bernasnews — Pemandian air panas umbul Banyu Roso terletak di Tempuran, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Pemandian air panas buka 24 jam. Jumat 14 Desember 2024 Jam satu dini hari saat penulis sampai pelataran parkir suasana lenggang tidak banyak pengunjung. Hanya ada beberapa mobil pribadi dan bus.
Tempat parkir lebih tinggi sedikit dari jalan masuk lokasi. Saat pengunjung mau menuju pemandian jalan agak menurun barulah sampai di loket pintu masuk dengan membayar 10 ribu rupiah. Dari loket pintu masuk menuruni tangga semen berkelok dengan ketinggian sekitar 5 meter baru sampai pemandian utama. Ikon pemandian air panas umbul Banyu Roso berupa patung Gajah.
Pada kolam pemandian utama terdapat patung gajah lebih besar dari patung gajah kolam pemandian yang lain. Patung gajah pada kolam utama mempunyai tiga kepala dan tiga belalai yang memancarkan air panas. Semprotan air panas melalui belalai yang dimanfaatkan pengunjung sebagai sarana pemijatan refleksi alami.
Disebelah kolam pemandian utama terdapat juga kolam pemandian tidak seluas kolam utama. Juga terdapat patung gajah dengan semburan air lewat belalainya. Kedua kolam berada di teras pertama. Pada teras bawah ada tiga kolam pemandian. Kolam agak kecil terdapat perosotan untuk dewasa terdapat juga patung gajah . Terdapat kolam yg lebih luas dari kolam utama teras pertama. Kolam tersebut bisa disebut watter boom. Terdapat tujuh pancuran, prosotan untuk anak-anak, juga ember tumpah.
Pemandian yang malam itu terlihat lebih banyak pengunjungnya memanfaatkan sensasi air panas. Di sisi kolam pemandian berjejer meja kursi dipakai untuk duduk, juga dipakai meletakan makanan dan minuman. Di setiap teras juga disediakan kamar mandi dalam jumlah yang memadai.
Salah satu pengunjung dari Yogyakarta sebut saja nama Pak Bejo, beserta rombongan satu bus pingin merasakan mandi air panas alami yang menurut cerita bisa mengobati berbagai penyakit. “Saya mengalami pegal pegal di persendian. Semoga nanti setelah mandi di air panas bisa berkurang atau harapanya bisa sembuh total,” harap Bejo.
Begitu pula yang diharapkan bu Parjiyem istri dari pak Bejo. Ketika ditanya penulis kenapa memilih datang pada dini hari. Jawaban mereka selain menurut informasi kalo jam satu dini hari relatif sepi pengunjung. Juga dikatakan bahwa tadi mereka usai ziarah ke makam Aulia di Gunung Empring.
“Sekalian memanfaatkan perjalanan pulang ke Jogja, sekalian merasakan mandi air panas alami mengharap kesembuhan penyakit pegal pegal,” ujar Parjiyem.
Awang Kurniawan owner Percetakan Alief Kranggan, Jogotirto, Berbah juga mencoba merasakan pijatan pancuran air hangat. “Sudah sampai di sini sekalian berendam di kolam air panas. Supaya otot-otot pada melemas menghilangkan penat rutinitas kerja,”ucap Awang yang juga satu rombongan dengan pak Bejo.
Menurut Siti Barokah yang buka warung minum dan camilan dekat tempat parkir menceritakan bahwa dirinya berjualan di komplek ini sejak dibukanya pemandian umbul Banyu Roso empat tahun silam. Warung buka 24 jam gantian dengan adiknya.
Siti mengatakan bahwa didekat umbul Banyu Roso sebenarnya ada belik mata air namanya Ngasinan. Menurut cerita turun temurun konon mata air Ngasinan dibikin oleh prajuritnya Pangeran Diponegoro pada masa perang Jawa sekitar tahun 1825.
“Air panas Ngasinan sejak dahulu kala dipercayai bisa menyembuhkan berbagai penyakit terutama penyakit kulit. Sampai sekarang masih banyak yang mandi di Ngasinan berharap kesembuhan Penyakit,”cerita Siti.
Sayangnya jalan masuk pemandian Umbul Banyu Roso dari jalan utama Tempuran Borobudur sepanjang 1,5 km sempit dan berliku. Kondisi jalan juga tidak bagus. Mobil tidak bisa simpangan harus ada yang mengalah. Apalagi kalau berkunjungnya pada malam atau dini hari. Kendaraan terutama bus harus ada tim pengawal mengamankan jalan. Pengawal tersebut merupakan warga sekitar dengan memberikan imbalan uang. Besarnya upah tergantung hasil negosiasi. (nun/ Kusnadi, KIM Berbah)