bernasnews — Buku adalah jendela dunia, kata bijak yang mengungkapkan pentingnya buku sebagai sumber ilmu masih tetap relevan di masa kini, meskipun era internet juga bisa mengambil peran pengganti sebagai sumber dari ilmu. Hanya saja terkadang keabsahan dan keakuratan bersumber internet sering diragukan.
Buku menjadi sebuah kebutuhan bagi siapa saja yang ingin menambah ilmu maupun wawasan dalam berpikir sehingga Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta pun setiap tahun merasa perlu untuk menambah koleksi buku baru di Perpustakaan Kota Yogyakarta.
Pemkot Yogyakarta melalui Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Yogyakarta menambah 1.517 judul buku baru. Penambahan koleksi buku baru di Perpustakaan Kota Yogyakarta itu adalah sebagai salah satu upaya untuk menarik minat baca masyarakat.
Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Yogyakarta Afia Rosdiana mengemukakan pada tahun 2024 ada penambahan buku baru sebanyak 1.517 judul dengan jumlah 1.786 eksemplar. Selain itu ada tambahan buku baru sebanyak 824 judul, dengan jumlah 1.710 eksemplar dari Dana Alokasi Khusus (DAK) APBN.
“Teknis realisasinya diadakan tiap bulan supaya dapat di-update dengan buku terbitan baru. Tiap bulan ada penambahan lantaran namanya buku, ada yang baru. Kalau kita tidak tiap bulan beli buku baru, nanti ketinggalan,” kata Afia, Selasa (14/1/2025), dilansir dari Porta Berita Pemerintah Kota Yogyakarta.
Perpustakaan Kota Yogyakarta memiliki koleksi sekitar 33.000 judul buku dengan jumlah sekitar 53.000 eksemplar. Jenis-jenis buku ada fiksi sastra, nonfiksi di antaranya seperti ilmu terapan, sains dan ilmu khusus. Ada jenis fiksi dan nonfiksi. “Pada akhir tahun 2024 juga ada penambahan sekitar 1.000 buku dari Perpustakaan Nasional,” imbuh Afia.
“Karena kita perpustaakan umum semua jenis klasifiksi buku ada. Tapi yang paling banyak diminati pemustaka adalah buku fiksi seperti novel,”lanjut dia.
Koleksi buku-buku Perpustakaan Kota Yogyakarta juga bisa diakses secara online melalui handphone android pada aplikasi layanan e-YK. Layanan secara online itu membuat masyarakat bisa mengakses buku digital kapan pun dan di mana pun. Meski demikian tidak semua koleksi buku fisik Perpustakaan Kota Yogyakarta bisa diakses di e-YK karena jumlah koleksinya berbeda. Afia menyebut jumlah koleksi buku di aplikasi e-YK sekitar 3.000 judul.
“Koleksi di e-YK tidak sama dengan buku offline. Untuk mengakses buku di e-YK cukup mendaftar akun. Pengunjung e-YK juga banyak. Ada sekitar 400 buku tiap bulan yang dipinjam di e-YK,” ungkap Afia.
Perpustakaan Kota Yogyakarta juga cukup ramah bagi penyandang disabilitas, terutama tuna netra. Hal itu dibuktikan dengan penyediaan koleksi buku braille di Perpustakaan Kota Yogyakarta seperti di Kotabaru yang ditempatkan di lantai bawah. “Ada sekitar 155 judul dengan jumlah 268 eksemplar,” terang Afia.
“Koleksi buku braille kebanyakan buku fiksi dan majalah. Koleksi buku braille hanya untuk dibaca di tempat (Perpustakaan Kota Yogya),” imbuhnya.
Menurut Afia, tingkat gemar membaca Kota Yogyakarta tinggi. Adapun indeks pembangunan literasi masyarakat (IPLM) Kota Yogyakarta tahun 2024 berada di angka 79,99. Ada 7 komponen yang diukur dalam indeks pembangunan literasi masyarakat antara lain pemerataan layanan perpustakaan, ketercukupan koleksi tenaga perpustakaan serta tingkat kunjungan masyarakat.
“Kami juga mengadakan berbagai kegiatan di perpustakaan seperti diskusi buku dan literasi terapan supaya masyarakat ada minat membaca,” pungkas Afia. (ted)