabel, serta jalur yang nyaman untuk berbelanja. 

Terdapat dua zona utama yang ada di Pasar Kluwih. Dimana setiap lapak memiliki luas 2,4 meter. Dua zona tersebut diantaranya zona basah yang menjual  daging, sayuran, dan buah-buahan. Juga ada zona kering yang menjual jajanan pasar, sembako, dan pakaian. (ted)